Bullying

Kasus Bullying Putra Hotmaida Manalu Dapat Perhatian Kemensos RI, Minta Pendampingan Medis Mumpuni

Hotmaida Manalu, orangtua remaja berinisial GRH (13) yang menjadi korban perundungan asal Kecamatan Bandar Khalipah, Sergai.

TRIBUN MEDAN via Tim Sentra Bahagia Medan/HO
Hotmaida Manalu (kiri), Ibu GRH bocah korban perundungan asal Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Sergai saat ditemui tim unit Kemensos RI Sentra Bahagia Medan, di Rumah Singgah, RS Adam Malik, Medan, Jumat (25/11/2023) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hotmaida Manalu, orangtua remaja berinisial GRH (13) yang menjadi korban perundungan asal Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), berharap sang anak mendapat penanganan medis yang mumpuni.

Hal itu diungkapkan Hotmaida Manalu pasca mendapat bantuan dan atensi Kementerian Sosial (Kemensos) RI melalui unit Sentra Bahagia Medan, baru-baru ini.

"Saya sebagai orangtua, sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan tersebut. Karena sudah ada bantuan ini, saya berharap anak saya bisa mendapatkan penanganan medis yang lebih baik. Biar sembuh," katanya saat dihubungi Tribun Medan, Senin (4/12/2023).

Hotmaida meminta, Sentra Bahagia Medan tetap memantau perkembangan sang anak. Termasuk memberikan pendampingan psikologi, psikososial, dan advokasi pendidikannya.

Hotmaida mengungkap, sebagai orangtua tunggal, dirinya masih kebingungan. Pasalnya, ia mesti mendampingi GRH yang sedang dirawat di RS Adam Malik Medan dan sekaligus merawat lima anaknya di Sergai.

"Saya minta tolong atas kesusahan saya yang engga bisa ngapa-ngapain. Tolong keluhan saya ini ke pusat. Anakku juga udah dua bulan uang sekolahnya belum kebayar sama tunggakan yang lainnya. Dari segi materi saya kewalahan gak bisa memadai kebutuhan," ujarnya.

Ia menjelaskan, karena sedang mendampingi GRH di RS Adam Malik Medan, dirinya sudah 3 bulan tidak berjumpa dengan anaknya yang lain di kampung. Mau tidak mau, proses ini mesti ia jalani demi kesembuhan sang anak.

"Rencananya mau pulang kampung tanggal 6 ini. Karena udah 3 bulan belum pernah pulang, kumpul buat anak-anakku yang lainnya. Tetapi sekarang ini anak saya (GRH) lagi rawat inap," ucap Hotmaida.

Hotmaida juga mengatakan, dirinya sempat mendapatkan tawaran untuk tinggal sementara di kawasan Pancing, Medan dari Sentra Bahagia Medan. Hanya saja hal itu belum ia terima mengingat GRH masih dirawat.

Sementara itu Kepala Sentra Bahagia Medan Iman Imaduddin Hamdan menyebut, pendampingan yang dilakukan oleh pihaknya bakal dilakukan satu paket. Artinya, tidak hanya memantau kondisi kesehatan GRH saja.

"Pasca nanti pendampingan medis, kita juga siap menyediakan tempat perlindungan sementara. Jadi di situ, sentra kami ini nanti pasca GRH pemulihan sebelum pulang ke Sergai, kita akan tempatkan di situ," ujarnya.

"Sambil nanti diberikan kebutuhannya secara psikologis. Kemudian juga dipantau kesehatannya dan kebutuhan sehari-hari. Ya, diantar makanannya dan diatur gizinya. Paling tidak nanti kita bisa kontrol," ucap Iman lagi.

Sebelumnya diberitakan Tribun Medan, Kisah pilu dialami seorang pelajar berinisal GRH (13) asal Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang menjadi korban bullying di sekolahnya.

Ia diduga telah sering mendapat perundungan dari sejumlah teman sekolahnya. Sepulang sekolah ditunggui lalu dipukuli. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya pembekuan darah di bagian kepala dan dirawat selama setahun.

Meski berkali-kali menjadi korban bullying, GRH tak pernah mengadu kepada ibunya, Hotmaida Manalu yang menjadi orangtua tunggal.

(cr12/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved