Berita Internasional

Punya Anak dari Program Bayi Tabung, Pasutri Syok saat Lakukan Tes DNA 26 Tahun Kemudian

Belum lama ini warganet dihebohkan dengan kabar pasutri program bayi tabung ditipu dokter.

freepik
Foto ilustrasi 

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ini bisa terjadi karena anak yang lahir melalui fertilisasi in vitro bisa saja mengalami mutasi," jelas sang profesor seraya mengutip sejumlah kasus di luar negeri yang menambah kredibilitas.

Pak A dan istrinya sangat percaya dengan pernyataan tersebut dan membawa pulang anak mereka untuk membesarkannya secara normal.

26 tahun berlalu, ketika putranya sudah dewasa, Pak A dan istrinya berpikir mereka perlu menjelaskan kepada putra mereka mengapa ia memiliki golongan darah yang berbeda dari orang tuanya, jadi mereka menghubungi profesor yang bertanggung jawab.

Tahun lalu, mereka memintanya untuk memberikan dokumen penjelasan. 

“Saya ingin menjelaskan kepada anak saya secara detail tentang mutasi tersebut dan memberitahukan kepadanya bahwa golongan darahnya telah berubah,” kata Pak A.

Namun Pak A dan istrinya tidak mendapat tanggapan dari profesor dan pihak rumah sakit menjawab bahwa mereka tidak dapat membantu dalam kasus ini.

Saat itu Pak A dan istrinya mulai ragu dan memutuskan untuk melakukan tes DNA.

Mereka melakukan tes sebanyak tiga kali dan hasilnya sama: Anak laki-laki itu mempunyai hubungan darah dengan ibunya tetapi sama sekali tidak mempunyai hubungan darah dengan ayahnya.

Pak A bertanya kepada penguji genetik apakah ia pernah menghadapi kasus seperti ini, apakah memang ada mutasi saat bayi tabung tapi ia tidak berani menjawab.

Saat itu, Pak A tidak bisa memikirkan apapun lagi, pikirannya sudah serba abu-abu.

Setelah itu Pak A melakukan penelitian melalui pengacaranya dan mengetahui bahwa banyak kasus pertukaran sel telur ibu atau sperma ayah selama proses bayi tabung yang terjadi di luar negeri, seperti di Amerika atau Singapura.

Hal ini disebabkan oleh kesalahan rumah sakit sehingga menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun.

Pak A dan istrinya pun membawa hasil tes DNA tersebut kepada profesor itu namun mereka tidak bisa menghubunginya.

Saat mengadu ke pihak rumah sakit, pihak rumah sakit hanya menjawab bahwa profesornya telah pensiun tanpa memberikan penjelasan apapun.

Bahkan pihak rumah sakit mencurigai istri Pak A berselingkuh dan mengandung anak orang lain.

Hal itu membuat Pak A dan istrinya semakin marah.

Kini, Pak A dan istrinya menggugat pihak rumah sakit, berharap mendapatkan keadilan bagi keluarga mereka.

Tuan A mengatakan bahwa anaknya tidak tahu apa-apa tentang hal ini karena ia masih tidak bisa membicarakannya. 

Ia sedang memikirkan bagaimana cara membicarakan hal ini dengan sang anak.

(cr32/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved