Sumut Memilih

PKS Batal Lakukan Survei Terhadap Balon Bupati Deli Serdang, Tidak Ada Yang Mau Bayar

Ketua DPD PKS Deli Serdang, Junaidi Parapat yang dikonfirmasi membenarkan tidak ada Balon yang mendaftar membayar biaya survei.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Ketua DPD PKS Deli Serdang, Junaidi Parapat menerima berkas pendaftaran Bakal Calon Bupati Deli Serdang, M Ali Yusuf Siregar di kantornya beberapa waktu lalu.  

TRIBUB-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gagal melakukan survei elektabilitas terhadap Bakal Calon (Balon) Bupati Deli Serdang yang telah mendaftar ke mereka.

Hal ini lantaran tidak ada satupun Balon yang bersedia membayar biaya survei yang telah ditetapkan.

Padahal ada 9 orang yang sebelumnya telah mendaftarkan diri ke DPD PKS Deli Serdang. 

Informasi yang dihimpun untuk survei ini, PKS mematok biaya Rp 30 juta persatu orang Balon.

Adapun 9 orang Balon yang sebelumnya mendaftar ke DPD PKS antara lain Zakky Shahri, M Ali Yusuf Siregar, dr Asri Luddin Tambunan, Misnan Al Jawi, Riki Prandana, Saadah Lubis, Kiki Handoko Sembiring, Muhammad Idris dan Hamdani Syahputra. Diduga biaya survei yang tinggi ini menjadi alasan mengapa tidak ada satupun Balon yang mau membayarnya. 

Ketua DPD PKS Deli Serdang, Junaidi Parapat yang dikonfirmasi membenarkan tidak ada Balon yang mendaftar membayar biaya survei.

Diakui kalau seharusnya survei sudah dilakukan pada saat ini.

Sesuai rencana awal survei dilakukan selama dua pekan mulai dari tanggal 27 Mei lalu. 

"Belum survei nggak ada yang berpartisipasi. Iya gitu (nggak ada yang mau bayar). Sudah kami laporkan ke DPW dan DPP nanti di sanalah yang menyikapi. Sementara ini belum ada berikan jawaban apa-apa (berikan alasan para Balon)," ujar Junaidi Parapat Jumat, (31/5/2024). 

Junaidi mengakui kalau biaya survei yang dikenakan sebesar Rp 30 juta persatu orangnya.

Survei dilakukan hanya satu kali saja oleh mereka.

Ia menyebut bisa memahami sikap dari para Balon karena mungkin belum ada yang dapat dukungan pasti dari partainya sampai saat ini.

Karena itu untuk mengeluarkan uang survei merasa rugi kalau cepat-cepat. 

"Kitakan perahu mereka kapal induk. Kapal induk belum berikan dukungan ya kita memaklumi itu juga sehingga berpikir-pikirlah mengeluarkan biaya itu mereka. Ada juga sih ya mungkin mau cek ombak (ikut-ikutan sekedar tes popularitas).  Tapi intinya dari sini kita bisa lihat bagaimana keseriusannya," kata Junaidi.

Junaidi pun berpendapat bisa saja Balon belum mau membayar biaya survei ke partainya karena menunggu hasil survei dari partai lain yang saat ini sedang melakukannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved