Dua Kereta Api di Bandung Tabrakan

PILU Istri Pramugara Korban Tewas Tabrakan KA di Cicalengka, Baru Melahirkan dan Ditinggal Tugas

Pilu istri pramugara korban tewas tabrakan kereta api di Cicalengka, Bandung yang baru saja melahirkan anak kedua mereka namun kini ditinggal

Istimewa
Dua kereta api mengalami tabrakan di lintas Stasiun Haurpugur - Stasiun Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024) sekira pukul 06.03 WIB. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Pilu istri pramugara korban tewas tabrakan kereta api di Cicalengka, Bandung.

Tewasnya pramugara korban kecelakaan Kereta Api Turangga bernama Adriansyah membawa pilu bagi istrinya.

Pasalnya istri dari pramugara ini baru saja melahirkan anak kedua mereka.

Kini, sang istri pramugara korban kecelakaan KA Turangga itupun harus menahan pilu ditinggal suaminya akibat dua kereta api tabrakan di Cicalengka, Bandung.

Adapun korban tewas pramugara KA Turangga bernama Adriansyah, baru saja menyambut kelahiran anak keduanya pada dua pekan lalu.

Hal itu diungkapkan oleh kakak ipar korban tewas bernama Robi, saat ditemui Tribun Jabar di dekat tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan adu banteng di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024).

“Almarhum tinggalkan dua anak pertama yaitu kelas 1 SD dan kedua baru dua minggu, istrinya baru lahiran,” ucap kakak ipar korban Robi.

Robi mengatakan bahwa istri korban juga melahirkan dengan cara di caesar pada dua pekan lalu.

Namun korban tetap harus bertugas ke luar kota usai istrinya melahirkan.

Foto-foto dua kereta api bertabrakan di satu jalur rel di Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB. Dua kereta bertabrakan itu ialah KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung dengan KA Commuter Line Bandung Raya rute Padalarang-Cicalengka. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan bahwa korban meninggal dalam kecelakaan Kereta Api (KA) Turangga dan KA Lokal Bandung Raya berjumlah 4 orang. VP Public Relations KAI Joni Martinus memastikan seluruh korban merupakan petugas kereta api yakni Masinis, Asisten Masinis, Pramugara, dan Security. (AFP)
Foto-foto dua kereta api bertabrakan di satu jalur rel di Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB. Dua kereta bertabrakan itu ialah KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung dengan KA Commuter Line Bandung Raya rute Padalarang-Cicalengka. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan bahwa korban meninggal dalam kecelakaan Kereta Api (KA) Turangga dan KA Lokal Bandung Raya berjumlah 4 orang. VP Public Relations KAI Joni Martinus memastikan seluruh korban merupakan petugas kereta api yakni Masinis, Asisten Masinis, Pramugara, dan Security. (AFP) (AFP)

Sehingga istri korban saat ini dijaga oleh kakak perempuannya lantaran suami yang selalu bertugas ke luar kota.

Diketahui kecelakaan kereta api terjadi hanya selang 1 km sebelum Stasiun Cicalengka pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.00 WIB.

Kedua kereta yang adu banteng itu adalah KA Turangga jurusan Surabaya, Gubeng tujuan Bandung dengan kereta commuter line Bandung Raya jurusan Bandung-Rancaekek.

Dikabarkan dua masinis tewas dalam tabrakan kereta di Jalan Petak Haurpugur-Cicalengka, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024).

Sementara korban lainnya ialah seorang pramugara bernama Ardiansyah yang masih berusia 22 tahun.

Korban tewas dikabarkan akibat benturan dan terjepit di antara gerbong yang bertabrakan.

Baca juga: FOTO-FOTO Dua Kereta Api Bertabrakan Mengangkut 478 Penumpang, 4 Orang Tewas dan 37 Luka-luka

Baca juga: NYESAL Usai Curi Kotak Amal Masjid, Pria di Aceh Nekat Akhiri Hidup, Sempat Cerita ke Orangtua

SOSOK Masinis KA Baraya Tewas di Lokasi Dua Kereta Api Tabrakan

Selain pramugara, masinis KA Lokal Bandung Raya (Baraya) juga menjadi korban kereta api tabrakan di Cicalengka, Bandung.

Adapun sosok Julian Dwi Setiyono menjadi satu dari korban tabrakan dua kereta api di Cicalengka, Bandung.

Sosok Julian Dwi Setiyono yang merupakan masinis KA Baraya merupakan satu dari tiga korban tabrakan kereta dengan KA Turangga.

Selain Julian Dwi Setiyono, terdapat tiga korban meninggal lainnya adalah Ponisan, asisten masinis KA Lokal Bandung Raya serta Andrian, pramugara KA Turangga, serta petugas keamanan commuter Bandung Raya.

Terkini proses evakuasi terhadap korban yang meninggal dunia masih berlangsung dan dilakukan dengan ekstra hati-hati.

Dilansir Tribunnews.com melalui akun media sosialnya, Julian Dwi Setiyono meninggalkan seorang istri dan anak perempuan.

Inilah sosok Julian Dwi Setiyono, masinis KA Lokal Bandung Raya (Baraya) yang menjadi korban kereta api tabrakan di Cicalengka, Bandung.
Inilah sosok Julian Dwi Setiyono, masinis KA Lokal Bandung Raya (Baraya) yang menjadi korban kereta api tabrakan di Cicalengka, Bandung. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Julian Dwi Setiyono menikahi sang istri yang diketahui bernama Santika Fujasari pada 3 Maret 2019.

Pada 3 Januari 2021, Julian Dwi Setiyono dan Santika Fujasari dikaruniai seorang anak perempuan yaitu Ayasha Halwa Zafirah.

Di akun lainnya, Julian Dwi Setiyono menulis saat ini tinggal di Cimahi, Bandung.

Ia pernah belajar di SMPN 1 Padalarang dan melanjutkan pendidikan di SMK Pusdik Hubad Cimahi.

Sebelum menjadi masinis, Julian Dwi Setiyono pernah bekerja di sejumlah tempat.

Misalnya sebagai staff di PT SARI Enesis Indah, drafter di PT Wethco Indonesia, serta PPPPTK BMTI (TTUC/TEDC) Bandung.

Hingga akhirnya sekira 2014, ia bergabung dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan menjalani Diksarwira.

Diksarwira adalah kegiatan yang merupakan syarat wajib ketika diterima dan akan diangkat menjadi pegawai PT KAI.

Baca juga: Soal Pengungsi Rohingya, Pemkab Deliserdang akan Koordinasi dengan Pemprov Sumut

Baca juga: Pelatih PSMS Enggan Berikan Komentar Terkait Keberadaan Jose Valencia yang Tak Pernah Terlihat Lagi

Di akun Instagram-nya, Julian Dwi Setiyono kerap mengunggah aktivitasnya bersama keluarga.

Termasuk bersama sang istri dan anak perempuan semata wayangnya.

Ia juga kerap mengunggah foto-foto hasil jepretannya serta kegiatannya bersepeda.

Hingga awal Oktober 2023, Julian Dwi Setiyono kerap mengunggah video berupa petikan ceramah dari sejumlah dai kondang.

Mulai dari Das'ad Latif, Felix Siauw, Adi Hidayat, Habib Husein Ja'far Al Hadar, hingga Hanan Attaki.

Pun sebelum meninggal, Julian Dwi Setiyono juga mengunggah petikan ceramah dari Ustaz Oemar Mita.

Dalam petikan video yang di-post Julian Dwi Setiyono, Oemar Mita menyinggung tentang kematian hati.

"Banyak orang yang hidup jasadnya, tapi mati hatinya. Makanya sampai para ulama mengatakan, orang yang paling buruk adalah orang mati hatinya sebelum mati fisiknya."

"Orang kalau mati hatinya sebelum mati fisiknya, maka apapun yang dia perbuat tidak akan pernah mendatangkan kemaslahatan."

"Kalau hatinya sudah betul-betul mati, yang dia tuju hanya mengagungkan nafsunya, memenangkan egonya," kata Oemar Mita dalam video yang diunggah Julian Dwi Setiyono.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved