Tribun Wiki

Sejarah Perjanjian Roem Roijen yang Diperingati Tiap 7 Mei, Inilah Daftar Tokohnya

Pada 7 Mei 1949, ada sebuah peristiwa bersejarah yang dikenal dengan nama perjanjian Roem Royen. Berikut ini kisahnya

|
Editor: Array A Argus
Arsip Nasional Indonesia via Tribunnewswiki
Perjanjian Roem-Royen terjadi pada 17 April 1949 dan ditandangani 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Pada tanggal 7 Mei, Indonesia memperingati peristiwa bersejarah yang dikenal dengan perjanjian Roem Roijen atau Roem Royen.

Perjanjian Roem Royen ini merupakan perjanjian antara Indonesia dengan Belanda.

Dilansir dari Kompas.com, perjanjian Roem Royen dimulai pada tanggal 17 April 1949 dan ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

Nama perjanjian ini diambil dari dua pemimpin delegasi, yaitu Mohammad Roem (delegasi dari Indonesia) dan Herman van Roijen dari (delegasi dari Belanda).

Baca juga: Sejarah Hari Kebebasan Pers Sedunia yang Diperingati Tiap 3 Mei

Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.

Perjanjian Roem Royen berjalan sangat alot sehingga memerlukan kehadiran Bung Hatta yang sedang berada dalam pengasingan di Bangka.

Selain Bung Hatta, perjanjian ini juga memerlukan kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk mempertegas sikap Sri Sultan terhadap Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. 

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Tiap 2 Mei

Latar belakang perundingan Perundingan Roem-Roijen

Perjanjian Roem Royen diawali dari serangan Belanda kepada Indonesia setelah Kemerdekaan yang disebut agresi militer Belanda I dan II.

Pada saat itu, Belanda menyerbu Yogyakarta dan juga menawan beberapa pemimpin Indonesia sebagai tahanan politik.

Belanda juga menyebarkan propaganda bahwa tentara Indonesia sudah hancur sehingga dikecam oleh dunia internasional.

Hal tersebut menuai berbagai kecaman dari luar negeri.

Tekanan dari luar negeri yang bertubi-tubi akhirnya membuat Belanda kembali bersedia berunding.

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Tiap 2 Mei

Dalam perundingan tersebut, Belanda akan kembali memulihkan pemerintahan setelah para pemimpin Indonesia memberi perintah untuk menghentikan gerilya bekerja sama dalam pemulihan perdamaian dan memelihara ketertiban serta keamanan.

Perundingan Roem- Roijen kemudian kembali dilanjutkan pada 1 Mei karena tekanan dari Amerika Serikat yang menjanjikan bantuan ekonomi setelah Belanda menyerahkan kedaulatan.

Jika Belanda belum menyerahkan kedaulatan Indonesia, Amerika Serikat tidak akan memberikan bantuan apa pun kepada Belanda.

Baca juga: Sejarah Hari Buruh Internasional atau May Day, Karl Marx: Bersatulah!

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved