Sumut Terkini

BPS Catat Inflasi Provinsi Sumut 0.40 persen di Januari 2024, Berikut Sektor Penyebabnya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Januari 2024 mencapai 0.40 persen secara bulanan atau month to month (mtm)

TRIBUN MEDAN/HO
Tangkapan layar pemaparan inflasi provinsi Sumatera Utara oleh Kepala Badan Pusat Statistik Sumut Nurul Hasanudin melalui channel YouTube, Kamis (1/2/2024) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Provinsi Sumatera Utara pada Januari 2024 mencapai 0.40 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Desember 2023 lalu yang mencapai 0.57 persen

"Kalau kita lihat secara Nasional inflasinya diangka 0.04 persen sedangkan kita 0.40 persen, jadi lebih tinggi dinamika harga yang terjadi di wilayah Sumut. Sebagai informasi inflasi Sumut ini langsung dihitung oleh BPS Pusat secara terpusat dengan diagram timbang yang baru," ujar Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, Kamis (1/2/2024).

Dikatakannya, inflasi pada Januari 2024 ini didominasi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0.29 persen, kemudian disusul kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0.03 persen

"Jika dilihat trennya, inflasi Januari ini ada penurunan dibandingkan Desember 2023, jadi ini satu hal yang baik untuk penanganan pengendalian inflasi kita," katanya.

Adapun komoditas dengan andil terbesar pada inflasi Januari 2023 ini yaitu komoditas tomat dengan inflasi cukup tinggi diangka 0.16 persen, lalu bawang merah 0.8 persen, daging ayam ras 0.07 persen, ikan dencis 0.5 persen dan beras 0.04 persen.

"Inflasi komoditas beras yang tinggi ini juga terjadi secara nasional dan juga mendapatkan atensi khusus karena komoditas ini masih terus mencatatkan inflasi yang positif," paparnya.

Sedangkan, komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi secara bulanan adalah cabai merah dengan andil -0.31 persen, cabai rawit -0.07 persen, bensin -0.03 persen, kelapa -0.02 persen dan udang basah -0.02 persen.

Sementara itu, dari delapan Kabupaten/Kota yang dipantau oleh BPS Sumut, inflasi tertinggi terjadi pada Kota Sibolga dengan nilai 0.89 persen, kemudian disusul Pematangsiantar 0.88 persen, Gunungsitoli 0.76 persen, Medan 0.52 persen, Padangsidimpuan 0.47 persen, Labuhanbatu 0.39 persen, Karo 0.11 persen dan Deliserdang 0.11 persen.

Diketahui, perhitungan tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen pada Januari 2024 ini menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun dasar 2022=100. Hal tersebut dilakukan karena adanya perubahan pola konsumsi masyarakat.

Beberapa perubahan mendasar dalam penghitungan IHK (2022=100) dibandingkan (IHK 2018=100), khususnya dari sisi cakupan wilayah, penambahan pasar online, metodologi penghitungan IHK, paket komoditas, dan diagram timbang.

Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh BPS selama tahun 2022, sebagai salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.

SBH 2022 dilaksanakan di 150 kabupaten/kota, yang terdiri dari 38 ibukota provinsi dan 112 kabupaten/kota. Dari 150 kabupaten/kota tersebut, 90 kota merupakan lanjutan kabupaten/kota SBH 2018 yang mencakup wilayah urban dan 60 kabupaten merupakan kabupaten tambahan yang mencakup wilayah urban dan rural.

Survei ini dilaksanakan di daerah perkotaan dan pedesaan dengan total sampel sebanyak 240.000 rumah tangga. Paket komoditas hasil SBH 2022 Provinsi Sumatera Utara berjumlah 461 komoditas.

Paket komoditas terbanyak ada di Kota Medan sebanyak 379 barang dan jasa, dan kota dengan jumlah paket komoditas paling sedikit sebanyak 249 komoditas adalah Kabupaten Karo yang merupakan kabupaten baru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved