Ramadan 2024
Ada Jemaah di Sumut Mulai Puasa Besok, Sidang Isbad 10 Maret, Ini Pesan Kemenag soal Beda Awal Puasa
Penentuan awal bulan Hijriyah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual semata
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada Minggu (10/3/2024) besok.
Seperti disampaikan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Quomas, potensi perbedaan penetapan 1 Ramadhan kemungkinan akan terjadi.
Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadan bertepatan 11 Maret 2024.
Ada juga sebagian jemaah umat Islam lainnya yang akan mulai puasa pada 10 Maret 2024.
Seperti Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Sumatera Utara.
Jamaah ini akan melaksanakan tarawih berjamaah mulai Sabtu (9/3/2024) malam.
Untuk Medan sekitar, tarawih rencananya akan dilakukan di rumah suluk Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah, Jalan Kongsi, Gang Leman Harahap, Desa Marindal 1, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang.
Biasanya, sekitar seratusan jemaah akan turut hadir salat tarawih berjamaah disini.
Syekh Muda Khoiruddin mengatakan, hal ini sesuai dengan keputusan hisab qamariyah yang dilakukan sebelumnya.
"Kita nanti malam, Sabtu malam akan melaksanakan tarawih pertama,"ungkap Syekh Muda Khoirudin, Sabtu (9/3/2024).
Sementara itu, untuk jadwal berpuasa, umat Islam Tarekat Naqsyabandiyah akan mulai pada Minggu 10 Maret 2024.
"Puasa, besoknya. Minggu kita mulai."
Kementerian Agama mengimbau masyarakat Umat Islam untuk mengedepankan dialog serta sikap saling menghormati terhadap perbedaan awal puasa Ramadan 1445 H/2024 M.
Pesan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Menurutnya, seluruh pihak harus bisa memahami dan saling berbagi informasi terkait argumentasi masing-masing dalam mengawali ibadah puasa.
Anna menyebut mayoritas umat Islam akan mengawali puasa Ramadan 1445 H pada 11 dan atau 12 Maret.
Sidang Isbad 10 Maret
Sementara Pemerintah baru akan menggelar sidang isbat awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024.
Sidang akan memutuskan apakah puasa Ramadan tahun ini akan dimulai pada 11 atau 12 Maret.
Namun demikian, ada kelompok jemaah yang sudah mulai puasa pada 7 Maret.
Ada juga yang akan mulai berpuasa pada 10 Maret.
“Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadan 1445 H/2024 M.
Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan,” sebut Anna.
Dalam semangat saling menghormati itu, kata Anna, ruang dialog tetap harus dibuka.
Sebab, ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang, termasuk terkait astronomi.
Hisab dan Rukyatul Hilal
Penentuan awal bulan Hijriyah bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau rukyatul hilal, tidak semata berdasar keyakinan spiritual semata sehingga argumentasinya juga ilmiah.
“Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadan,” sambungnya.
Muhammadiyah, misalnya, menetapkan Ramadan pada 11 Maret karena argumentasi hisab wujudul hilal.
Pemerintah menggunakan pendekatan Hisab sebagai informasi awal dan Rukyatul Hilal sebagai konfirmasi.
“Bagaimana argumentasi awal Ramadan 1445 H pada 7 Maret atau 10 Maret? Kita bisa diskusikan agar bisa saling memberikan pemahaman,” sebut Anna.
Hal yang tidak kalah penting yakni bagaimana umat Islam mengisi syiar Ramadan dengan tetap menjaga kekhusyukan dan kekhidmatan.
Ikhtiar yang bisa dilakukan adalah dengan memedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
Misalnya, volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus decibel).
“Edaran juga mengatur bahwa penggunaan pengeras suara di bulan Ramadan, baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an menggunakan Pengeras Suara Dalam,” ujarnya.
“Sementara untuk takbir Idulfitri di masjid/musala dapat dilakukan dengan menggunakan Pengeras Suara Luar sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dan dapat dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam,” imbuh Anna.
Imbauan Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin mengimbau agar masyarakat tetap beribadah dengan sungguh-sungguh.
Termasuk soal penetapan 1 Syawal nantinya, apabila penetapannya berbeda, maka Wapres Ma'ruf juga meminta umat muslim untuk mengikuti apa yang sudah ditetapkan di awal.
"Pokoknya yang (puasanya) ikut pemerintah, lebarannya ikut pemerintah. Kalau puasanya ikut Muhammadiyah, lebarannya ikut Muhammadiyah," kata dia.
"Jangan waktu puasa ikut pemerintah lebih belakang, giliran lebaran ikut yang lebih dulu, itu tidak betul," tukas Ma'ruf Amin.
(Cr25/tribun-medan.com/Tribunnews.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
| Apa Itu Tradisi Megengan yang Dilakoni sebelum Bulan Ramadan? Berikut Penjelasannya |
|
|---|
| 6 Kuliner Khas Medan yang Cocok Disajikan saat Idul Fitri, Ada Soto Medan hingga Lemang |
|
|---|
| 67 Anak Yatim Ditraktir Baju Baru oleh Lazismu Asahan jelang Hari Raya Idul Fitri |
|
|---|
| H-1 Lebaran 2024, Berikut Update Harga Bahan Pokok, Pasar Tradisional di Medan Padat Pengunjung |
|
|---|
| Kumpulan Doa di Akhir Ramadhan yang Bisa Diamalkan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/03062019_pantauan_hilal_satu_syawal_danil_siregar-3.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.