Sosok

Johnny Iskandar 1959–2024: Sekarang, Apakah Judulnya Masih Judul-judulan, Bang?

Kabar kematiannya mengemuka pada Jumat, 9 Mei 2024. Mereka memutar lagi lagu-lagunya, lalu bersama-sama tertawa dalam tangis, menangis dalam tawa.

|
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: Randy P.F Hutagaol
KOMPAS.com/IRA GITA
Jhonny Iskandar dari Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR) berfoto pada sebuah kegiatan di kawasan Tendean, Senin (8/1/2018). 

Sebagian besar lagu PMR merupakan parodi dari hits penyanyi lain. Setelah kembali dari vakum, yang awalnya ditandai lewat konser mengejutkan di Borneo Beerhouse, tempat berkumpulnya musisi dan penggemar musik rock di Jakarta, di tahun 2014, PMR kembali memporak-porandakan lagu orang. Di antaranya Kunto Aji. Lagunya, ‘Terlalu Lama Sendiri’ diremukredamkan menjadi menjadi ‘To Long Be Alone’.

Di tahun yang sama, PMR merilis mini album berjudul ‘Orkeslah Kalau Begitar’. Dua “signiture” band besar yang jadi sasaran; ‘Mengadili Persepsi’ dari Seringai dan ‘Cinta Melulu’ dari Efek Rumah Kaca.

Secara konsep tidak berbeda dari album-album terdahulu. Boleh dikata, 90 persen dari lagu-lagu PMR adalah parodi, hanya 10 persen yang liriknya mereka tulis sendiri –lirik parodi maupun lirik lagu sendiri sebagian besar ditulis Jhonny.

Meski sedikit, tingkat kekocakan liriknya sama sekali tidak kalah dibanding lirik parodi. Bahkan bisa dikata lebih tajam. Sebutlah ‘Malam Jumat Kliwon’, ‘Ada Nggak Ada’, dan ‘Judul-judulan’. Terutama yang terakhir. Rilis tahun 1987, yang sekaligus menjadi judul album, lagu ini meledak. Konon, meski sempat dilarang edar oleh Harmoko, Menteri Penerangan RI saat itu, albumnya tetap laris manis dan terjual sampai 2 juta kopi –angka yang terbilang luar biasa bahkan untuk ukuran sekarang.

Sekali lagi, Jhonny Iskandar “menggila” bersama PMR. Dia full senyum, melawak di panggung, tertawa, membuat orang-orang yang mendengarnya tertawa. Di luar PMR, lagu-lagunya masih bernada sedih. Jhonny berwajah murung. Matanya, dari balik lesa kacamata berbingkai hitam yang diikat rantai itu, kerap tampak berkaca-kaca.

Para penggemarnya, selama bertahun-tahun telah belajar untuk menerima kedua sisi Jhonny ini. Mereka akan ikut bersedih ketika Jhonny menyanyikan lagu sedih, sebaliknya tertawa-tawa tatlaka mendengarkan PMR. Hingga ketika kabar kematiannya mengemuka pada Jumat, 9 Mei 2024, mereka terus melakukannya. Mereka memutar lagi lagu-lagunya, lalu bersama-sama tertawa dalam tangis, menangis dalam tawa.(t agus khaidir)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved