Berita Viral

TKN Harap Ada Pertemuan Ganjar, Anies dan Prabowo Usai Keputusan MK: Wajar Capres Kalah Beri Selamat

Co Captain Tim Nasional Anies-Muhaimin, Sudirman Said mengharapkan ada pertemuan antara  rival politik di Pilpres 2024. 

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah) dan Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) berpegangan tangan usai beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta) 

Rayuan Prabowo Subianto untuk mengajak para partai politik untuk bergabung tampakna berhasil. Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang menjadi mengusung Anies-Muhaimin tampaknya mulai pecah. 

Nasdem dan PKB tampaknya sudah membuka pintu untuk Prabowo-Gibran.

Sementara, PKS masih konsisten di jalur perubahan atau pun oposisi. 

Sedangnkan di kubu Ganjar-Mahfud, PDIP belum menyatakan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Mereka tetap teriak lantang di sidang sengketa Pilpres. 

 Lalu, PPP yang mendukung Ganjar-Mahfud telah tampak bakal masuk pemerintahan Prabowo-Gibran.

Co-captain Timnas Anies-Muhaimin, Sudirman Said mengakui partai Koalisi Perubahan sudah tak solid lagi.

Hubungan mereka renggang karena kesibukan kepentingan internal masing-masing.

"Dalam proses (kepentingan internal) kalau dikatakan agak renggang ya wajar lah kan fungsinya berbeda," kata Sudirman saat ditemui di kediamannya di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2024).

Baca juga: Banting Kepala Fernando Sipayung Pakai Kursi Plastik, RH Diamankan Polsek Siantar Barat

Baca juga: Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran Calon Gubernur Sumut dari PDIP

Sudirman mengatakan, dalam koalisi perubahan ada tiga entitas yang berbeda yang memiliki kepentingan internal masing-masing.

Entitas pertama, capres Anies Baswedan yang merupakan orang di luar partai yang punya kepentingan internal sendiri.

Kedua, entitas koalisi partai yang mencalonkan Anies-Muhaimin.

Entitas kedua ini mungkin, kata Sudirman, merasa tugasnya selesai setelah mencalonkan Anies.

Sebab itulah, kata Sudirman, tidak terlihat banyak dukungan partai koalisi saat Anies memperkarakan hasil pilpres di MK.

"Calonnya bertanding (dalam pemilu) kemudian hasilnya begitu sekarang entitas calon yang memproses ke MK. jadi ini punya batas waktu," imbuh Sudirman.

Perpecahan itu juga terlihat ketika Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang tergabung dalam KPP bertemu dengan Prabowo Subianto. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved