Tribun Wiki

Sosok Savana Odelia Sudwikatmono, Anak dari Founder Net TV yang Bikin Desta Kikuk

Sosok Savana Odelia Sudwikatmono mendadak viral setelah tampil di acara Main Hakim Sendiri yang tayang di Net TV

Editor: Array A Argus
YOUTUBE
Savanna Odelia Sudwikatmono dan Desta 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Savanna Odelia Sudwikatmono sempat viral di media sosial setelah tampil di acara bertajuk Main Hakim Sendiri di Net TV yang tayang pada Selasa (26/3/2024).

Saat itu, Savanna Odelia Sudwikatmono ditunjuk secara acak oleh hakim yang diperankan oleh Deddy Mahendra Desta, atau Desta.

Desta memang terbiasa memilih penonton secara acak untuk dijadikan asistennya.

Namun, setelah Savanna ditunjuk oleh Desta, terjadilah momen lucu yang turut bikin Desta kaget dan kikuk.

Hal itu bermula saat komedian Indra Jeggel menanyakan pendidikan Savanna.

"Savanna kamu kuliah jurusan apa?"

Baca juga: Sosok Bernardus Prasodjo, Pelukis Gambar di Kaleng Khong Guan yang Karyanya Ada Dimana-mana

"Udah selesai, lulusan Marcom, Marketing Communication," jawab Savanna.

Savanna sendiri menempuh pendidikan di Los Angeles.

"Berarti kamu kuliah di Universitas Negeri Los Angeles, disingkat Unila?" tanya Jegel memancing tawa.

Singkat cerita, Jegel menanyakan pekerjaan ayah Savanna.

"Kok bisa kuliah di luar negeri, bapak kerja apa?"

Savanna mengatakan jika sang ayah bekerja di Net TV.

"Bapak kerja di NET TV," jawab Savanna.

Baca juga: Kapten Timnas Indonesia U23 Rizky Ridho Dipuji FIFA, Dinilai Sosok Muda Inspiratif

Seketika ekspresi para pemain berubah. Mereka terkejut.

"Di Net?" tanya Desta syok.

"Bagian apa? Nama lengkapmu siapa?" tanya Jegel lagi.

"Aku Savanna Odelia Sudwikatmono," jawab Savanna.

Seketika Desta pun berdiri dari tempat duduknya.

"Anaknya bos brooo" sahut Desta.

"Maaf Savanna diralat ya, bapaknya bukan kerja di Net tapi yang punya Net ya," kata Indra Jegel.

"Kok suasana jadi gak enak ya," celetuk Desta disambut tawa penonton.

Baca juga: 8 Instansi yang Buka Formasi CPNS 2024 untuk Lulusan Sekolah Kedinasan

Sosok Savanna Odelia Sudwikatmono

Savanna Odelia Sudwikatmono adalah putri dari Agus Lasmono Sudwikatmono dan Joanna Nalapraya.

Agus merupakan pendiri Indika Group, sekaligus pemilik Met TV.

Agus juga memiliki klub sepakbola PT Putra Sleman Sembada dan merupakan keponakan dari Presiden Soeharto.

Savanna sendiri adalah seorang penyanyi asal Indonesia.

Ia saat ini menjadi vokalis grup band Liliboi.

Savanna Odelia Sudwikatmono mengenyam pendidikan di Jakarta Intercultural School dan melanjutkan jenjang kuliah di Pepperdine University.

Baca juga: Chelsea Dapatkan Bibit Hibrida Lampard dan Hazard, Cetak 4 Gol Bikin Cole Palmer Sejajar Haaland

Biodata

Nama:  Savanna Odelia Sudwikatmono

Pekerjaan: Vokalis Liliboi

Pendidikan : Pepperdine University

Ayah: Agus Lasmono Sudwikatmono

Ibu: Joanna Nalapraya

Instagram: @savanaodelia

Band/Grup Musik: Liliboi

Sosok Sudwikatmono, Kakek Savanna

Sosok Sudwikatmono (76) adalah paman Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto yang meninggal dunia pukul 06.30 waktu Singapura, saat masih dirawat secara intensif di RS Mount Elizabeth.

Sudwikatmono adalah saudara sepupu Pak Harto.

Pak Dwi, demikian panggilan akrabnya.

Dilansir dari Tribunnewswiki, Pak Harto (Presiden Soeharto waktu itu) mengikutsertakan Pak Dwi dalam jajaran pengusaha besar yang kerap diberi julukan ’konglomerat’ ini untuk secara bersama dengan pengusaha kakap lainnya membantu mengentaskan kemiskinan melalui satu wadah bernama Yayasan Damandiri (Dana Sejahtera Mandiri).

“Kami berkumpul dalam satu wujud kesadaran untuk membantu pemerintah melalui Yayasan Damandiri dalam pengentasan kemiskinan,” kata Sudwikatmono pelan.

Meski kondisi lelaki kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 28 Desember 1934 sudah berbeda dengan saat sepuluh tahun lalu, namun masih sangat jelas dalam merunut kiprah dan aktivitasnya dalam Yayasan Damandiri.

“Arahan Pak Harto waktu itu kepada orang-orang yang dipercayanya untuk menjalankan yayasan-yayasan tersebut beliau langsung yang menunjuk kami. Kemudian Pak Harto memberikan intruksi. Ini semua adalah kesadaran atas kami yang ditunjuk sebagai pengurus guna membantu pemerintah supaya persoalan kemiskinan bisa terus ditekan,” papar raja sinepleks Teater 21.

Prestasi sebagai pengusaha yang sempat diraihnya, mulai dari pendiri PT Bank Surya, Komisaris PT Bogasari Flour Mills, Komisaris PT Indofood Sukses Makmur, Komisaris PT Indika Entertainment, bukan saja tahu yayasan-yayasan lain selain Yayasan Damandiri yang menempatkan dirinya sebagai salah seorang tokoh pendiri dari yayasan tersebut.

Mulai berbisnis sejak tahun 1957. Awalnya ekspor kulit yang bau itu.

Sebelumnya, waktu sekolah, malah sempat jual sepeda bekas. Ia membeli hanya Rp 200, kemudian diperbaiki habis Rp 500, lalu dijual seharga Rp 1.200.

Untungnya buat kuliah di Fakultas Ekonomi, UGM. Tapi lama-lama tidak sanggup.

Baru tingkat dua ibunya sudah sambat soal biaya, terlebih Bapaknya sudah pensiun.

Ibu hanya terima uang dari sewa kamar kos. Bahkan ia sampai satu kamar dengan anak kos.

Tapi prinsipnya tidak mau minta kakak-kakaknya, walaupun sebenarnya bisa. Ia mau cari sendiri.

Sebagai pengusaha sukses tentu tidak harus tampil sendirian membangun kerajaan bisnisnya, tapi acap kali pula Sudwikatmono bermitra dengan tokoh pengusaha sukses lainnya.

Sebagai pengusaha besar tidak membuat Sudwikatmono pongah.

Ia tetap seorang warga negara yang baik sejak dulu. Ia pun pernah mendukung imbauan Presiden Soeharto untuk menertibkan operasi pasar swalayan besar di Dati II agaknya memang realistis. Buktinya, instruksi itu juga ditanggapi secara positif oleh pengusaha pasar swalayan raksasa ini.

Padahal saat itu muncul beragam asumsi penilaian mulai dari apakah instruksi itu tidak akan mengganjal ekspansi usahanya, atau barangkali dia punya skenario khusus untuk menyiasati instruksi itu?

“Pembatasan usaha ritel saya kira merupakan langkah tepat. Terutama untuk pengembangkan pengusaha ritel lokal. Sebab, untuk ritel besar masih cukup besar peluangnya melakukan ekspansi di kota-kota propinsi,” kata sosok yang pernah merasakan menjadi Presdir Indofood Sukses Makmur sekaligus pemilik Golden Truly.

Pemikirannya yang arif tersebut kala itu memang mengandung kebijakan dan membangun peluang bagi pengusaha lokal untuk mengembangkan usaha sebagai upaya mendukung perekonomian daerah dan masyarakat.

Pun ia berpikir agar pengusaha besar jangan hanya mengandalkan Jakarta.

Bahkan jika perlu ekspansi ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang berpeluang untuk dimasuki ritel Indonesia.

Pengusaha, harus kreatif dan inovasi dalam ekspansi usaha dan tidak menyerah karena adanya peraturan-peraturan tertentu.

Diperjalanan usia memasuki usia 72 tahun, Sudwikatmono tetap masih memikirkan nasib bangsanya yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

“Itulah tugas sekaligus yang menjadi perhatian besar dari Yayasan Damandiri yang diketuai Pak Harto,” tukas Pak Dwi.

Dalam perjalanannya mengentaskan kemiskinan bersama Yayasan Damandiri, selaku salah satu anggota tokoh pendiri, Sudwikatmono menilai, “Kalau menurut pandangan saya belum mencapai target, tapi sudah tepat sasaran. Hal ini karena Presidennya (pemerintahannya) ganti-ganti terus, sehingga tidak ada yang memikirkan yayasan yang digagas Pak Harto sebagai Presiden yang kedua Republik Indonesia,” kilah pengusaha yang setelah pindah dari Menteng ke Simpruk dan sekarang di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Itu sebabnya, kata tokoh pengusaha yang kesehatannya sudah mulai terganggu ini, sampai sekarang kemiskinan bukannya menurun tapi justru meningkat. Itu kenyataan.

Tapi Damandiri berusaha tetap meneruskan cita-cita yang dahulu.

Kita tidak boleh melupakan jasa-jasa presiden yang dulu, tapi sekarang harus dikembangkan lagi untuk masa depan yang lebih baik.

Sebagai salah satu tokoh pendiri Damandiri, ia berharap meskipun kinerja Yayasan ini tidak tergantung dari pemerintah, sebab Damandiri telah memiliki program kegiatan program pengentasan kemiskinan, maka pemerintah perlu mendukungnya.

Demikian juga dengan yayasan yang diketuai Pak Harto lainnya, yang sifatnya betul-betul sosial membantu rakyat-rakyat yang miskin dan rakyat yang kekurangan fasilitas.

“Tujuannya kan baik, membantu mereka yang membutuhkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” kata Pak Dwi, seraya melanjutkan, “bukankah membantu orang-orang yang susah dan membutuhkan itu merupakan perbuatan baik dan diridhoi Tuhan. Membangun sebanyak-banyaknya kebajikan selama masih hidup. Buka mata buka hati, ringankan tangan untuk terus membantu sesamanya. Santun dalam mengelola usaha tapi juga harus ramah berderma”.

Demikian beberapa saran bijak disampaikan pemilik kegiatan rutin sehabis sembahyang Subuh menghangatkan badan.

Dulu sering jalan kaki satu jam keliling komplek tiga kali, hampir lima kilometer.

Hobinya dulu jalan kaki dan berenang tiap kali satu jam.

Bisa delapan kali, yang penting bergerak. Pantas tetap segar, Pak Dwi!(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved