Perampokan di Helvetia

Perampok yang Bunuh Bima Perangin-angin masih Diburu, Diduga Ada Uang Korban uang Hilang

Polisi masih terus menyelidiki kasus tewasnya pemilik kontrakan, bernama Bima Perangin-angin. Ini kata Kapolsek Helvetia.

TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH
Suasana di rumah korban perampokan yang tewas dibunuh di Jalan Kelambir V, Kecamatan Medan Helvetia, Selasa (19/3/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Polisi masih terus menyelidiki kasus tewasnya pemilik kontrakan, bernama Bima Perangin-angin.

Menurut Kapolsek Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, saat ini pihaknya telah mengidentifikasi terduga pelaku.

"Dugaan pelaku sudah ada, cuma masih mau kita pastikan lagi. Sejauh ini masih satu orang," kata Alexander, kepada Tribun-medan, Rabu (20/3/2024).

Katanya, ada hasil pemeriksaan sementara diduga ada uang korban yang hilang. Namun belum diketahui secara pasti jumlahnya.

"Kemungkinan ada uangnya yang hilang, cuma nanti kita periksa dulu pihak keluarga," sebutnya.

Ia menyebutkan, dari lokasi polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti termasuk rekaman CCTV.

"Pisau yang dipakai pelaku untuk menikam korban ditemukan di belakan," ungkapnya.

Sebelumnya, Bima Perangin-angin ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya Jalan Klambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.

Korban adalah pengusaha kontrakan di kawasan tersebut.

Menurut penghuni kontrakan korban, Malik mengatakan bahwa, peristiwa itu terjadi, pada Senin (18/3/2024) sekira pukul 22.00 WIB.

Ia menyampaikan, korban meninggal dunia diduga kuat setelah dibunuh oleh perampokan yang masuk ke dalam rumahnya.

"Kira-kira jam 10-an malam, saya terbangun handphone saya bunyi anak korban yang dari Pekan Baru nelpon, katanya Bolang (panggilan korban) kemalingan," kata Malik kepada Tribun-medan, Selasa (19/3/2024).

Katanya, tak lama beberapa penghuni kontrakan korban juga mengetuk pintu rumahnya dan memberitahu bahwa ada maling masuk ke rumah korban.

"Datanglah orang sini gedor-gedor pintu rumah saya, ngasih tahu bolang kemalingan. Terus nelpon lagi anaknya, barulah saya keluar," sebutnya.

Malik mengatakan, saat itu situasi di sekitaran sudah ramai warga dan ia pun langsung masuk ke dalam rumah korban.

Di sana, dia mendapati korban sudah dalam keadaan terduduk dan bersimbah darah.

"Sudah tergeletak posisi korban, waktu itu berdarah. Nggak tahu apa yang hilang," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa, kejadian ini pertama kali diketahui oleh Zulnefi Chaniago alias Alex pemilik toko pangkas yang mengisi salah satu kontrakan korban.

Waktu itu, katanya korban mendatangi Alex dan mengatakan bahwasanya ada maling di rumahnya.

Diketahuinya maling itu bermula dari korban sempat melakukan Video Call (VC) dengan anak perempuannya yang berada di Pekanbaru.

Saat itu, anaknya ini melihat dari arah belakang korban ada seseorang yang diduga kuat pelaku.

"Yang pertama tahu katanya Alex tukanv pangkas di depan itu. Di bolang ini VC sama anaknya, lalu anaknya bilang macam ada orang di belakangnya," bebernya.

Malik menuturkan, setelah memberikan tahukan hal tersebut korban pun kembali ke rumah nya dan tak lama disusul oleh Alex.

Ketika Alex masuk, korban sudah terduduk dalam keadaan bersimbah darah.

"Di dalam rumah korban sudah tergeletak," ujarnya.

Katanya, selama ini korban memang tinggal sendirian di rumahnya. Sementara, istri yang sedang sakit parah tinggal bersama dengan anaknya di Pekanbaru.

"Saya ngontrak di sini sudah dari tahun 2009. Dia tinggal sendirian, anaknya ada empat orang, satu di pekan baru, satu di Batam, dua di Jakarta," bebernya.

Amatan tribun-medan, di rumah depan rumah korban sudah dipasang garis polisi.

Rumah itu pun tampak sepi, daja terlihat berantakan.

Hanya ada satu mobil kijang terparkir di garasi.

(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved