Berita Viral
PILU Ayah Ketua OSIS yang Kesetrum Saat Diceburkan, Putranya Tewas Saat Ultah, Tangis Teman Pecah
Isak tangis pun pecah. Termasuk teman-teman mendiang. Ada seorang teman mendiang yang sampai harus dipegangi oleh dua orang.
TRIBUN-MEDAN.com - Pilu ayah Fajar Nugroho, Ketua OSIS yang kesetrum saat diceburkan di pemakaman putranya.
Putranya tewas saat ultah sang ayah memilih legowo.
Tangis teman pecah mengiringi kepergian Fajar Nugroho.
Baca juga: USAI Pegi Setiawan Bebas, Kini 5 Terpidana Coba Ikuti Jejak Pegi Setiawan, Bakal Ajukan PK
Isak tangis pecah saat jenazah Fajar Nugroho (18) dibawa meninggalkan rumah duka menuju ke lokasi pemakaman, Selasa (9/7/2024).
Rumah duka berada di Dukuh Sanggrahan, Desa/Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten
Lokasi pemakaman berada di Duku Sepi, Desa Barepan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Peti jenazah diangkat personel berseragam pasukan pengibar bendera (Paskibra).

Sejumlah personel lain juga memberi sikap hormat saat peti jenazah lewat di hadapan mereka.
Itu hingga peti masuk ke dalam mobil ambulans.
Isak tangis pun pecah.
Termasuk teman-teman mendiang.
Ada seorang teman mendiang yang sampai harus dipegangi oleh dua orang.
Baca juga: Kylian Mbappe Buang Jimat Lawan Spanyol, Langsung Keok Dipermalukan Bocah 16 Tahun
Ia tidak bisa menahan tangis saat melihat peti jenazah mendiang.
Teman-teman lain juga tak kuasa menyeka air mata yang menetes.
Pihak keluarga mendiang nampak berusaha tegar.
Ayah Fajar, Daryanto menampakkan wajah kesedihan.
Tangis terdengar saat peti jenazah tiba di pemakaman.

Para pelayat mengikuti prosesi pemakaman selesai.
Mereka kemudian mendoakan mendiang.
Paman Fajar, Suparno mengatakan bila Almarhum Fajar merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara.
"Anaknya baik, salat rajin, dikampung dikenal baik," kata dia dikutip Tribun-medan.com dari TribunSolo.com
"Di sekolah mungkin ketua OSIS dikenal baik juga, pinter," tambahnya.
Alasan Keluarga Fajar Nugroho tak Lapor Polisi
Inilah alasan keluarga Fajar Nugroho tak lapor polisi.
Meniggalnya Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Klaten yang diceburkan saat ultah itu dianggap sebagai musibah.
Dikutip Tribun-medan.com dari Sripoku, keluarga memilih legowo dan tidak melanjutkan kasus ini ke kepolisian.
Baca juga: AC Milan Segera Dapatkan Pemain Pertama, Sudah Siapkan Kontrak untuk Alvaro Morata
"Kami mintai pendapat keluarga dan orang tua (korban), tidak akan membuat laporan. Atau dengan meninggalnya anak merupakan sebuah musibah," ujar Kapolsek Cawas, Iptu Umar Mustofa kepada TribunSolo.com.
Dengan demikian, Umar mengatakan, pihak kepolisian tidak dapat melanjutkan proses hukum tanpa ada laporan dari keluarga korban.
"Dan saat ini, kami tetap melakuan klarifikasi dari beberapa orang yang ada di sekitar," paparnya.
Pihak keluarga yang diwakili ayah korban, juga telah menandatangani surat pernyataan.
Baca juga: KETUA OSIS Tewas Kesetrum Setelah Dapat Surprise dari Teman Sekolah, Orangtua Pilih Tak Lapor Polisi
Salah satu keluarga Fajar, Suparno (53) yang merupakan Paman mengatakan hal ini dilakukan usai kesepakatan keluarga.
"Jadi kami dari pihak keluarga, setelah bicara dengan bapak ibunya. Semua keluarga bisa menerima ini musibah," ucapnya.
Kronologi
Ketua Osis SMAN 1 Cawas Klaten, Fajar tewas kesetrum di hari ulangtahunnya. Dia kesetrum saat dijatuhkan teman-temannya di kolam sekolah sedalam 3 meter.
Teman-temannya berniat merayakan ulangtahun Fajar dengan melumurinya dengan tepung dan melemparkannya ke kolam.
Namun, naasnya, Fajar tewas kesetrum di kolam sedalam 3 meter.
Berdasarkan kronologinya, teman-teman SMAN 1 merancang kejutan di hari ulangtahun Fajar Senin (8/7/2024).
Namun yang mengerikan, perayaan ulang tahun Fajar berujung maut setelah teman-teman OSISnya menceburkan korban ke kolam sekolah dengan kedalaman 3 meter.
Karena tak bisa berenang, Fajar pun menarik kabel aliran listrik untuk pegangan.
Adapun peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di kolam SMA 1 Cawas.
Kapolsek Cawas, Iptu Umar Mustofa mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika korban dan teman-temannya OSIS sekitar 30 orang melakukan pertemuan di sekolah.
Baca juga: JADWAL Liga Inggris 2024-25: Siap Move On, Martin Odegaard Sesumbar Bakal Bawa Arsenal Juara
Baca juga: Pilkada Tangsel, Dasco Klaim Ahmad Riza Patria dan Marshel Widianto Dapat Dukungan Parpol Lain
Baca juga: Laga Belanda Vs Inggris Semifinal Euro Dipimpin Wasit yang Pernah Disuap dan Bikin Bellingham Marah
Tujuan mereka berkumpul untuk pembagian tugas guna mencari sponsorship lomba pengembangan prestasi minat bakat siswa pada 25 Juli 2024.
Pada saat pembagian tugas, ada temannya yang mengetahui korban sedang berulang tahun dan ingin merayakannya.
Selesai makan siang dan salat Dzuhur, korban langsung ditaburi tepung kemudian diceburkan teman-temannya ke kolam sekolah.
"Pembagian tugas dari jam 9 sampai Dzuhur kemudian dari temannya ada yang tahu korban ulangnya sekarang (Senin kemarin). Terus dicarikan tepung kemudian disiram tepung. Pas dia dari kamar mandi langsung dibopong teman-temannya terus diceburkan ke kolam sekolah," kata Umar dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (9/7/2024).
Diduga tidak bisa berenang, korban pun tidak sengaja meraih seutas kabel di dekat kolam saat berusaha naik ke atas.
Ternyata kabel tersebut terdapat aliran listrik, sehingga korban tersetrum.
Teman-teman korban kemudian terjun ke kolam dan berusaha menolong korban.
Baca juga: INILAH 3 Janji Andra Soni jika Terpilih Menjadi Gubernur Banten Periode 2024-2029
Baca juga: SIARAN Langsung Spanyol Vs Prancis Jam 02.00 WIB, Kiper AC Milan Jadi Andalan, Deschamps Incar Juara
Mengetahui ada saluran listrik, salah satu teman korban meminta mematikan saklar listrik yang tersambung ke kolam.
"Ada satu teman korban yang dirawat di rumah sakit karena mengalami sesak saat berusaha menolong korban," kata Umar.
Umar menambahkan, keluarga korban sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Korban akan dimakamkan keluarga siang ini.
Jenazah korban dimakamkan pada Selasa (9/7/2024) pukul 11.00 WIB di pemakaman umum Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
"Siang ini korban akan dimakamkan pihak keluarga," terang Umar.
(*/Tribun Medan)
Baca juga: DULU Desak Harus Berkantor di IKN di Awal Juli 2024 Ini, Sekarang Batal, PDIP Sentil Presiden Jokowi
Baca juga: Duduk Perkara Warga di Bali Disekap Ditelanjangi dan Dianiaya 10 Polisi hingga Dipaksa Cabut Laporan
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.