Viral Medsos
Maruli Simanjuntak Kembali 'Kurang Ajar' Kerahkan Prajurit Brigade Infanteri ke Kawasan Gunung Lawu
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sempat disebut 'kurang ajar' sebanyak dua kali oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sempat disebut 'kurang ajar' sebanyak dua kali oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
"Kurang ajar" yang dimaksud di sini bukan hal negatif, tetap hal positif berupa pujian tentang karya nyatanya untuk masyarakat dan lingkungan.
Awalnya "kurang ajar" yang disebut Gatot Nurmantyo itu saat sedang wawancara dalam salah satu podcast YouTube Hersubeno Point beberapa waktu lalu.
Bahkan, Gatot Nurmantyo beberapa kali menyebut Maruli ‘kurang ajar’.
Gatot menceritakan momen ketika dirinya masih aktif sebagai anggota TNI bersama dengan Maruli yang masih menjadi bawahannya.

Cerita dimulai ketika Gatot sedang latihan komando bersama dengan Maruli.
Mereka sedang berlatih fast roping, yaitu seorang tentara yang turun dari helikopter dengan menggunakan tali.
Ketika itu Gatot Nurmantyo sedang hendak turun, ternyata di punggungnya dipasang sebuah pengait pengaman.
Hal itu menyulitkan Gatot Nurmantyo untuk turun. Ia pun tidak mengetahui siapa yang memasang pengaman tersebut.
Namun, ketika pas ada perkawinan, Gatot Nurmantyo sudah pensiun, mereka bertemu.
Maruli pun ngomong ke Gatot Nurmantyo. "Maaf pak, waktu itu yang masang trailer saya sebagai wakil komandan latihan,"ujar Maruli.
"Kau kurang ajar, saya bilang waktu itu kalau saya Kasad kutempeleng kau. Sekarang sudah pensiun ya enggak boleh nempeleng," kata Gatot sambil tertawa.
Gatot Nurmantyo mengakui jika Maruli merupakan sosok yang sangat luar biasa.
Bukan karena menantu Luhut Pandjaitan, tetapi karena memang Maruli memiliki sejumlah prestasi nyata yang membanggakan.

Gatot Nurmantyo mengisahkan, bagaimana Maruli ketika itu mampu membuat 600 lebih titik air bersih. Maruli pun hingga dijuluki "Jenderal Air".
Meski banyak prestasinya yang membanggakan, kata Gatot Nurmantyo, Maruli sama sekali tidak ingin mendapatkan penghargaan atas apa yang dilakukannya.
Maka dari itu, Gatot mengatakan bahwa Maruli adalah sosok hebat yang "kurang ajar".
Suatu ketika, Gatot Nurmantyo melakukan kunjungan ke salah satu daerah bertemu Maruli.
Di sana ada yang melaksanakan kegiatan dari personel Kostrad. "Pas di tangga sama saya, kebetulan sama dia, saya ngomong ada asisten teman seangkatannya. ‘Ini orang kurang ajar’ kata saya. Kenapa? Dia punya prestasi yang luar biasa tapi dia diam," kenang Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo pun memintanya untuk membuat sebuah film yang merangkum prestasi dan kehebatan Maruli. Hal itu bertujuan agar masyarakat bisa mengetahui apa yang sudah dikerjakan oleh Maruli.
"Saya bilang, kau buatlah film dokumenter jadi satu film, bagaimana caranya dia menerima rekor MURI, dia tidak tahu bahwa ada rekor MURI. Itu kejutan bagi teman-temannya. Maksudnya supaya terekspose. Ini kerja yang luar biasa," ujar dia.

Kini, "Kurang Ajarnya" Dilakukan Lagi setelah Menjadi Kasad
Terkini, Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengerahkan prajuritnya ke kawasan Gunung Lawu.
Kawasan Gunung Lawu merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 mdpl yang berada di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar di Jawa Tengah, Ngawi dan Magetan di Jawa Timur.
Diketahui, pada Jumat (6/10/2023) malam lalu, kobaran api membakar hutan dan lahan Gunung Lawu.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Gunung Lawu ketika itu meluas hingga menghanguskan vegetasi di kawasan gunung tersebut.
Kondisinya pun cukup memprihatinkan. Keasrian tidak terlihat lagi. Suasananya pun sudah tampak gersang. Kini, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama prajuritnya melakukan reboisasi (reforestasi, penghijauan kembali, atau penanaman kembali hutan).

Menempuh perjalanan 8,5 jam
Untuk menempuh perjalanan ke Pos 6 di Puncak Gunung Lawu harus membutuhkan waktu setidaknya 8,5 jam.
Ketika prajurit TNI AD ini bergerak, mentari pagi mulai menampakan dirinya, pada Rabu (20/12/2003, di Bumi Sampun Maringi Bumi Kedah Dipuntresnani, Gunung Lawu.
Melihat gerombolan prajurit bergerak, polisi, masyarakat dan pencinta alam, pramuka, dan juga relawan ikut bersama-sama naik ke kawasa Gunung Lawu untuk melakukan reboisasi dan pembersihan lingkungan seperti di wilayah Karanganyar, Magetan, dan Ngawi.
Pemandangan asri dan udara yang sejuk dengan suhu 20 derajat celcius di pagi itu seolah menjadi booster bagi prajurit untuk melakukan kegiatan ini yang dipusatkan di Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan di Jawa Tengah.
Terdapat hampir 2.000 Ha lahan di Kawasan Gunung Lawu yang terdampak akibat kebakaran hutan pada bulan Oktober 2023 lalu.
Hal inilah yang menggerakan TNI AD untuk melakukan kegiatan reboisasi dan pembersihan lingkungan di beberapa Kawasan di Gunung Lawu.

Kasad Maruli: Tugas menjaga lingkungan alam
Dari keterangan Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi, menjelaskan, Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang dikenal dengan julukan “jenderal air” itu yang menginisiasi gerakan ini dan menunjuk Pangdivif 2/Kostrad, Mayjen TNI Haryanto, selaku Kordinator Umum .
Menurut Kristomei, kegiatan ini dilakukan selama 11 hari sejak tanggal 14 Desember 2023 dengan melibatkan 2.010 Prajurit TNI, Polri, Pencinta alam, Pramuka, relawan, masyarakat di kawasan Gunung Lawu guna melakukan penanaman 36.000 batang bibit pohon Jabon, beringin, alpukat, trembesi, mangga, mahoni di 250 hektar wilayah yang terdampak.
Kasad Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa tugas menjaga lingkungan alam, sejatinya merupakan tanggung jawab bersama, sebab gerakan ini sangat penting guna mengantisipasi potensi bencana yang bisa berdampak pada semua lapisan masyarakat.
“Semoga kegiatan ini dapat menjadi budaya bersama. Karena ini bukan hanya tanggung jawab TNI, tapi juga seluruh lapisan masyarakat dan instansi di negeri ini,"ujar Maruli.

Maruli menegaskan, sungguh luar biasa apa yang telah dilakukan rekan-rekan (prajuritnya) ini.
"Saya berterima kasih kepada seluruh personel yang terlibat dalam kegiatan pembersihan (sampah) dan penanaman (pohon) ini. Mudah-mudahan terus berjalan demi menjaga alam, dan ke depan kita bisa terus meningkatkan kinerja kita demi lestarinya alam,” tutur Kasad.
Kasad Maruli juga menekankan perlunya kolaborasi dengan para pencinta alam, pendaki gunung untuk keberlanjutan program ini, dengan membekali bibit pohon untuk ditanam saat akan naik gunung dan turun dengan membawa sampah.
“Naik bawa bibit (pohon), turun bawa sampah,” ujar Maruli, yang selama ini dikenal dengan program-programnya pelestarian lingkungan.

Prajurit berjibaku ke puncak gunung
Para prajurit, relawan, masyarakat melakukan penanaman bibit pohon yang tingginya 1-1,5 meter dibawa dengan menggunakan ransel, untuk ditanam di tempat-tempat yang terdampak.
Terkadang, kata Brigjen Kristomei, tidak mudah untuk dijangkau, bahkan ada yang harus menempuh jalur pendakian Cemoro Kandang selama 8.5 jam untuk sampai di Pos 6 dengan ketinggian 3157 mdpl.
Dalam kesempatan ini, jelas Kadispenad, Kasad yang juga didampingi Pangkostrad, Pangdam IV/Diponegoro, Kasdam V/Brawijaya, Kapolda Jateng, Pejabat Pemprov Jateng dan Jatim, pejabat Pemkab, melakukan video conference dengan prajurit dan masyarakat yang sedang melakukan penanaman di 4 sektor yaitu Ngawi, Karanganyar, TIrto Gumarang, Gondosuli.
Dalam kegiatan ini juga dilaporkan bahwa jumlah sampah yang terkumpul usai pembersihan beratnya mencapai 50 ton.
Menurut Kasad, pelestarian alam ini sangatlah penting bukan hanya karena terjadi kebakaran tetapi juga karena berkaitan dengan azas perang semesta, "Total War", yang dianut oleh TNI.
“Hutan-hutan,daerah terpencil akan jadi pangkal perlawanan kita,” ujar Kasad Maruli.
Maruli juga mengajak semua pihak yang terkait untuk melakukan evaluasi pelaksanaan pembersihan lingkungan dan reboisasi ini, guna mencari metoda terbaik dalam pelestarian alam.

(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
IKuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Maruli Simanjuntak
kurang ajar
Prajurit Brigade Infanteri
Gunung Lawu
penanaman pohon di gunung lawu
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.