Berita Viral

SOSOK 3 Nelayan Aceh Terombang-ambing 11 Hari Bertahan dengan Kopi Instan dan Air Hujan

Inilah sosok tiga nelayan Aceh yang terombang-ambing 11 hari di laut dan bertahan dengan kopi instan dan air hujan

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Sosok tiga nelayan Aceh yang terombang-ambing 11 hari di laut karena kapal bocor dan bertahan dengan kopi instan dan air hujan 

Akhirnya air pun dengan cepat masuk ke dalam lambung kapal hingga kapal pun tenggelam.

Rinal Junaidi menuturkan, dia terombang-ambing di lautan selama 11 hari setelah lambung depan kapal yang terbuat dari papan, pecah.

Saat pecah, ombak di perairan tidak terlalu besar.

"Kami berupaya menutupi lambung kapal yang pecah tersebut dengan kain, namun tidak berhasil, akhirnya kapal karam sampai di bagian atap. Kami bertahan di atas atap rumah kapal tersebut," kata Rinal.

Saat berlayar dari Banda Aceh, mereka sempat berlindung di Kepulauan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, karena cuaca buruk.

Dari Kepulauan Pulo Aceh, mereka menuju ke perairan barat Pulau Weh, Kota Sabang untuk menangkap ikan.

Demi bertahan hidup, mereka memakan kopi instan dalam kemasan dan meminum air laut. Sedangkan air tawar, mereka dapatkan saat gerimis.

Baca juga: Bek Muda Potensial Eks Barcelona, Liverpool dan Manchester United Saingan Berburu Tanda Tangan

Baca juga: VIRAL Fortuner Nekat Terabas Banjir, Diingatkan Warga Malah Ngeyel, Akhirnya Mogok di Tengah Jalan

Begitu juga saat tidur, mereka tidur seadanya yang dibalut dengan terpal dari parasut untuk mencegah kedinginan.

"Selama terombang-ambing di lautan, kami sempat meminta tolong kepada sejumlah kapal yang melintas."

"Kapal yang menolong kami merupakan kapal kelima (yang melintas). Saat itu, kami sempat pasrah," kata dia.

Rinal mengaku, dia bersama dua rekannya sempat berpikir apabila kapal tanker tersebut tidak menolong, maka mereka akan meninggalkan kapal menggunakan rakit yang dibuat dari tong ikan.

"Saat itu, kami sudah siap menggunakan rakit dan terserah mau dibawa ke mana. Kami bersyukur dan berterima kasih ada kapal tanker menyelamatkan. Ketika itu, kami juga berpikir terserah dibawa ke mana oleh kapal tanker itu, yang penting kami selamat," kata Rinal.

Hal senada juga dijelaskan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman.

"Padahal menurut mereka (nelayan), seng lapisan luar tidak rusak. Memang saat itu di laut sedang agak badai," ujar Aliman, yang ikut menyambut nelayan bersama Kadis Sosial Aceh, Muslem Yacob.

Beruntung tubuh kapal tidak langsung karam ke dasar laut, tapi hanya tenggelam bagian lambung dan geladak. Sementara bagian kemudian masih berada di permukaan air.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved