Berita Viral
SIAPA Sosok L? Wanita Pengendali Jaringan Baru Gembong Narkoba Fredy Pratama di Indonesia
Siapakah sosok L, wanita yang kini jadi pengendali jaringan baru gembong narkoba Fredy Pratama di Indonesia?
Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
TRIBUN-MEDAN.com - Siapakah sosok L, wanita yang kini jadi pengendali jaringan baru gembong narkoba Fredy Pratama di Indonesia?
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa menyebut gembong narkoba Fredy Pratama, ternyata membentuk jaringan baru di Indonesia.
Jaringan tersebut dikendalikan seorang wanita berinisial L.
Mukti menuturkan hal itu saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).
"Jaringan baru yang dibentuk oleh Fredy Pratama dan dikendalikan langsung oleh Fredy Pratama dengan dikendalikan atas nama L seorang wanita," ucap Mukti.
Kendati demikian, jenderal bintang satu itu tak menjelaskan secara rinci terkait sosok wanita berinisial L.
Pihaknya saat ini tengah mencari wanita tersebut yang perannya selain mengendalikan jaringan ini adalah merekrut orang baru.
"Kami sedang mencari tokoh intelektual yang baru seorang wanita, peran utamanya yang mengendalikan jaringan baru ini dan merekrut orang-orang baru dan juga sebagian mantan narapidana," tutur dia.
Sembunyi di Hutan Thailand
Seperti diketahui, gembong narkoba atau bos sindikat narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama belum ditangkap hingga kini.
Meski begitu, kepolisian mencium keberadaan Fredy Pratama yang diduga sembunyi di hutan yang ada di Thailand.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa.
"Enggak (pindah-pindah), saya yakinkan dia masih (di) Thailand. Tapi di dalam hutan," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (13/3/2024).
Namun, jenderal bintang satu itu tak menjelaskan secara detail lokasi Fredy tersebut.
"Udah lah kamu enggak usah (tanya detail). Masa saya mesti buka semua di sini, enggak mungkin lah," kata dia.
Mukti memastikan, perburuan Fredy yang melibatkan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dengan kepolisian Thailand terus dilakukan.
"Mungkin saya akan melakukan hubungan kunjungan ke sana atau balik lagi ke Thailand ya. Kita akan adakan joint lagi dengan Polisi Thailand bagaimana hasilnya," ucapnya.
"Dan menunggu putusan dari pada inkrahnya Fredy Pratama supaya bisa menyita semua aset-asetnya yang ada di daerah Thailand,” sambung dia.
Diduga Ubah Wajah
Fredy Pratama punya setidaknya memiliki empat nama, yakni Fredy Pratama, Miming, Fredy Miming, Wang Xiang Ming.
Fredy Pratama adalah orang Indonesia yang berasal dari Kalimantan Selatan, begitu juga keluarganya.
Bahkan polisi pun telah menyita restoran terkenal bernama Shanghai Palace yang diduga milik Fredy Pratama di Jalan Djok Mentaya, Banjarmasin, Selasa (12/9/2023).
Fredy Pratama telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2014.
"Berdasarkan data perlintasan keimigrasian tersangka FP (Fredy Pratama) telah meninggalkan Indonesia sejak tahun 2014 dan terus mengendalikan jaringannya dari Malaysia dan Thailand," kata Wahyu.
Dalam mengelabui polisi, Fredy Pratama memiliki banyak nama samaran yakni Miming, The Secret, Cassanova, Mojopahit, dan Airbag ini.
Dalam menghindari buruan polisi, Fredy Pratama menggunakan berbagai cara, tak hanya menggunakan nama samaran tapi juga mengubah identitas hingga penampilan.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita enggak tahu, dia mengubah identitas diri," ujar Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa, Selasa (12/9/2023).
Diketahui, Fredy saat ini berusia 38 tahun.
Fredy Pratama diduga saat ini berada di Thailand dan mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand.
Aset Senilai Rp 10,5 Triliun Milik Fredy Pratama Disita
Polri menyebut aset senilai Rp 10,5 triliun yang diduga milik Fredy Pratama yang disita dalam periode 2020-2023.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menjelaskan angka tersebut diperoleh dari hasil konversi barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 10,2 ton dan 116.346 butir ekstasi yang disita selama periode 2020-2023 sebanyak 10,2 ton.
"Apabila dikonversikan ke rupiah menjadi sabu ton setara Rp10,2 triliun dan ekstasi 116.346 butir setara Rp63,99 miliar," kata Wahyu dalam konferensi pers, Selasa (12/9/2023).
Selanjutnya, aset milik Fredy dan keluarganya berupa tanah, kendaraan hingga perhotelan juga disita mencapai Rp 111,83 miliar.
Rinciannya yakni 3 aset tanah dan bangunan di Malang, Jawa Timur; 1 unit apartemen di Jakarta; 9 aset di Barito Utara, Kalimantan Tengah; dan 13 aset di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Selanjutnya 1 aset di Surabaya, Jawa Timur; 2 aset di wilayah Jakarta Barat; 1 aset di Sleman, Yogyakarta; dan 3 aset di Kota Bali.
Kemudian, Wahyu mengatakan pihaknya juga menyita 13 unit kendaraan senilai Rp6,5 miliar dan membekukan 406 rekening terkait Fredy Pratama dengan nilai Rp28,7 miliar.
Khusus untuk uang tunai, ia menyebut penyidik turut menyita sebesar Rp4,82 miliar dan Rp31,6 miliar yang diamankan Polres Bandara Soekarno Hatta.
"Aset tersangka Fredy Pratama di Thailand senilai Rp 75 miliar. Total konversi narkotika dan aset sebesar Rp 10,5 triliun," jelasnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

                
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.