TRIBUN WIKI

Tips Cegah Aksi Bullying pada Anak, Ini yang Mesti Diperhatikan Orang Tua

Orang tua harus memahami bagaimana mencegah aksi bullying terhadap anak. Ada beberapa hal yang mesti jadi perhatian orang tua

|
Editor: Array A Argus
Univ Airlangga
Ilustrasi bullying 

Saat berkunjung ke sekolah, temuilah guru dan pihak sekolah yang bertanggung jawab atas perilaku pelajar seperti guru BK untuk mendiskusikan hal ini.

Tetap tenang dan kendalikan emosi.

4. Minta sekolah rencanakan penyelesaian

Minta sekolah untuk membuat rencana agar anak merasa lebih aman, misalnya mengubah jadwal pelajaran, mengawasi anak selama bermasalah, meminta guru BK untuk mengawasi dan memperhatikan anak-anak yang membuat masalah, atau orang tua dapat meminta pihak sekolah untuk membantu anak pindah kelas apabila perlakuan bullying tersebut berlangsung terus menerus.

5. Libatkan orang tua pelaku bullying

Temui orang tua pelaku dan minta secara baik-baik agar orang tua dari pelaku bullying tersebut dapat membantu dan mengajarkan anaknya secara baik-baik, tanpa harus memberi pengajaran yang keras, karena biasanya ada alasan di balik perilaku anak yang menjadi pelaku bullying

Kita pernah mendengar istilah, “lebih baik mencegah daripada mengobati,” bukan?

Ketika anak menjadi korban bullying, anak akan menjadi rendah diri dan kehilangan kepercayaan dirinya.

Hal ini dapat membawa anak menuju kondisi mental yang lebih kompleks lagi.

Jadi, sebelum anak mendapat perlakuan bullying, sebaiknya orang tua melakukan beberapa hal ini agar anak tidak mudah menerima perlakuan bullying :

1. Tingkatkan rasa kepercayaan diri anak

Biasanya, pem-bully akan mencari seseorang yang lebih lemah dari dirinya baik itu dari segi fisik, penampilan, bahkan ekonomi.

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, akan membuat anak tak mudah untuk di-bully, justru akan dijadikan sebagai senjata oleh anak untuk melawan pem-bully tersebut.

Untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri anak, orang tua perlu mengajarkan anak untuk mencintai dirinya sendiri, kemudian ajak anak untuk melakukan kegiatan di luar rumah, dan beri kesempatan untuk anak menambah pengalaman dengan melakukan hal baru.

Selain meningkatkan kompetensi anak, pengalaman-pengalaman baru itu membuat anak merasa memiliki nilai lebih dan membuatnya merasa lebih berharga dan percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungannya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved