Berita Viral
REAKSI Sri Mulyani Soal Hasto Tuding Pemerintah Potong Anggaran 5 Persen Demi Biaya Bansos Paslon 02
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi respons soal tuduhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut pemerintah memotong anggaran 5 persen
TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi respons soal tuduhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut pemerintah memotong anggaran 5 persen tiap kementerian untuk biaya bansos paslon 02.
Sri Mulyani memberikan tanggapan usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Senin (5/2/2024).
Sri Mulyani yang mengenakan kemeja putih baru saja mengikuti rapat dengan sejumlah pejabat, seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo serta petinggi PT Inalum dan Mind Id.
Pantauan Kompas.com, Sri Mulyani keluar dari Istana Kepresidenan pukul 11.09 WIB.
Saat berjalan keluar menuju kendaraan dinasnya, yakni mobil RI 26, Sri Mulyani melewati halaman belakang Istana Kepresidenan.
Sambil berjalan, Sri Mulyani tampak berbincang dengan Darmawan Prasodjo.
Wartawan yang sudah menunggu kehadirannya pun mengikuti sampai mendekati mobil RI 26.
"Izin Bu Ani," kata wartawan meminta izin untuk menyampaikan wawancara.
"Apa mbak?" kata Sri Mulyani yang sudah masuk ke dalam mobil dinasnya.
"Enggak usah lah. Paling aku sudah tahu pertanyaannya. Aku tidak ...," lanjutnya menolak untuk diberikan pertanyaan.
Sambil menyampaikan hal itu, tangan Sri Mulyani tampak dikatupkan ke depan meminta izin untuk pamit dari Istana.
Wartawan masih mencoba bertanya soal bantuan sosial (bansos). Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tidak memberikan jawaban.
Mobil RI 26 pun perlahan meninggalkan halaman Istana Kepresidenan. Sri Mulyani tampak hadir di Istana Kepresidenan, Jakarta sekitar pukul 10.34.
Baca juga: TAMPANG Bocah SMP Nyamar jadi Polisi Gadungan di Kendari, Pakai Seragam Lengkap Tanda Pangkat
Baca juga: Berikut Hukum dan Keutamaan Puasa Ramadan
Kemenkeu Jelaskan Soal Potongan 5 Persen dari Anggaran Kementerian
Presiden Jokowi mengintruksikan agar anggaran di kementerian dan lembaga untuk sementara diblokir.
Total ada Rp 50,14 trilun anggaran yang dblokir. Hal ini dibenarkan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan pemblokiran ini sebagai langkah pencadangan dengan cara memblokir sementara (automatic adjustment) anggaran kementerian dan lembaga (K/L) pada 2024.
Sri Mulyani melakukan pemblokiran sementara anggaran sebesar Rp 50,14 triliun.
Angka tersebut merupakan komulatif dari anggaran seluruh K/L yang diblokir, dengan porsi 5 persen dari setiap pagu anggaran belanja K/L.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan, pelaksanaan automatic adjustment anggaran belanja K/L selaras dengan arahan Presiden Jokowi ketika menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2024.
Layaknya pelaksanaan auto adjustment tahun lalu, pencadangan anggaran disebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi geopolitik global.
"Yang dinamis berpotensi mempengaruhi perekonomian dunia," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2024).
"Sehingga perlu diantisipasi potensi atau kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di 2024," sambungnya.

Lebih lanjut Deni menjelaskan, automatic adjustment yang sudah diperkenalkan sejak 2022, merupakan salah satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk merespons dinamika global.
Lewat kebijakan ini, pemerintah mendesain APBN untuk mampu memitigasi berbagai risiko.
Ia pun memastikan, dana yang diblokir sementara itu tidak diambil pemerintah.
Anggaran yang diblokir disebut tetap berada dalam DIPA masing-masing K/L, namun tidak bisa dibelanjakan langsung di awal tahun.
"Pada dasarnya, anggaran yang terkena automatic adjustment masih tetap berada di K/L," ucapnya.
Sebagai informasi, Kemenkeu pernah mengimplementasikan automatic adjustment pada 2022, di mana pada saat itu nilai anggaran yang diblokir sementara sebsar Rp 24,5 triliun.
Kebijakan itu kembali diimplementasikan pada 2023, dengan nilai sekitar Rp 50,2 triliun.
PDIP Tuding Anggaran Kementerian Dipotong 5 Persen untuk Bansos
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sempat menuding Jokowi memotong anggaran kementerian sebesar 5 persen untuk Bansos yang disebut untuk kepentingan politik.
Hasto menyebutkan, anggaran kementerian pun dipaksa dipotong demi memenuhi kebutuhan anggaran penyediaan bansos.
"Sekarang ini kan ada upaya-upaya untuk gunakan bansos demi kepentingan elektoral sampai anggaran setiap kementerian dipotong 5 persen untuk elektoral," kata Hasto di Stadion Utama GBK, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
Hasto mengatakan, bansos semestinya diberikan untuk menunjukkan komitmen pemerintah kepada rakyat, bukan kepentingan politik.
Namun, menurut dia, yang terjadi sekarang bansos justru menjadi alat politik karena disalurkan melalui partai-partai politik pengusung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Ketika bansos sudah dipolitisasi untuk kepentingan paslon 02, bahkan ada bansos juga yang masuk ke kantong-kantong partai paslon 02, ini menunjukkan pelanggaran serius karena bansos anggaran rakyat dari pajak," ujar Hasto.
Ganjar Respons Tudingan hasto
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, merespons pernyataan Hasto Kristiyanto yang menyebut anggaran setiap kementerian dipotong sebesar 5 persen untuk bantuan sosial (bansos).
Ganjar mengaku tidak mengetahui detail mengenai kasus itu. Namun, menurut dia, anggaran kementerian/lembaga yang berasal dari APBN perlu dikontrol oleh parlemen.
Ia pun meminta parlemen atau DPR RI mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap anggaran belanja tersebut.
"Kalaulah kemudian terjadi, saya kira proses politik di parlemen yang bisa melakukan kontrol itu. Kalau hari ini ada indikasi-indikasi tidak benar, saya kira parlemen yang harus melakukan tindakan pengawasan terkait dengan itu," kata Ganjar setelah debat kelima pilpres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Ganjar menyampaikan, penyaluran bansos perlu dikontrol termasuk ketika pembagiannya terlihat semakin masif di awal tahun ini.
Pengawasan, kata Ganjar, juga akan meminimalisasi klaim-klaim pemberian bansos oleh pihak tertentu.
"Saya katakan di depan tadi, ini kok naiknya tinggi sekali. Ayo dikontrol agar tidak disalahgunakan. Maka, klaim-klaim yang muncul itu mesti kita kontrol agar tidak terjadi klaim sepihak, bahwa ini keputusan dari institusi negara dan ini digunakan untuk rakyat," tuturnya.
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menyebutkan, pemotongan anggaran kementerian/lembaga untuk bansos sempat terjadi saat Covid-19.
Kala itu, setiap kementerian/lembaga melakukan refocusing ataupun realokasi anggaran untuk penanganan pandemi. "Potongan itu dulu ada namanya realokasi anggaran, dari sekian anggaran lalu dipotong untuk pada saat itu Covid-19 dan bansos, BLT, dan sebagainya," beber dia.
(*/tribun-medan.com)
AJUDAN Prabowo Roni Ardiansyah Batalkan Mutasi Kepsek yang Berani Tegur Anak Walikota Bawa Mobil |
![]() |
---|
ERICK THOHIR Jadi Menpora, Kementerian BUMN Bakal Dihapus 2026, Ketua Baleg: Kemungkinan Gak Ada |
![]() |
---|
AKHIRNYA RUU Perampasan Aset Masuk Daftar 52 Prolegnas Prioritas 2026, Sempat Ngendap Penuh Intrik |
![]() |
---|
NASIB Bripka E Polisi di Makassar Bikin SKCK Palsu, Pasang Tarif Rp 100 Ribu, Ada Banyak Korban |
![]() |
---|
ISTRI KETUJUH Presiden Soekarno, Yurike Sanger Meninggal Dunia di AS, Yudhi Sanger: Beloved Mother |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.