Gunung Marapi di Sumbar Erupsi

Kesaksian Fadli, Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Dihujani Batu, Kaki dan Jari Patah

Saat itu, ia bersama dengan 17 rekan lainnya terkejut mendengar suara gemuruh yang berasal dari dalam kawah gunung.

Editor: Satia
BBC Indonesia
Muhammad Fadli Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi Sumbar 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Muhammad Fadli, satu di antara korban erupsi Gunung Marapi selamat menceritakan suasan mencekam saat terjadinya letusan.

Saat itu, ia bersama dengan 17 rekan lainnya terkejut mendengar suara gemuruh yang berasal dari dalam kawah gunung.

Di ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl), pria 20 tahun ini bersama dengan rekan-rekannya mencari tempat berlindung, saat gemuruh dari kawah terdengar. 

Baca juga: Ketua PDIP Sumut Bawa 1 Ton Beras, 200 Kg Gula , 200 Liter Migor untuk Korban Longsor Simangulampe

Gemuruh dari kawah Gunung Marapi serta guncangan pada Minggu siang (03/12), membuat Muhammad Fadli dan 17 rekannya terkejut.

Dari bebatuan cadas, ia bersama dengan belasan rekan lain berlindung dari hal yang tidak diinginkan.

"Saat mendengar gemuruh dan merasakan guncangan itu, saya langsung bersembunyi bersama tiga teman saya," kata Fadli di RSUD Padang Panjang saat ditemui wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (04/12).

Suara gemuruh ini hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi.

Saat bersembunyi di balik batu, ia melihat batu berukuran kepalan tinju orang dewasa melayang-layang.

"Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah," katanya.

Baca juga: Plt Bupati Langkat Hadiri Final Turnamen Voli Putri, Tim Aspol Raih Juara Pertama

Batu selanjutnya kemudian mendarat di bagian kaki kiri Fadli, yang membuat tulangnya patah.

Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit.

Lalu asap hitam dan debu pekat membekap mata Fadli. Ia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.

"Saat itu kami tetap bersembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain," lanjutnya.

Di tengah situasi asap hitam dan debu disertai hujan batu, Fadli yang saat itu masih bersama tiga rekannya, perlahan-lahan bergerak turun.

Mereka berusaha menghindari awan panas.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved