TKD Meningkat untuk Gaji PPPK hingga Stunting, Penyerahan DIPA melalui Proses Digitalisasi

Selain itu, sinergi kebijakan fiskal pusat dan daerah serta harmonisasi belanja pusat dan daerah terus diperbaiki.

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/HO
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara Hassanudin saat diwawancarai di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (13/12/2023). Hassanudin mengatakan pihaknya masih menunggu hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan beberapa kepala daerah soal masa jabatan yang berakhir Desember 2023. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hasanuddin didampingi Kepala Kanwil DJPb Sumut Syaiful, menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan daftar alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran (TA) 2023 secara digital di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Rabu (13/12/2023).

TKD lingkup Sumut tahun 2024 dialokasikan sebesar Rp 44,13 triliun, meningkat 6,3 persen dibandingkan APBN 2023.

Pj Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, peningkatan tersebut untuk mendukung penggajian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) daerah terutama guru dan tenaga kesehatan, meningkatkan pelayanan publik di daerah, mendukung operasional sekolah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan pendidikan kesetaraan, serta untuk menangani kemiskinan ekstrem dan stunting.

"Selain itu, sinergi kebijakan fiskal pusat dan daerah serta harmonisasi belanja pusat dan daerah terus diperbaiki dan ditingkatkan dari tahap perencanaan hingga penganggaran regional dan penguatan intervensi belanja di daerah," ujarnya.

Baca juga: Terima DIPA dan TKD dari Presiden RI, Pj Gubernur Sumut Minta OPD Percepat Realisasi Anggaran

Dikatakannya, terdapat perbedaan penyerahaan DIPA tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, DIPA diserahkan melalui proses digitalisasi perencanaan penganggaran melalui proses penandatanganan DIPA secara elektronik.

"Ini menyederhanakan proses bisnis pengesahan DIPA dari semula proses manual 12 tahap menjadi empat tahap menggunakan aplikasi SAKTI," ungkapnya.

Hassanudin menyebut, kinerja ekonomi Provinsi Sumut terjaga baik dengan pertumbuhan sekitar 4,94 persen (y-on-y) dan inflasi terjaga rendah dan stabil.

"Kita masih terus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap inflasi agar tetap berada pada porsi yang stabil," katanya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Direktorat Perbendaharaan (DJPb) Sumut, Syaiful mengatakan, penerapan penandatanganan DIPA secara elektronik melalui tanda tangan elektronik tersertifikasi ini merupakan upaya penjaminan kenirsangkalan sumber daya terkait data dan informasi.

"Ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)," ungkapnya.

Ia berharap DIPA Satuan Kerja dan Daftar Alokasi TKD tahun 2024 dapat segera ditindaklanjuti agar APBN dan APBD 2024 dapat dilaksanakan segera di awal tahun.

"Sehingga masyarakat dan perekonomian dapat merasakan manfaatnya langsung. Selain itu, tidak lupa juga untuk menjaga kualitas belanja, perkuat sinergi dan harmonisasi kebijakan APBD dengan APBN, antisipasi ketidakpastian melalui automatic adjustment, dan yang paling penting jaga integritas dan tata kelola sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat," pungkasnya.

Serapan Anggaran Masih 76 Persen

Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Sumut jelang akhir tahun 2023 berada di angka 76 persen.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, jumlah serapan anggaran ini disebabkan masih adanya proyek fisik yang belum selesai.

"Serapan secara APBN disampaikan 89, 12 persen. Untuk provinsi sendiri sampai saat sekarang sudah 76 persen. Namun sisa waktu yang ada karena ada beberapa pekerjaan di akhir tahun itu memang biasa. Secara fisik sudah finishing," ujar Hassanudin usai penyerahan DIPA dan TKD tahun 2024 di hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (13/12/2023).

Dikatakan Hassanudin, hingga akhir Desember nanti pihaknya mengusahakan serapan anggaran bisa tercapai maksimal.

"Serapan anggaran administrasinya yang masih belum rampung, karena kita harus akuntabilitas sehingga kita harus cermat melaksanakan tahapan ini. Diharapkan pada sisa waktu yang ada ini bisa kita mencapai targetnya karena itu adalah laju pertumbuhan kita dan pencapaian pekerjaan kita," katanya.

Menurut Hassanudin, banyaknya program Pemprov Sumut di tahun 2023 bukan menjadi alasan serapan anggaran belum selesai hingga akhir tahun. Ia mengatakan, dengan banyaknya program maka anggaran lebih cepat terserap.

"Banyaknya kegiatan justru daya serap akan semakin. Dengaan banyaknya kegiatan maka kita membantu pertumbuhan ekonomi stabil," tuturnya.

Terkait apakah ada kaitannya proyek Rp 2,7 triliun terhadap serapan anggaran Pemprov Sumut, Hassanudin enggan menyampaikaan secara rinci. Ia mengaku pekerjaan fisik tersebut sudah berjalan semestinya.
"Semua kita evaluasi, semua on the track nanti pada saatnya kita akan lihat," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved