Pengusaha Eropa Menjerit dan Kawalahan Tanggung Biaya Transportasi Akibat Kisruh Laut Merah
Para pengusaha ritel Eropa menjerit menanggung biaya transportasi yang tinggi akibat serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah
TRIBUNMEDAN.COM - Para pengusaha ritel Eropa mengaku menjerit serta kewalahan menanggung biaya transportasi yang tinggi akibat serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Konflik Laut Merah mencuat pada November lalu tepatnya ketika Houthi milisi sayap kanan Iran melakukan serangan ke kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina.
Baca juga: HOUTHI ULTIMATUM! Minta Seluruh Kapal Perang Hengkang dari laut Merah
Apalagi, agresi Israel ke Gaza, Palestina sudah menewaskan lebih dari 28.000 jiwa.
Namun akibat serangan itu, ratusan kapal dagang global terpaksa putar arah melewati jalur Semenanjung Harapan demi menghindari Laut Merah.
Sayangnya imbas perubahan rute kini biaya transportasi pengiriman barang antara Asia dan Eropa mengalami pembengkakan, meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4.000 dolar AS untuk kontainer berukuran 40 kaki.
Selain mengalami pembengkakan biaya, kekisruhan di Laut Merah juga membuat perusahaan ritel Eropa kesulitan untuk mengirimkan pesanan dengan tepat waktu akibat adanya penundaan pengiriman selama 2 -3 minggu, buntut perubahan rute ke Tanjung Harapan.
Permasalahan ini yang membuat bisnis ritel di Eropa mulai goyah.
Dan terancam merugi akibat kesulitan menutup laba produksi ditengah lonjakan biaya transport.
“Semakin lama maskapai penerbangan terpaksa melakukan perubahan rute, semakin banyak bisnis. Dan pada akhirnya konsumen, yang akan menderita akibat biaya tambahan yang menambah tingginya biaya hidup di Eropa,” kata Badan industri ritel Eropa, Eurocommerce dikutip dari Reuters.
Demi mencegah terjadinya pembengkakan kerugian, Eurocommerce yang beranggotakan supermarket raksasa.
Seperti Ahold Delhaize, Carrefour, Lidl, M&S, Tesco, H&M, Inditex, dan Primark mendesak Uni Eropa (UE) untuk segera menyelesaikan persoalan di Laut Merah
"Dengan dampak besar ini pada bisnis ritel dan rantai pasok global. Kami meminta upaya terkoordinasi dan intens dari UE dan negara anggota mengatasi situasi ini," kata Eurocommerce.
Konflik Laut Merah picu kebangrutan di sektor otomotif
Selain sektor ritel, serangan Houthi juga membuat bisnis otomotif dunia boncos.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.