Konflik Palestina Israel

Kelakuan IDF Tentara Israel Lucuti Baju Sandera Palestina, Anak-anak hingga Lansia Ditelanjangi

Para sandera Palestina itu mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia). Tentara Israel juga dilaporkan melucuti pakaian para sandera.

Tangkap layar Anadolu Agency
IDF merilis video menangkap warga Palestina dan dikumpulkan di sebuah tempat bermain di Gaza Utara. IDF bahkan melucuti pakaian para sandera. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah merilis sebuah video di sosial media soal warga Palestina yang mereka tangkap.

Tampak dalam video yang beredar warga Palestina yang menjadi sandera tersebut dikumpulkan dalam sebuah tempat bermain, di Gaza Utara.

Para sandera Palestina itu mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia).

Tentara Israel juga dilaporkan melucuti pakaian para sandera.

Video itu juga menunjukkan barel tank Israel diletakkan di depan para warga Palestina tersebut.

Nasib warga Palestina tersebut tidak diketahui, karena tentara Israel belum mengomentari unggahan itu, mengutip Anadolu Agency.

Diketahui terbaru serangan Israel menewaskan sedikitnya 20.700 warga Palestina.

Sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 54.536 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, di mana setengah dari perumahan di wilayah pesisir rusak hingga hancur.

Sementara itu hampir 2 juta orang mengungsi, di tengah kekurangan makanan dan air bersih yang parah.

Politisi Senior Palestina Ditangkap

Tentara Israel mengatakan telah menangkap politisi senior Palestina, Khalida Jarrar di Tepi Barat, bersama dengan aktivis partai kiri lainnya.

Jarrar (60) merupakan seorang tokoh terkemuka di Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), mengutip Al Jazeera.

Jarrar sebelumnya ditangkap oleh pasukan Israel pada Oktober 2019 dan dibebaskan pada September 2020 setelah ditahan tanpa pengadilan.

PFLP, dalam sebuah pernyataan, mengatakan tentara Israel melancarkan kampanye besar-besaran pada Selasa pagi untuk menangkap para pemimpin kelompok tersebut di Tepi Barat yang diduduki.

“Penangkapan ini tidak akan mematahkan keinginan rakyat kami,” tegas PELP.

12 Sandera Hamas Tewas Dibunuh IDF Berdasarkan Protokol Hannibal

Penembak runduk, sniper, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dengan senjata Al Ghoul dan amunisi berkaliber 12,7 mm yang diklaim sebagai buatan lokal hand made mereka. Unit sniper Brigade Al Qassam dikenal dengan unit Aynun Nasr.
Penembak runduk, sniper, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dengan senjata Al Ghoul dan amunisi berkaliber 12,7 mm yang diklaim sebagai buatan lokal hand made mereka. Unit sniper Brigade Al Qassam dikenal dengan unit Aynun Nasr. (Kredit Foto: Twitter)

Seorang mantan pemimpin oposisi Israel, Shelly Yachimovich, menuntut penyelidikan atas serangan tentara Israel di sebuah rumah di dekat Jalur Gaza yang menewaskan 12 sandera Hamas.
Yachimovich mengatakan 12 sandera Hamas itu dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berdasarkan "Protokol Hannibal".

Sementara itu, terdapat kampanye yang gencar untuk mencegah penyelidikan atas insiden serangan yang menewaskan 12 sandera tersebut.

Beredar juga kabar bahwa Brigadir Jenderal Hiram memerintahkan tank untuk menyerbu rumah di daerah Be'eri itu, tempat 12 sandera berada.

Korban tewas pun berjatuhan termasuk anak-anak, kata wanita yang juga mantan pemimpin Partai Buruh Israel tersebut, dalam sebuah pernyataan di X pada hari Minggu, (24/12/2023), mengutip Anadolu Agency.

Apa Itu Protokol Hannibal?

Protokol Hannibal menyatakan bahwa orang Israel yang mati itu lebih baik daripada menjadi tawanan musuh.

Menurut media Israel, Protokol Hannibal semacam arahan militer yang diterapkan oleh tentara Israel, mengatur bagaimana unit lapangan merespons ketika seorang tentara ditangkap oleh pasukan musuh.

Dinyatakan bahwa protokol tersebut dirancang pada tahun 1986 dan dibatalkan pada tahun 2016 berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Israel saat itu, Gadi Eisenkot, yang saat ini menjabat sebagai menteri di Dewan Menteri Militer.

Namun, Yachimovich yakin bahwa pembunuhan 12 sandera Israel itu terkait dengan penerapan Protokol Hannibal.

Israel belum secara resmi mengakui penerapan protokol tersebut dalam serangan tersebut.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved