Tribun Wiki
Benarkah Obat Sakit Kepala Bisa Memicu Anemia Aplastik, Simak Penjelasan BPOM dan Pakar Kesehatan
Saat ini tengah ramai mengenai isu soal bahaya obat sakit kepala yang disebut bisa memicu anemia aplastik
Sementara, obat sakit kepala biasanya hanya dikonsumsi seperlunya, yakni saat muncul keluhan.
"Karena proses anemia aplastik itu juga suatu proses panjang," kata dia.
Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Saat Menjalani Ibadah Puasa Ramadan
Zullies menjelaskan, anemia aplastik sebenarnya bukan disebabkan oleh penggunaan obat, melainkan penyakit autoimun.
Penyakit autoimun adalah suatu masalah kesehatan yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi justru menyerang tubuh sendiri.
Dalam kasus ini, menurutnya, imunitas penderita anemia aplastik menyerang sumsum tulang belakangnya sendiri.
Akibatnya, sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah. Saat sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah, tubuh pun tidak mampu berfungsi secara normal.
"Karena sistem imun bertindak secara salah memyerang tubuh sendiri dalam hal ini sumsum tulang belakang, sehingga tidak bisa menghasilkan sel darah. Jadi bukan karena obat," terang Zullies.
Kendati demikian, untuk menghindari potensi efek samping yang mungkin terjadi, pastikan untuk mengonsumsi obat sakit kepala sesuai aturan pemakaian dalam kemasan.
"Asal sudah sembuh sakit kepalanya ya sudah cukup. Biasanya butuh tiga kali sehari saja (minum obat)," lanjutnya.
Obat bebas tidak boleh diminum dalam jangka panjang
Senada, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial Syam mengatakan, penggunaan obat bebas hanya bersifat sementara jika diperlukan.
"Ini sifatnya kalau perlu dan tidak boleh digunakan secara terus-menerus dalam jangka panjang," kata dia, saat dikonfirmasi terpisah, Rabu.
Sebelum mengonsumsi, pasien perlu membaca ketentuan terkait dosis, indikasi, kontraindikasi atau orang yang tidak boleh mengonsumsi, serta efek sampingnya.
Masyarakat juga harus mengetahui seberapa besar potensi efek samping yang tercantum dalam kemasan itu akan terjadi.
Menurut Ari, saat diizinkan untuk dibeli secara bebas, suatu obat sebenarnya relatif lebih aman dibandingkan dengan obat yang wajib diberikan dengan resep dokter.
"Tapi sekali lagi tetap, di dalam kita menggunakan obat-obatan tersebut sifatnya hanya sementara," lanjut Ari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.