Deli Serdang Terkini

Demo soal Judi di Polresta Deli Serdang Dibubarkan Preman, akan Ada Demo Lanjutan

Aksi unjukrasa yang dilakukan puluhan mahasiswa di depan Mapolresta Deli Serdang dibubarkan oleh puluhan preman Jumat, (9/3/2024).

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Aksi unjukrasa yang dilakukan puluhan mahasiswa di depan Mapolresta Deli Serdang dibubarkan oleh puluhan preman Jumat, (9/3/2024).

Belum diketahui secara pasti siapa yang menyuruh puluhan preman datang ke Polresta dan membubarkan aksi.

Namun intimidasi yang dilakukan puluhan preman ini ditontoni oleh pihak kepolisian dan viral di media sosial.

Informasi yang dihimpun aksi unjukrasa di depan Mapolresta Deli Serdang sebelumnya dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Dewan eksekutif Mahasiswa (DEMA), Sumut.

Saat itu jumlah mereka ada puluhan orang dan dipimpin oleh Ketua DEMA Sumut, Mahdayan Tanjung. Aksi yang dilakukan berkaitan dengan keberadaan judi tembak ikan yang berada di wilayah Lubuk Pakam.

Saat diwawancarai www.tribun-medan.com Mahdayan Tanjung mengatakan saat itu membawa massa sekitar 50 orang.

Mereka bergerak dari titik kumpul awalnya di depan Mapolda Sumut. Karena hari Jumat aksi pun dilakukan setelah ibadah Sholat Jumat.

"Setelah sampai di Lubuk Pakam kami sholat Jumat dulu kemarin di masjid yang besar itu bang (Masjid Agung Sultan Thaf Sinar Basarsyah). Setelah sholat baru kami gerak ke Polresta. Sekitar pukul 14.00 itu kejadiannya, Belum lagi berorasi sudah dibubarkan kami sama preman-preman bayaran itu," ujar Mahdayan Tanjung Sabtu, (9/3/2024).

Mahdayan menyebut pada momen itu dirinya sebenarnya sudah memegang micropon untuk berorasi di depan gerbang Polresta di Jln Sudirman Lubuk Pakam.

Begitu rekannya mau menghidupkan mesin genset diatas mobil pick up mereka pun langsung didatangi.

Pada saat itu awalnya mereka masih berpikir dan mengira yang mendatangi mereka itu adalah warga sekitar.

"Belum sempat aksi sudah chaos aja dibuat orang itu. Dibilang mereka sudah-sudah bubar kalian. Sudah ngumpul mereka di situ (duluan). Awalnya kami pikir itu masyarakat situ tapi kami merasa itu preman bayaran. Mulut orang itu bau tuak," kata Mahdayan.

Mahdayan mengakui kalau sebenarnya jumlah mereka lebih banyak dibanding preman itu.

Ia memperkirakan jumlahnya hampir 20 orang. Disebut karena anggotanya badannya lebih kecil makanya mereka kemudian milih mundur.

"Menang jumlah memang kami tapi badan orang itu tegap-tegap. Kita belum siap tempur. Kena shock therapy karena belum pernah digituin ya cabut orang itu (anggotanya). Kalimat mereka gitu aja, balik-balik kalian. Ngapain kalian ribut di kampung kami ini. Ribut di sana di Medan saja kalian, balik kanan buat ribut aja. Gitu saja dibilang mereka," ucap Mahdayan menirukan ucapan yang disampaikan para preman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved