Sosok

Sosok Srunita Sari Sukatendel, Karateka Cantik asal Sumut yang Torehkan Banyak Prestasi

Menjadi sang juara dan membanggakan keluarga merupakan cita-cita sederhana yang selalu tertanam dibenak sosok atlet karate perempuan Indonesia, Sari.

TRIBUN MEDAN/HO
Srunita Sari Sukatendel 

Sejak saat itu, Sari yang diremehkan karena sering menangis dan kecil akhirnya membuktikan dengan medali pertamanya di tahun 2010 di Piala Mendagri Makasar dengan mendapatkan medali emas.

"Di PPLP itu aku udah mulai tidak seperti perempuan lagi, kalau tidak mau dipukul ya harus mukul jangan diam aja, kalau gak kita dipukul terus. Untuk pertandingan pertama aku di Kejuaraan Daerah aku kalah bahkan main pertama udah kalah tetapi ketika di Piala Mendagri aku mendapatkan emas," paparnya.

Ketika masih di asrama PPLP, Sari juga sering di doktrin dengan nama atlet perempuan berprestasi yang berasal dari Sumut dan merupakan teman seangkatan Ayahnya yaitu Sensei Nilawati Daud.

"Dari aku kecil selalu mendengar nama itu, dia kata Bapak adalah perempuan yang kekuatan seperti laki-laki, Bapak selalu menceritakan Sensei Nila sampai akhirnya aku juga terinspirasi dan menjadi Sensei Nila sebagai role model," katanya.

Tak disangka, ketika Sari menjadi tim nasional ternyata Sensei Nilawati yang menjadi idola dan role modelnya itu ditakdirkan untuk menjadi pelatihnya.

"Sangking sukanya dengan Sensei Nilawati, Bapak sampai mendandani aku seperti beliau mulai dari style nya sampai mengikuti gaya rambutnya ketika bertanding yaitu dikepang kecil-kecil dan selalu didoktrin untuk menjadi beliau dan Puji Tuhan kesampaian," paparnya.

Bersama Sensei Nilawati banyak prestasi yang diraih oleh Sari baik Nasional maupun Internasional, hal tersebut menimbulkan rasa bangga yang tidak habis-habis dari sang Ayah.

Bahkan Ayah Sari yang sempat merasakan kekecewaan karena gagal menjadi perwakilan Indonesia di kejuaraan Dunia karena terkendala biaya, kembali mendapatkan semangat untuk melatih anak-anak Sumut untuk menjadi juara Dunia.

"Bangga kali Bapak, sampai Bapak buat kapal dari kardus atau karton dan menempel bendera-bendera Negara yang pernah aku kunjungi untuk bertanding. Bapak juga semakin rajin ke Gereja karena rasa syukur yang tidak ada habisnya," ungkapnya.

Menang Melawan Idola di Kejuaraan Dunia.

Menjadi seorang atlet yang pernah mengikuti puluhan pertandingan tentu menyisakan kisah yang tak pernah terlupakan oleh sosok idola anak muda Sumut, Srunita Sari Sukatendel.

Satu diantaranya, ketika Sari mengikuti pertandingan perebutan juara tiga Dunia di Austria bersama perwakilan dari Perancis yang merupakan juara dunia sekaligus idola Sari di karate dunia yaitu Alexandra Reccia.

"Dia itu idola aku, jadi ketika aku mau bertanding bersama Alexandra teman-teman saya bilang gak usah tanding aja karena akan babak belur, tetapi aku bilang enggak, aku harus tetap bertanding kalah atau menang," katanya.

Setelah memutuskan untuk tetap bertanding, Sari yang saat itu tidak memikirkan kemenangan untuk dirinya ternyata malah mengalahkan juara dunia sekaligus idolnya dengan skor 7:2.

"Ternyata aku menang walaupun dalam pikiran ku saat itu tidak apa-apa kalah yang penting kalah sama idola, eh tenyata mendapatkan skor yang jauh, aku 7 Alexandra 2 dan saya jadi juara ke tiga. Setelah itu ketika saya bersih-bersih di kamar mandi Alexandra menyampiri saya dan mengucapkan selamat sekaligus cupika cupiki, wah senangnya tidak karuan, idola aku, juara Dunia, samperin aku dan peluk aku," tutur Sari dengan semangat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved