Tekanan Inflasi Cenderung Meningkat Jelang Nataru

Peningkatan aktivitas dan permintaan masyarakat menjadi faktor pendorong terjadinya kenaikan harga komoditas.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Eti Wahyuni
Tribun Medan/HO
High Level Meeting TPID Kabupaten Simalungun di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar, Kamis (7/12/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Simalungun menyelenggarakan High Level Meeting TPID di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar.

Rapat koordinasi ini dilakukan mengingat potensi tekanan inflasi cenderung meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia.

Peningkatan aktivitas dan permintaan masyarakat menjadi faktor pendorong terjadinya kenaikan harga komoditas pada periode tersebut. Termasuk di Kota Pematang Siantar yang dapat menjadi refleksi bagi pergerakan harga di wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun.

Pada rapat ini, Pemkab Simalungun diwakili Wakil Bupati Simalungun, Zonny Waldi, diikuti berbagai unsur strategis pengendalian inflasi diantaranya Bank Indonesia (BI), Kepolisian, Bulog, berbagai Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Simalungun, pelaku usaha, dan lainnya.

Baca juga: Jelang Nataru Dinkes Sumut Akan Lakukan Pengawasan Makanan dan Minuman, Berikut Sasarannya

Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderugan peningkatan inflasi di Kota Pematang Siantar terjadi pada bulan Desember. Untuk itu, diperlukan berbagai inisiatif guna mengantisipasi munculnya kondisi tidak normal. Salah satu antisipasi yang diperlukan adalah, ketersediaan informasi terkini akan menjadi dasar penetapan kebijakan.

“Menghadapi kondisi akhir tahun yang rentan inflasi, masyarakat perlu menyikapinya dengan belanja bijak, belanja sesuai kebutuhan bukan keinginan, tidak menimbun barang, dan menghindari sikap konsumtif berlebihan," kata Zonny Waldi.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Pematang Siantar, Abdul Haris mengatakan, selain imbauan untuk belanja bijak, beberapa inisiatif yang perlu untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Simalungun menjelang Nataru dan periode lainnya, seperti percepatan periode tanam, pemanfaatan lahan rawa, dan optimalisasi sumur bor.

“Bahwa penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di daerah harus terus disinergikan dalam rangka pengendalian inflasi. Inflasi kota Pematang Siantar yang terjaga pada rentang 3,0 perse ± 1 persen di tahun 2023 tidak lepas dari kerjasama dan dukungan masing-masing TPID di daerah," kata Haris.
Diakui Haris, pemberian dukungan produksi kepada Petani terus dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari kondisi curah hujan tinggi periode bulan Desember 2023.

Tidak kalah pentingnya, diperlukan penilaian lebih lanjut terkait bagaimana perkembangan infrastruktur irigasi di Kabupaten Simalungun termasuk kecukupannya dalam suplai pengairan di sektor pertanian di Simalungun.

Keterlibatan efektif dari seluruh perangkat daerah untuk mendukung realisasi APBD juga merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi dari aspek anggaran. Penetapan belanja dan pendapatan yang seimbang dapat mencegah ketidakstabilan ekonomi yang mampu memicu inflasi.

Bank Indonesia menilai, realisasi APBD yang tepat memungkinkan pemerintah mengalokasikan dana pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, penguatan pengendalian inflasi di daerah perlu dilakukan baik dari sisi permintaan maupun penawaran.

"Langkah-langkah konkret penguatan tersebut yaitu mendukung ketahanan pangan nasional, menjaga daya beli, serta pemulihan ekonomi nasional melalui optimalisasi operasi pasar (pasar murah); penguatan ketahanan komoditas pangan strategis," kata Haris.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved