Mahasiswa Geruduk Polda Sumut

Puluhan Mahasiswa Minta Polda Sumut Bentuk Tim Khusus Usut Kematian Wartawan di Karo

Para mahasiswa juga berharap Komjen Agung turun langsung mengusut kasus ini. Mereka menduga Rico bukan korban kebakaran, melainkan dibakar.

|
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Puluhan mahasiswa tergabung dalam aliansi mahasiswa pemuda Sumatera Utara menggeruduk Polda Sumut, Kamis (4/7/2024) siang. Mereka meminta Polda Sumut usut tuntas kematian Rico Sempurna Pasaribu beserta tiga anggota keluarganya yang tewas terbakar pada 27 Juni lalu. 


Karena selama ini, korban diduga juga sering mendapatkan jatah uang mingguan judi dari oknum aparat tersebut.


"Atas hal itu, korban kemudian menyampaikan permintaan anggota ormas ini pada oknum pengelola judi," sebutnya.


Array menjelaskan, saat itu oknum itu mengacuhkan pesan yang disampaikan oleh Sempurna Pasaribu


Lalu, Sempurna kembali menyampaikan hal serupa kepada oknum tadi, agar anggota ormas yang merupakan pemuda setempat itu diberikan sedikit uang bulanan.


"Atas permintaan tersebut, oknum pengelola judi itu lantas memberikan uang Rp 100 ribu pada anggota ormas tersebut," bebernya.


Ketika itu, lanjut Array, anggota ormas ini merasa tersinggung, karena alasan bahwa oknum pengelola judi telah mengacuhkan dan meremehkan dirinya. 


"Anggota ormas ini lantas memprovokasi Sempurna Pasaribu, hingga korban kemudian memberitakan lokasi perjudian yang ada dekat asrama aparat," ucapnya.


Tidak tanggung-tanggung, Sempurna menulis nama lengkap oknum itu dalam pemberitaan, dan membuat status di media sosial Facebook miliknya.


Dari informasi yang didapat, bahwa setelah berita tayang, ada oknum aparat yang menghubungi atasan korban, meminta agar berita yang tayang segera ditakedown. 


"Hanya saja, pihak perusahaan tidak mendelete berita itu," ungkapnya. 


Ia menjelaskan, setelahnya, ada juga diduga petugas kepolisian sempat menghubungi perusahaan online tempat korban bekerja, meminta agar pemberitaan dibuat secara halus.


"Berita dimaksud adalah peristiwa demo organisasi keagamaan di Kabupaten Karo, yang menuntut agar Kapolres Karo dicopot lantaran maraknya judi, prostitusi dan narkoba," tutur Array.


Kemudian, setelah pemberitaan muncul, pimpinan media Tribrata TV sempat menghubungi Sempurna Pasaribu


"Korban bilang, saat itu dirinya aman-aman saja. Namun, korban bercerita pada teman-temannya, bahwa dirinya merasa was-was setelah pemberitaan tersebut," katanya.


Lalu, korban dan rekannya kemudian mendapatkan ‘warning’ dari ketua ormas di Kabupaten Karo, bahwa mereka sedang diikuti. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved