Tribun Wiki
Mengenal Kesenian Didong pada Suku Gayo di Aceh Tengah
Masyarakat suku Gayo di Kabupaten Aceh Tengah punya sebuah kesenian didong yang biasa ditampilkan secara berkelompok
TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat suku Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh punya satu kesenian bernama didong.
Menurut informasi di laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, kesenian didong ini berisi tarian, vokal dan sastra.
Ada yang berpendapat, bahwa kata didong mendekati pengertian kata "denang" atau "donang" yang artinya "nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati, atau bersama-sama dengan bunyi-bunyian".
Baca juga: Tradisi Anta Mangaji pada Etnis Aneuk Jamee di Aceh
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa Didong berasal dari kata "din" dan "dong".
"Din" berarti Agama dan "dong" berarti dakwah.
Dalam pelaksanaannya, kesenian didong didadakan di tempat yang luas.
Bisa dilakukan di halaman rumah atau di atas pentas.
Didong dipertunjukkan oleh dua kelompok, masing-masing berjumlah 20 sampai 23 orang.
Baca juga: Bahasa Jamee, Akulturasi Suku Minangkabau yang Bermigrasi ke Pesisir Barat Aceh
Satu kelompok kesenian didong biasanya terdiri dari para ceh" dan anggota lainnya yang disebut dengan "penunung".
Jumlahnya dapat mencapai 30 orang, yang terdiri atas 4-5 orang ceh dan sisanya adalah penunung.
Ceh adalah orang harus mampu menciptakan puisi-puisi dan mampu menyanyi.
Penguasaan terhadap lagu-lagu juga diperlukan karena saw lagu belum tentu cocok dengan karya sastra yang berbeda.
Anggota kelompok didong ini umumnya adalah laki-laki dewasa.
Baca juga: Tradisi Upacara Mbengket Beges pada Suku Pakpak saat Mendirikan Rumah
Peralatan yang dipergunakan pada mulanya bantal (tepukan bantal) dan tangan (tepukan tangan dari para pemainnya).
Namun, dalam perkembangan ada juga yang menggunakan seruling, harmonika, dan alat musik lainnya yang disisipi dengan gerak pengiring yang relatif sederhana, yaitu menggerakkan badan ke depan atau ke samping.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.