Tribunwiki

Mengenal Student Loan? Cara Bayar Uang Kuliah Pakai Utang yang Populer di Amerika Serikat

Isu kenaikan uang kuliah di sejumlah kampus mengingatkan kembali soal student loan. Bisa dibilang, student loan cara bayar uang kuliah pakai utang

Editor: Array A Argus
Shutterstock
Cara mengerjakan skripsi agar selesai tepat waktu buat mahasiswa(Shutterstock) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Akhir-akhir ini kenaikan uang kuliah di sejumlah kampus membuat kalangan mahasiswa gusar.

Sebab, kenaikan uang kuliah ini ada yang sampai 100 persen hingga 200 persen.

Karena kondisi ini pula, banyak pihak teringat tentang student loan.

Student loan adalah istilah yang mungkin masih asing di banyak telinga orang Indonesia.

Namun, di negara-negara barat, student loan cukup populer.

Baca juga: VIRAL Curhat Ikang Fawzi Antre 6 Jam di Layanan BPJS Kesehatan, BPJS: Antrean Ramai Gara-gara Libur

Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, stundet loan adalah pinjaman untuk pelajar atau mahasiswa.

Dilansir dari Kompas.com, banyak calon mahasiswa mengaku tak sanggup membayar UKT karena tak sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarganya.

Beberapa calon mahasiswa yang sudah terlanjur diterima di PTN, bahkan memilih mengundurkan diri karena keterbatasan ekonomi.

Untuk menyiasati masalah tersebut, pemerintah tengah menggodok skema student loan sebagai alternatif bagi calon mahasiswa yang ingin berkuliah di PTN namun memiliki keterbatasan ekonomi.

Apa Itu Stutend Loan

Mengutip Cambridge Dictionary, student loan adalah perjanjian di mana seorang mahasiswa di perguruan tinggi atau universitas meminjam uang dari bank untuk membiayai pendidikannya dan kemudian membayar kembali uang tersebut setelah mereka selesai belajar dan mulai bekerja.

Baca juga: Sosok Erwin Prasetyo, Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere yang Ringankan Beban Mahasiswa

Sementara mengutip situs Southern New Hampshire University, student loan adalah pinjaman yang dikhususkan untuk mahasiswa dari lembaga pemerintah atau swasta dan harus membayarnya kembali dengan tambahan bunga sebagaimana pinjaman lainnya.

Di Amerika Serikat, dana student loan salah satunya berasal dari pemerintah federal.

Di mana untuk mendapatkan pinjaman ini, mahasiswa atau pelajar harus memenuhi beberapa kriteria, misalnya rekam jejak kredit yang bagus, tidak bermasalah dengan pajak, dan terdaftar dalam jaminan sosial.

Pada dasarnya, student loan adalah sama dengan pinjaman pada umumnya di bank, di mana ada cicilan pokok dan bunga.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Taruna TNI Sering Pakai Seragam Cokelat Lengkap ke Mal atau Bioskop

Namun yang membedakannya dengan pinjaman bank, pembayaran student loan bisa dilakukan beberapa tahun mendatang alias saat mahasiswa sudah lulus dan bekerja, biasanya tagihan pembayaran utang baru akan muncul setelah 6 bulan sejak wisuda.

Hal ini tentu berbeda dengan pinjaman bank, di mana debitur harus mulai mencicil tak lama setelah pinjaman dicairkan.

Angsuran pokok dan bunga pinjaman baru akan ditagihkan setelah mahasiswa lulus kuliah.

Di Amerika Serikat sendiri, kebanyakan mahasiswa atau pelajar pernah memanfaatkan student loan selama 4 tahun berkuliah di perguruan tinggi.

Bunga yang terakumulasi pada pinjaman saat pelajar atau mahasiswa bersekolah ditambahkan ke jumlah yang akan dibayar kembali setelah sang peminjam lulus kuliah.

Jumlah pinjaman yang diberikan sangat bervariasi.

Baca juga: Bolehkah Anggota TNI dan Polri Bertato? Simak Penjelasannya

Di AS, besaran student loan rata-rata adalah 5.500 dollar AS (sekitar Rp 88,33 juta) sampai dengan 12.500 dollar AS (sekitar Rp 200,76 juta), tergantung dari banyak indikator penentu.

Ada penerima student loan yang mendapatkan subsidi bunga dari pemerintah federal, namun ada pula mahasiswa yang mendapatkan student loan namun tanpa subsidi bunga.

Skema student loan di Indonesia

Melansir Harian Kompas, sejauh ini, ada dua opsi skema pinjaman yang mengemuka.

Pertama, pinjaman berbasis mortgage atau kredit jangka panjang dengan hak tanggungan.

Skema ini menyerupai student loan di Amerika Serikat dan Kanada.

Dalam sistem ini, tenor pembayaran sudah ditetapkan sejak awal.

Tipe pinjaman ini biasanya lebih memberatkan dengan potensi gagal bayar yang lebih besar.

Baca juga: Sosok Erwin Prasetyo, Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere yang Ringankan Beban Mahasiswa

Kedua, sistem pinjaman berbasis pendapatan atau Income Contingent-Loan (ICL).

Dalam skema ini, pembayaran cicilan disesuaikan dengan level pendapatan mahasiswa setelah lulus.

Mahasiswa baru mulai membayar pinjaman setelah pendapatannya mencapai level tertentu.

Semakin kecil gajinya, semakin kecil pula cicilan yang ditanggung, demikian pula sebaliknya.

Sri Mulyani khawatir mahasiswa gagal bayar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) saat ini memang tengah menyiapkan bantuan pinjaman biaya pendidikan bunga rendah.

Pinjaman ini diperuntukkan untuk mahasiswa (student loan) yang digunakan untuk membayar UKT.

Namun skema beserta aturan student loan tersebut masih dalam tahap pengkajian.

Baca juga: Yang Lain Sibuk Naikkan UKT, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere Bayar Kuliah Pakai Pisang

"Saat ini, terkait dengan adanya mahasiswa yang masih membutuhkan pinjaman kita sekarang sedang membahas dengan Dewan Pengawas LPDP meminta untuk mengembangkan student loan," kata Sri Mulyani dikutip dari Antara.

Sri Mulyani merincikan, student loan nantinya akan menyasar para mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan secara ekonomi untuk membayar uang kuliah.

Sumber dana student loan akan dialokasikan dari dana abadi yang tersedia pada progam LPDP.

Dibuatnya skema tersebut menurut Sri Mulyani, sangat diperlukan lantaran akses pendidikan harus dapat dinikmati oleh semua masyarakat.

Oleh karena itu student loan dirancang agar biaya pendidikan tidak terlalu membebani para mahasiswa.

Namun ia mewanti-wanti agar student loan tak mengalami gagal bayar seperti yang terjadi di Amerika Serikat sehingga berujung pada pinjaman yang justru membebani mahasiswa.

“Kami sudah membahas dengan perbankan, LPDP nanti akan merumuskan bagaimana affordability pinjaman itu (student loan)," ungkap Sri Mulyani.

"Sehingga tidak memberatkan mahasiswa, tapi tetap mencegah terjadinya moral hazard, dan tetap memberikan afirmasi terutama kepada kelompok yang tidak mampu," ujarnya lagi.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved