Berita Viral
Tak Cuma Ayah Mertua, Kakek Mertua Dian Sastro Juga Terjerat Kasus Besar hingga Buron, Ini Sosoknya
Tak cuma ayah mertuanya, ternyata kakek mertua Dian Sastro juga pernah terjerat kasus besar hingga jadi buron. Lantas, siapakah sosok kakek mertua Di
TRIBUN-MEDAN.com - Tak cuma ayah mertuanya, ternyata kakek mertua Dian Sastro juga pernah terjerat kasus besar hingga jadi buron.
Lantas, siapakah sosok kakek mertua Dian Sastro tersebut?
Baru-baru ini, nama Dian Sastro menjadi sorotan netizen saat dirinya mengunggah foto sedang bermain ski.
Netizen membongkar tabir di keluarga Maulana Indraguna Sutowo, suami Dian Sastrowardoyo.
Keluarga sang suami menjadi pembicaraan buruk masyarakat Indonesia.
Maulana Indraguna Sutowo merupakan cucu dari sosok Ibnu Sutowo yang merupakan salah satu politisi terkuat di era Orde Baru.
Orang tua dari mertua Dian Sastro ini memiliki sisi kelam sepak terjangnya di dunia politik Indonesia.
Ibnu Sutowo pernah menyalahgunakan wewenang miliknya, dia bahkan berakhir sebagai seorang koruptor.
Hal itu membuat kehadiran Dian Sastro dalam keluarga besar politisi korup ini ikut tercoreng.
Tak sedikit yang menuding bahwa Dian Sastro juga ikut menikmati hasil 'uang haram' Ibnu Sutowo melalui sang suami.
Meskipun tudingan itu belum pernah diselidiki dan dibuktikan di pengadilan.
Banyak yang mengaitkan gaya hidup mewah dan eksklusif Dian Sastro tak lepas dari suport kekayaan suami.
Yang diduga-duga publik bahwa kekayaan hasil korup keluarga besar suami Dian Sastro tak akan habis tujuh turunan.
Lalu siapa sebenarnya Ibnu Sutowo dan perannya di Orde Baru hingga awal Reformasi?
Sosok Ibnu Sutowo citranya cukup kelam di mata masyarakat Indonesia.
Ibnu Sutowo dikenal sebagai direktur utama Pertamina pertama di Indonesia.
Ibnu Sutowo juga disebut-sebut sebagai tokoh kunci awal berdirinya Pertamina.
Kakek Maulana Indraguna Sutowo ini ternyata adalah seorang dokter.
Setelah masa kemerdekaan, ia bertugas sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Tentara se-Sumatra Selatan (1946-1947).
Pada 1955, Sutowo ditunjuk sebagai Panglima TT-II Sriwijaya.
Selepas itu, kariernya di perusahaan plat merah dimulai.
Pada 1957, Jenderal AH Nasution yang saat itu KSAD menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatra Utara (PT Permina.
Pada pada 30 Januari 1970, Harian Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis memberitakan simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90,48 miliar (kurs rupiah saat itu Rp 400/dolar).
Koran itu juga menuliskan kerugian negara akibat kongkalikong Ibnu dan pihak Jepang.
Saat itu, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Suharto membentuk tim yang bernama Komisi Empat untuk menyelidiki dugaan korupsi di Pertamina.
Tim ini menghasilkan laporan yang menyimpulkan terjadinya beberapa penyimpangan-penyimpangan.
Pada 1975, Pertamina jatuh krisis.
Kemudian pada 1976 Ibnu mengundurkan diri sebagai Dirut Pertamina.
Saat ditinggalkan Ibnu, Pertamina dalam kondisi utang US$ 10,5 miliar.
Meski dikenal kontroversial, akan tetapi Soeharto mengangkat Ibnu Sutowo Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).
Hingga akhirnya Ibnu Sutowo sempat menjadi 'buron' setelah era Orde Baru berakhir, terutama pada era kepresidenan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Masa akhir hidupnya yang belum mempertanggung jawabkan dosa-dosanya, Ibnu Sutowo meninggal dunia pada 12 Januari 2001.
Rekam Jejak Adiguna Sutowo Mertua Dian Sastro, Pengusaha yang Bunuh Pelayan dengan Cara Ditembak
Dikutip dari Kompas.com, Adiguna Sutowo dikenal sebagai pemilik dan pendiri MRA Group.
Ia merupakan anak dari mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) di era Orde Baru, Ibnu Sutowo.
Namanya juga dikenal luas sebagai mertua dari artis Dian Sastrowardoyo. Ia meninggal di usia 62 tahun.
Perusahaan miliknya yang cukup terkenal adalah MRA Group yang merupakan akronim dari PT Mugi Rekso Abadi.
Perusahaan ini bergerak di bidang media yang meliputi penerbitan majalah, berita online, dan stasiun radio.
Selain media massa, MRA juga merambah bisnia lainnya seperti restoran, importir kendaraan mewah seperti Ferrari, hingga perhotelan.
Dekat dengan Keluarga Cendana
Sosoknya juga dikenal dekat dengan Keluarga Cendana, terutama kedekatannya dengan Tommy Soeharto.
Tak hanya itu, jaringan restoran yang dimiliki MRA antara lain gerai es krim Haagen Dazs, berikutnya adalah Hard Rock Cafe yang berlokasi di Jakarta dan Bali.
Estafet bisnis di bawah MRA saat ini diwariskan kepada anaknya, Maulana Indraguna Sutowo yang saat ini menjabat sebagai CEO PT Mugi Rekso Abadi.
Maulana Indraguna Sutowo tak lain adalah suami dari artis Dian Sastro.
Adiguna Sutowo sempat melakukan pembunuhan terhadap pekerjanya bernama Yohanes Brachman Hairudy Natong alias Rudy.
Aksi pembunuhan itu terjadi pada 1 Januari 2005 di Island Bar Fluid Club, Lounge Hotel Hilton International.
Dilansir dari Tribun Trends, korban ditembak dari jarak satu meter menggunakan pistol oleh Adiguna Sutowo.
Seorang bartender, Daniel Sibarani mengaku melihat langsung saat Adiguna Sutowo menembak mati pelayan bernama Yohanes Brachman Hairudy Natong alias Rudy (28) pada 1 Januari 2005 di Island Bar Fluid Club, Lounge Hotel Hilton International.
Daniel mengaku bahwa Adiguna Sutowo menembak Rudy dari jarak sekitar satu meter.
Kesaksian Daniel dibacakan oleh Jaksa Siregar dalam persidangan kasus tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Selasa (19/4/2005) dengan terdakwa Adiguna Sutowo.
Kesaksian Daniel dibacakan jaksa karena yang bersangkutan saat ini sedang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebagai tenaga kerja Indonesia.
Masih di dalam BAP yang dibacakan jaksa, Daniel menyatakan melihat Adiguna menodongkan pistol yang dipegang dengan tangan kanan sambil duduk di meja bar.
Lalu, pelaku memutar badan ke kiri sehingga berhadapan dengan korban.
Daniel kemudian melihat Adiguna menarik pelatuk pistol tersebut, tetapi tidak sempat meledak.
Daniel sempat berpikir, Adiguna hanya bermain atau bercanda.
Selanjutnya, Daniel membelakangi Rudy karena akan membuat minuman.
Saat itulah terdengar suara letusan bersamaan dengan korban Rudy terjatuh di samping kanan Daniel dengan posisi telentang.
Kemudian, Daniel bersama kawan-kawan di bar tersebut menolong Rudy dengan membawa ke klinik Hotel Hilton International.
"Saksi memberikan keterangan tambahan bahwa lebih kurang lima menit sebelum kejadian, seorang perempuan yang mendampingi pelaku memberitahukan kepada saksi bahwa yang datang bersamanya adalah Adiguna Sutowo, yang punya Hotel Hilton," kata Siregar.
Dalam BAP-nya itu, Daniel selanjutnya menerangkan bahwa perempuan pasangan Adiguna Sutowo itu juga mengatakan kepadanya, merasa takut, karena Adiguna Sutowo membawa senjata api yang ditaruh di dalam tasnya.
Sempat terancam hukuman mati
Tim jaksa yang dipimpin Andi Herman mendakwa secara kumulatif bahwa perbuatan terdakwa Adiguna melanggar Pasal 338 Kitab Undang- undang Hukum Pidana tentang pembunuhan disengaja dengan ancaman maksimal hukuman penjara 15 tahun.
Ayah dari Maulana Indraguna Sutowo itu juga didakwa melanggar Undang- Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 atas kepemilikan senjata api dan amunisi ilegal dengan ancaman maksimal hukuman mati.
"Pada 1 Januari 2005 sekitar pukul 02.30, Adiguna bersama Vika Dewayani (istri Adiguna), Novia Herdiana alias Tinul, dan Thomas Edward menuju Hotel Hilton International dan menginap di kamar 1564 selepas merayakan malam Tahun Baru di Restoran Dragon Fly Cafe, Jalan Gatot Subroto," kata Andi.
Sekitar pukul 03.10, lanjut Andi, Vika memberi tahu Adiguna agar melihat anaknya yang berada di diskotek Hotel Hilton (Island Bar Fluid Club & Lounge) di lantai dasar.
Kemudian, mereka menuju tempat tersebut.
"Sekitar pukul 04.40, terdakwa dan Tinul menuju Island Bar untuk memesan minuman lychee martini dan vodca tonic," kata Andi.
Selanjutnya, Andi mengatakan bahwa Tinul membayar minuman itu dengan kartu kredit HSBC miliknya senilai Rp 150.000.
Ketika kedua kalinya mereka memesan minuman yang sama, pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu debit BCA milik Adiguna, tetapi ditolak karena mesin edisinya belum ada.
Saat itu kartu debit BCA milik Adiguna diserahkan kembali oleh korban Rudy kepada Tinul.
"Terdakwa lalu marah-marah kepada korban," kata Andi.
Andi mengatakan, Adiguna yang duduk di meja bar saat itu membalikkan badan dan menarik revolver kaliber 22 jenis S&W di pinggangnya.
Kemudian, ia menembakkannya satu kali dan mengenai dahi kanan korban.
(*/TRIBUN-MEDAN.COM)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
kakek mertua Dian Sastro
Dian Sastrowardoyo
Maulana Indraguna Sutowo
Mertua Dian Sastro
Ibnu Sutowo
| Kabar Gembira Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan untuk Peserta yang Menunggak, Cukup Registrasi Ulang |
|
|---|
| KRONOLOGI Wanita Muda di Sleman Tewas Dengan Luka Sayatan di Leher, Pelaku Pakai Pisau yang di Dapur |
|
|---|
| SANDIWARA Bripda Waldi Kirim Pesan Berduka ke Keluarga Erni Sambil Bawa Kabur Mobil: Dak Nyangka |
|
|---|
| PRABOWO Bakal Pakai Harta Koruptor Untuk Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh: Jangan Biarkan Merajalela |
|
|---|
| MBAH TARMAN yang Nikahi Wanita Muda Bakal Dijemput Paksa, 3 Kali Mangkir Kasus Mahar Cek Rp 3 Miliar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.