Berita Sumut
Tak Kampanye dan Sebar Baliho, Ini Faktor Suara Sofyan Tan Tertinggi di Sumut
Bahkan seminggu menjelang minggu tenang, Sofyan hanya tenang-tenang menikmati waktu bersama keluarga.
Penulis: Anugrah Nasution |
Tak Kampanye dan Sebar Baliho, Ini Faktor Suara Sofyan Tan Tertinggi di Sumut
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Politisi PDIP Sofyan Tan meraih suara terbanyak dalam pemilihan anggota legislatif di Sumut.
Sofyan yang merupakan petahana mendulang 279.318 suara dan berada di peringkat 10 dengan perolehan suara caleg DPR RI tertinggi se Indonesia.
Ditemui tribun, Sabtu (23/3/2024), Sofyan menceritakan bahwa dia tak banyak melakukan kampanye selama Pemilu 2024.
Bahkan seminggu menjelang minggu tenang, Sofyan hanya tenang-tenang menikmati waktu bersama keluarga.
Tidak hanya kampanye, baliho Sofyan Tan juga sangat sedikit dan jarang ditemui di pinggir pinggir jalan.
"Seminggu sebelum selesai kampanye saya tidak gerak lagi. Yang bergerak itu mereka yang merasa terbantu oleh kita. Jadi masyarakat, pelajar itu sendiri yang memperkenalkan kita. Kita tidak pakai baliho besar besar, hanya ada beberapa baliho kecil. Itu pun ada sebagian dibuatin warga. Biar orang tau kalau saya maju lagi," kata Sofyan Tan.
Mendapatkan perolehan suara terbesar di Sumut adalah pencapaian yang tak muda. Sofyan mengatakan, suara terus meningkat setiap tahun.
Pada 2014 saat dia pertama kali maju sebagai anggota DPR RI, dia memperoleh 110 ribu suara. Lima tahun kemudian pada 2019, Sofyan yang kembali maju dan meraih 158 ribu suara.
"Dan tahun 2024 mendapatkan 279.324 suara. Peningkatan suara yang signifikan itu menunjukkan jika masyarakat kita masih ingat berterima kasih. Karena hampir 10 tahun saya jadi anggota DPR RI konsisten memberikan perhatian dalam sektor pendidikan," ujar Sofyan.
Dari sinilah keberhasilan Sofyan Tan meraih suara di pileg dia dapat. Sejak puluhan tahun lalu, Sofyan Tan memang fokus pada peningkatan pendidikan khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Seperti peningkatan sarana sekolah, pemberian kesejahteraan guru hingga beasiswa bagi siswa kurang mampu.
Melalui pendataan bagi masyarakat kurang mampu, Sofyan membawa bantuan beasiswa. Lewat data base yang dimiliki, Sofyan menjaring keluarga kurang mampu untuk dapat menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.
Kini jumlah siswa dan keluarga kurang mampu yang merasakan manfaat dari perjuangannya telah mencapai ratusan ribu orang.
"Jadi sebenarnya adalah banyak anak anak kurang mampu saya bantu untuk mendapatkan beasiswa. Baik SD, SMP, SMA dan kuliah dan jumlahnya itu ratusan ribu.
Yang ratusan ribu ini saya jaga. Artinya saya jarang membuka lahan lahan baru. Artinya jika ada keluarga miskin terus kita jaga, kita bantu anak anaknya dari SD sampai SMA kemudian bisa sarjana," kata Sofyan.
Sofyan paham sebagai anggota DPR RI perlu mendekat diri dengan pemilihnya. Selama hampir 10 tahun menjadi DPR RI, Sofyan Tan terus menjaga pemilihnya.
Melalui reses anggota DPR RI Sofyan Tan menyapa dan memantau keluarga kurang mampu yang ikut dalam programnya.
Hal itu lah yang membuatnya tak cemas ketika tak melakukan kampanye saat maju kembali pada Pemilu 2024.
Di samping itu, Sofyan Tan juga konsisten melakukan pertemuan dengan masyarakat.
Setiap Jumat, Sabtu dan Minggu adalah waktu Sofyan Tan menyapa dan berdiskusi dengan warga.
"Selain itu setiap reses anggota DPR itu kan ada kira kira ada 20 kali paling bisa 100 kali setiap tahun untuk bertemu masyarakat. Nah kalau saya tidak hanya segitu saya lakukan lebih," kata Sofyan.
"Dan setiap Jumat, Sabtu dan Minggu saya lakukan pertemuan dengan masyarakat terus untuk dapat bertemu dan berbicara dengan masyarakat."
Siapakah sosok Sofyan Tan?
dr Sofyan Tan adalah salah satu dari sekian banyak warga keturunan Tionghoa di Indonesia yang prestasi dan jasanya di bidang pendidikan sangat dihargai oleh banyak pihak, baik di pemerintahan maupun swasta.
Sofyan Tan merupakan anak ke - 8 dari 10 saudara yang lahir di keluarga Tionghoa sederhana dari pasangan Hisar (Tan A Guan) dan Hermina (Lie Giok Hwa).
Sebagai seorang lulusan kedokteran, Sofyan Tan mendedikasikan dirinya untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Dalam buku "Penakluk Badai, Biografi dr Sofian Tan (2009)" karya J. Anto, Anda bisa membaca bagaimana perjuangan Sofyan Tan saat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI), Medan.
Selama masa studinya, Sofyan Tan harus menghadapi komentar-komentar rasis dari para dosen dan teman-temannya tentang keturunan Tionghoa.
Ayahnya wafat pada tahun 1980, Sofyan Tan harus bekerja dan hidup mandiri untuk menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya.
Berbagai cobaan yang harus dilalui Sofyan Tan membuatnya tidak mungkin tinggal diam dalam perjuangan untuk terlibat dalam dunia aktivis kampus dan memajukan pendidikan lokal.
Pada tahun 1990, beliau berhasil menyelesaikan studi pendidikan kedokterannya. Pada tanggal 25 Agustus 1987, dr Sofyan Tan yang saat itu berusia 28 tahun, mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda di Sunggal, Medan, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM). Sekolah Sultan Iskandar Muda memiliki jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK.
Didirikan oleh dr Sofyan Tan, sekolah ini terinspirasi oleh realitas pendidikan yang kurang beruntung secara sosial-ekonomi, termasuk krisis SARS.
Kegelisahan dan keprihatinan dr Sofyan Tan terhadap realitas sosial ini mendorongnya untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu dan membangun sekolah yang didasarkan pada prinsip asimilasi.
Jika Pendeta Martin Luther King di Amerika Serikat memimpikan agar orang kulit hitam kelak memiliki hak yang sama dengan orang kulit putih lainnya, maka mimpi Sofyan Tan dalam mendirikan Sekolah Sultan Iskandar Muda adalah agar anak-anak kurang mampu kelak dapat bersekolah di sekolah yang berkualitas.

Program Orangtua Asuh Bersilang dan Beasiswa
dr Sofyan Tan juga menciptakan Program Orang Tua Asuh Serial dan Silang untuk membantu orang-orang yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang beruntung.
Program Orang Tua Asuh bersilang dimaksudkan untuk melanjutkan visi dan misi memberantas kemiskinan melalui pendidikan, dan diharapkan orang tua asuh yang berhasil akan membantu orang-orang yang kurang mampu, tanpa memandang suku, agama, atau ras, untuk mendapatkan pendidikan.
Program Orang Tua Asuh Silang adalah sebuah praktik dimana orang tua asuh dan anak asuh bersama-sama membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan dengan menghilangkan stereotip antar suku, agama, dan ras, serta saling memahami budaya satu sama lain.
Para orang tua asuh ini berasal dari Medan dan daerah lain di Sumatera Utara, serta dari Jakarta dan luar negeri.
Selain program orang tua asuh berantai dan silang, ada juga program "Beasiswa Sofyan Tan", yang memberikan beasiswa dalam bentuk dukungan keuangan kepada individu untuk digunakan bagi kelanjutan pendidikan mereka.
Dedikasi yang telah dilakukan oleh dr Sofyan Tan untuk membangun pendidikan yang adil dan beragam adalah bukti komitmennya terhadap pendidikan dan masyarakat.
Sebagai pengakuan atas kontribusinya, pada tahun 1989, Ashoka Innovators for Public, Amerika Serikat, menganugerahi dr Sofyan Tan dengan penghargaan Ashoka Fellow untuk Hubungan Etnis dan Pendidikan.
Kemudian, pada tahun 1990, Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia memberikan penghargaan kepada dr Sofyan Tan sebagai pelopor pengembangan solidaritas sosial.
Lalu surat kabar nasional dan terbesar di Indonesia, Kompas pada tahun 1995, pernah menuliskan dirinya sebagai sosok paling “asli” dibanding orang Indonesia “asli” (Kompas 6 Agustus 1995, “Lebih Jauh dengan Dokter Sofyan Tan.”) karena mendirikan sekolah pembauran.
Pada tahun 1994, Harian Waspada menobatkan dr Sofyan Tan sebagai tokoh terpopuler di Sumatera Utara.
Pada tahun 2002, dr Sofyan Tan dianugerahi Anugerah Wiyata Mandala oleh Gubernur Sumatera Utara sebagai tokoh pendidikan di Sumatera Utara.
Pada tahun 2003, beliau juga terpilih sebagai orang yang paling diinginkan masyarakat untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan oleh Harian Bisnis Medan.
Pada tahun 2007, Dr Sofian Tan terpilih sebagai pemenang penghargaan Danamon Award untuk Program Gerakan Orang Tua Asuh.
Pada tahun 2011, Quran Believers Jakarta menobatkannya sebagai Person of the Year 2012 di bidang kewirausahaan sosial.
Kemudian, pada tanggal 7 Juni 2014, Maarif Institute, sebuah gerakan budaya untuk Islam, kemanusiaan dan Indonesia, memberikan penghargaan Maarif Prize kepada sekolah yang ia dirikan.
Pada tahun 2014 juga, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia memberikan penghargaan Yayasan Universitas Sultan Iskandar Muda kepada Yayasan Pendidikan Pengabdian Sosial.
Riwayat Pekerjaan
Wakil Kepala Laboratorium Biologi SMA Sutomo 1980—1986
Asisten Dosen Lab Physiologi FK-UMI Medan 1981—1985
Guru Biologi SMA PKMI Pematang Siantar 1984—1985
Ketua Yayasan Perguruan Brigjend Katamso Sunggal 1984—1988
Ketua Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda 1987—sekarang
Kepala Lab Biologi SMA PKMI-2 Medan 1988—1990
Guru Biologi SMA PKMI-2 Medan 1988—1991
Direktur PT Raja Albatros Mas 1996—2000
Presiden Komisaris PT Raja Albatros Mas 2001—2002
Ketua Yayasan Ekosistem Lestari 2002—sekarang
Presiden Direktur PT Raja Albatros Mas 2003—sekarang
(cr17/tribun-medan.com)
Daftar 10 Sekolah dengan Prestasi Terbanyak Versi Puspresnas, SMA Unggul Del Sumut Posisi 6 |
![]() |
---|
DAFTAR Jalan Tol di Sumut yang Diskon Tarif 20 Persen, Berlaku Mulai Hari Ini |
![]() |
---|
Mulai Jumat Ada Diskon 20 Persen di 5 Ruas Jalan Tol Sumut, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
NASIB Wanita Usia 52 Tahun Dibunuh Pacar Berondong di Labusel, Motor dan Emas Perhiasan Diambil |
![]() |
---|
Nasib Aldi Sitorus, Atlet Peraih Emas Tarung Derajat Sumut, Korban Kesadisan Kawanan Geng Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.