Tribun Wiki
Sosok Ellyas Pical, Legenda Tinju Indonesia, Kisah Hidupnya Bakal Difilmkan Diperankan Denny Sumargo
Ellyas Pical adalah legenda tinju Indonesia. Kisah hidupnya akan difilmkan dan dibintangi oleh Denny Sumargo
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Ellyas Pical mungkin terasa asing bagi anak-anak masa kini.
Namun siapa sangka, Ellyas Pical ini adalah sosok legendaris di Indonesia.
Ya, ia adalah petinju yang pernah meraih juara dunia pertama dari Indonesia.
Saat ini, kisah hidup Ellyas Pical akan difilmkan.
Pemeran Ellyas Pical dalam film serius itu adalah Denny Sumargo.
Baca juga: Sosok Sumedi Madasik Caleg Gagal Putus Aliran Air Bersih ke Warga: Saya Berharap Itu Cuma 100 Suara
Namun, Denny Sumargo ternyata sempat menolak memerankan sosok Ellyas Pical.
Alasannya karena untuk memerankan sosok legenda tersebut begitu berat.
"Peran Ellyas Pical ini berat dimainkan," kata Denny Sumargo.
Denny Sumargo bahkan sampai kelelahan selama menjalani syuting serial biopik Ellyas Pical tersebut.
Series Ellyas Pical garapan Herwin Novianto bersama Falcon Pictures itu tayang di Prime Video mulai 21 Maret 2024.
Di series itu Denny Sumargo memainkan peran utama sebagai mantan petinju dunia Ellyas Pical.
Baca juga: Sosok Alwi Mujahit Hasibuan, Kadiskes Sumut Eks Ketua Badko HMI Terancam Hukuman Mati Diduga Korupsi
Denny Sumargo mengaku kelelahan sejak pertama kali memainkan peran Ellyas Pical.
"Saat syuting series Ellyas Pical ini gue dan istri lagi program hamil sampai kondisi fisik gue jelek banget dan gagal," kata Denny Sumargo berbincang di Falcon Pictures, Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (12/3/2024).
Walau belum berhasil menjalankan program kehamilan bersama Olivia Allan, istrinya, karena kondisi fisiknya tidak benar-benar bagus, Denny Sumargo tidak mempersoalkan.
Toh, bagi Denny Sumargo dan Olivia Allan, ini bukan pertama kalinya gagal menjalani program kehamilan.
Meski begitu Denny Sumargo dan Olivia Allan tidak menyerah melakukan program kehamilan.
"Nggak apa-apa, ini sudah risiko pekerjaan," ucap Denny Sumargo.
Bagi Denny Sumargo, pilihan hidup memang harus ada yang dikorbankan.
Baca juga: Sosok Salma Salsabil, Penyanyi yang Bikin Kecewa Fans Setelah Ketahuan Makan di Restoran Pro Israel
Selama menjalani syuting series Ellyas Pical, Denny Sumargo harus beradegan bertarung dengan atlet tinju sebenarnya diatas ring tinju.
"Setiap kali syuting, adegannya memukul sampai ketarik otot tangannya dan mesti pijat," ucap Denny Sumargo yang harus berhadapan dengan enam atlet tinju sesungguhnya dalam satu hari syuting.
Sementara adegan diatas ring tinju harus dilakoni Denny Sumargo selama 10 hari.
"Rasanya sampai mau mati dan setelah syuting itu proses recovery-nya sampai tiga bulan," ujar Denny Sumargo.
Sosok Ellyas Pical
Melansir dari Wikipedia, Ellyas Pical lahir 24 Maret 1960.
Ia adalah petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia.
Ellyas Pical juga merupakan putera daerah/anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar (fam/marga/mata rumah) Pical.
Elly, begitu dia disapa, seperti rekan-rekan sebayanya di kampung, pada masa kecil adalah seorang pencari mutiara alami, yang menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari mutiara alam.
Baca juga: Profil M Yusuf, Pilot Smart Air 3 Hari di Hutan Bersama Jenazah Temannya, Ditemukan Usai Buat Asap
Karena seringnya menyelam saat kecil itu, pendengaran Pical agak kurang peka.
Pical jatuh cinta kepada olahraga tinju sejak menonton pertandingan-pertandingan tinju di TVRI, terutama pertandingan Muhammad Ali.
Pical telah menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun, dengan berlatih sembunyi-sembunyi karena dilarang oleh kedua orangtuanya.
Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden.
Karier profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior.
Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan.
Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.
Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras itu, membawa Pical ke puncak popularitas.
Oleh pers, pukulan tersebut dijuluki sebagai "The Exocet", merujuk pada nama sebuah rudal milik Prancis yang digunakan oleh Argentina yang dalam Perang Malvinas yang berkecamuk pada masa jaya Pical saat itu.
Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985.
Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta.
Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.
Pada tahun 1987, setelah bermasalah dengan manajernya Simson Tambunan dan Anton Sihotang, serta manajer jangka pendek Dali Sofari dan Khairus Sahel Dia akhirnya mengambil penyanyi Melky Goeslaw sebagai manajernya dan Enteng Tanamal sebagai asisten manajer.
Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.
Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan.
Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989, dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.