Berita Viral

PILU Petani Mamuju Histeris di Tumpukan Jagung Imbas Harga Anjlok, Video Viral: Dimana Aku Mengadu?

Pilu petani di Mamuju, Sulawesi Barat yang menangis histeris di atas tumpukan jagung imbas anjloknya harga

|
KOLASE/TRIBUN MEDAN
PILU Petani Mamuju Histeris di Tumpukan Jagung Imbas Harga Anjlok, Video Viral: Dimana Aku Mengadu? 

Semoga diperingan lah langkah si ibu ini. Dia hanya mau bertahan hidup, pemerintah yang bercandanya keterlaluan. Stop import lah, masih banyak yg seperti ibu ini diluar sana," tulis warganet lain.

Baca juga: Effendi Napitupulu Daftar ke Gerindra, Berharap Koalisi Indonesia Maju Dapat Terjadi di Toba

Baca juga: RESPONS Pemerintah Indonesia Soal Bantuan Logistik Dirusak Warga Sipil Israel, Kemenlu Kutuk Keras

Video ini juga menarik perhatian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Ia ikut merespons unggahan tersebut lewat akun X miliknya.

Ia merespons dengan dua emoji yang menunjukkan ekspresi sedih.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap bahwa pada April dan Mei ini, saat panen raya, harga jagung akan mengalami penurunan.

Bahkan, kata dia, penurunan ini bisa hingga anjlok ke bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung yang telah ditetapkan.

Amran pun meminta panen raya ini jangan disia-siakan karena para petani dalam negeri sudah bekerja keras.

"Kami persilahkan para produsen pakan ternak untuk segera menyerap. Kami juga meminta Bulog untuk menyerap jagung petani agar harga terjamin, jangan sampai harga anjlok karena kesejahteraan petani taruhannya," katanya, Kamis (2/5/2024).

Sebagai informasi, HAP jagung pipilan kering di tingkat petani dengan kadar air 15 persen telah diputuskan naik dari Rp 4.200 per kilogram ke Rp 5.000 per kg.

Blokir Jalan Imbas Harga Jagung Anjlok

Disisi lain, Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Laju demo terkait harga jagung dan rumput laut di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (20/04/24) lalu.

Demo diwarnai aksi pemblokiran jalan yang dilakukan di Desa Laju, Kecamatan Langgudu karena tuntutannya tidak direspons baik oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Hingga kemudian terjadi pembubaran paksa oleh aparat kepolisian sekitar pukul 11.12 Wita.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Laju Ahdar menceritakan, pihak aparat kepolisian awalnya membuka pemblokiran jalan, baru melakukan dialog dengan massa, dialog terjadi beberapa menit, namun lima orang tiba-tiba diseret dan diangkut.

"Inikah aneh masa jalan sudah dibuka setelah itu anggota kami diseret dan diangkut, salah kami dimana coba." keluh Adhar.

"Kami menyatakan tidak keberatan jalan itu dibuka kembali tapi ternyata oknum aparat polisi itu menyeret dan membawa paksa masa aksi," lanjutnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved