Minta Mahar Dikembalikan karena Istrinya Minggat, Pria Ini Malah Dipukuli Keluarga Sang Istri

TRIBUN-MEDAN.com – Perseteruan keluarga karena mahar memang masih marak terjadi seperti kejadian pria dipukuli keluarga istri saat minta kembalikan mahar.

Momen pria dipukuli keluarga istri saat minta kembalikan mahar itu sempat direkam oleh warganet dan seketika menjadi buah bibir setelah beredar di media sosial.

Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn Sabtu (16/12/2023), kasus pria dipukuli keluarga istri saat minta kembalikan mahar itu terjadi di Tiongkok.

Seperti yang diketahui, mahar memang menjadi isu yang menyebabkan stres bagi banyak keluarga di Tiongkok.

Di mana, untuk dapat menikahkan anak laki-laki, pihak keluarga bisa sampai terlilit hutang karena besarnya mahar yang harus disiapkan.

Bahkan tak jarang anak laki-laki tidak bisa menikah karena tidak mampu membayar mahar.

Baru-baru ini, seorang warganet Tiongkok merekam adegan sebuah keluarga bertengkar soal mahar hanya 3 bulan setelah pasangan tersebut menikah.

Pasangan itu diketahui bertemu pada kencan buta.

Setelah menjalin hubungan asmara, mereka memutuskan untuk menikah.

Secara khusus, syarat untuk menikah adalah mahar sebesar 280 ribu yuan (sekitar Rp 600 juta) tunai ditambah 5 tael emas,rumah, mobil dan lainnya.

Jika ditotalkan semuanya bernilai hampir satu juta yuan (sekitar Rp 2,1 miliar).

Setelah menikah, istri mulai menimbulkan masalah dan konflik antara pasutri baru itu menjadi semakin serius.

Kurang dari sebulan kemudian, sang istri memutuskan untuk pergi dan kembali tinggal bersama neneknya.

Dengan begitu, sang suami pun pergi untuk menjemput istrinya, namun sang istri tegas tidak mau pulang bersamanya.

Setelah itu, kedua belah pihak terus melakukan negosiasi namun tidak menemukan titik temu.

Keluarga mempelai pria merasa dirugikan karena sikap menantunya yang tidak ingin berdamai.

Akhirnya mereka meminta untuk mengembalikan mahar, namun diabaikan.

Setelah itu, keluarga mempelai pria langsung mendatangi keluarga mempelai wanita untuk membicarakan masalah tersebut secara terbuka.

Mereka ingin sang istri pulang bersama suaminya untuk tinggal bersama atau mengembalikan mas kawin.

Permintaan sang suami ini dinilai wajar karena meski keduanya sudah menikah, namun baru 1 bulan bersama, jika tak mau melanjutkan pernikahan sebaiknya uang dikembalikan.

Tanpa diduga, segalanya menjadi sangat berbeda dari yang diharapkan.

Keluarga gadis itu malah memanfaatkan kenyataan bahwa mereka ada di rumah mereka dan berbicara dengan sangat arogan.

Hal itu membuat kedua belah pihak dengan cepat mengalami konflik dan bentrokan.

Orang lain yang hadir mencoba mencegahnya tetapi tidak berhasil.

Keluarga wanita tersebut bahkan melontarkan kata-kata kasar, mengatakan jika menantunya tidak pergi, mereka akan mengejar dan memukulinya.

Momen ini secara tidak sengaja difilmkan oleh seorang kerabat dan diposting di jejaring sosial hingga membuat warganet heboh.

Ratusan ribu yuan sebenarnya bukan jumlah yang kecil untuk keluarga pria ini tapi demi pernikahan sang putra, orang tuanya rela meminjam dari seluruh kerabat dan teman untuk memenuhi syarat.

Menurut informasi yang diberikan oleh kerabat mempelai pria, hingga kini ia masih berhutang lebih dari 300 ribu yuan (sekitar Rp 657 juta).

Alasan utama mengapa mereka berhutang banyak adalah karena ketika mereka menikah, pihak perempuan menuntut keluarga mempelai pria untuk membeli rumah dan mobil.

Namun keluarga mereka tidak menyangka pernikahan ini akan menjadi seperti itu.

Wanita tersebut sering menimbulkan masalah dan membuat resah keluarga.

Alih-alih memperbaiki kesalahannya, wanita itu malah kembali ke rumah neneknya.

Setelah pergi, sang suami secara pribadi datang menjemputnya dan meminta orang lain untuk membujuknya, namun istrinya tetap menolak untuk kembali.

Sang suami datang untuk meminta penjelasan namun dipukuli oleh keluarga istrinya.

Kasus tersebut kini menarik perhatian banyak orang.

Kebanyakan pendapat mengatakan jika negosiasi gagal, keluarga mempelai pria tidak punya pilihan selain menuntut dan mendapatkan apa yang mereka bisa.

(cr32/tribun-medan.com)