Karo Terkini

Data Warga Yang Terdampak Banjir Bandang di Tongging, Didominasi Pemilik Lahan Pertanian

Banjir bandang yang terjadi di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Rabu (24/1/2024) malam kemarin dikabarkan merupakan banjir terbesar.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Seorang warga melihat kondisi lahan pertanian yang terdampak akibat banjir bandang di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kamis (25/1/2024) kemarin. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Banjir bandang yang terjadi di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Rabu (24/1/2024) malam kemarin dikabarkan merupakan banjir terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Tongging Salindo Sijabat, kawasan ini sebelumnya pernah juga dilanda banjir pada tahun 2019 lalu.

"Jadi memang ada musiman di sini, lima tahun biasanya. Tapi ini yang paling besar, pas 2019 dulu enggak seperti ini," ujar Salindo, Minggu (28/1/2024).

Berdasarkan pantauan www.tribun-medan.com, akibat dihantam banjir bandang kawasan yang dilalui oleh aliran sungai Sidoppak ini luluh lantak. Salah satu lokasi yang tampak mengalami kerusakan, yaitu dua objek wisata Pantai Sinalsal dan Penginapan Sibayak yang terletak di pinggir Danau Toba.

Berdasarkan catatan dari pihak pemerintah Desa Tongging, setidaknya ada 33 orang warga yang terdampak banjir bandang. Dimana, dari puluhan warga ini memiliki aset berbeda-beda yang didominasi oleh lahan pertanian.

Berikut ini data masyarakat yang terdampak banjir bandan di Desa Tongging , Marsudur Simarmata yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 100 meter, Natal Pintu Batu yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter, Mimpin Munthe yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter.

Aditia br Tumanggor yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 100 meter, Sahat Munthe yang memiliki lahan pertanian pohon mangga dengan luas kurang lebih 5000 meter, Firma Munthe yang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter, Firma Munthe yang yang memiliki lahan kosong seluas kurang lebih 1000 meter, Parsaoran Simanihuruk yang yang memiliki lahan kosong seluas kurang lebih 1000 meter.

Kemudian Edi Sinaga yang yang memiliki lahan pertanian bawang merah dan cabai seluas kurang lebih 500 meter, Tuana Simanjorang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter. Jongso Situkkir yang yang memiliki lahan kosong seluas kurang lebih 500 meter, Elvis Sinaga yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter.

Selanjutnya, Erika br Pakkar yang memiliki lahan pertanian cabai seluas kurang lebih 5000 meter, Rismon Sipakkar yang memiliki lahan pertanian daun bawang seluas kurang lebih 2000 meter, Jatendra Sihaloho yang memiliki lahan pertanian bawang merah, cabai, dan tomat seluas kurang lebih 5000 meter. Jolois Silitonga yang memiliki lahan pertanian jagung seluas kurang lebih 2000 meter.

Untuk objek wisata yang terdampak, Jemi Pelawi yang memiliki objek wisata penginapan Sibayak seluas kurang lebih 5000 meter, Jego Tosaya Simanihuruk yang memiliki objek wisata Pantai Sinalsal dengan luas kurang lebih 1 hektar.

Kemudian, Ranap Idawati br Simatupang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter, Pikson Simanihuruk yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter. Aper Situmorang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter, Sikap Munthe yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter.

Hotman Sinaga yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter, Olinta Siboro yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter. Arison Girsang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 1000 meter, Arifin Sinaga yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 500 meter, Norton Sidebang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 300 meter.

Selanjutnya Frikmen Simanihuruk yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 2000 meter, Dedy Girsang yang memiliki gudang pengepul bawang merah dimana bawang yang sudah dipanen terbawa arus sungai. Erik Galingging yang memiliki bangunan dan warung seluas 100 meter, Marihut Simanihuruk yang memiliki lahan pertanian cabai seluas kurang lebih 500 meter.

Dan Saiman Simanihuruk yang memiliki lahan pertanian cabai seluas kurang lebih 500 meter, Mentaria br Manjorang yang memiliki lahan pertanian bawang merah seluas kurang lebih 300 meter.

(mns/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved