Berita Viral

KENAPA Donald Trump Tidak Ditembak Mati? Penembakan setelah Tiga Hari Rusia Nyatakan Perang Dingin

Insiden penembakan Donald Trump pada Sabtu sore pukul 18.08 waktu setempat (atau sekitar pukul 06.08 Minggu waktu Indonesia) mengejutkan dunia.

|
Editor: AbdiTumanggor
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Insiden penembakan Donald Trump 

TRIBUN-MEDAN.COM - Insiden penembakan Donald Trump pada Sabtu sore pukul 18.08 waktu setempat (atau sekitar pukul 06.08 Minggu waktu Indonesia) mengejutkan dunia. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa Donald Trump tidak ditembak mati?

Peristiwa penembakan ini bertepatan pula setelah tiga hari, Rusia nyatakan kembalinya Perang Dingin usai Amerika Serikat resmi memutuskan menempatkan rudal balistik antar benuanya di Jerman.

Sebelumnya, Rusia memperingatkan Amerika dan menyatakan sedang mempersiapkan langkah-langkah kembalinya Perang Dingin.

Hal itu setelah Gedung Putih resmi memutuskan untuk menempatkan rudal jarak jauh (antar benua) di Jerman.

Diketahui, Amerika Serikat mengumumkan keputusan ini pada Rabu (10/7/2024) dalam pertemuan puncak NATO di Washington DC.

Gedung Putih menyatakan bahwa penempatan senjata jarak jauh, termasuk rudal jelajah Tomahawk di Eropa berfungsi sebagai pencegah (antisipasi) dari musuh.

Keputusan AS menempatkan rudal jarak jauhnya di Jerman mendapat apresiasi dari Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Rusia pun murka atas keputusan ini. Pemerintahan Vladimir Putin pun memperingatkan Amerika Serikat dan nyatakan kembalinya Perang Dingin.

"Kami mengambil langkah mantap menuju Perang Dingin," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Semua atribut Perang Dingin dengan konfrontasi langsung akan kembali," tegasnya, dikutip dari berita Rusia TASS.

Langkah ini memicu kritik di Jerman, bahkan di antara anggota Partai Sosial Demokrat Scholz.

Namun, Scholz membela keputusan tersebut, menyatakan bahwa ini adalah langkah pencegahan dan pengamanan perdamaian yang penting pada waktu yang tepat.

AS menyatakan bahwa pengerahan episodik rudal jarak jauh ke Jerman dengan rencana penempatan permanen di masa depan.

"Melatih kemampuan canggih ini menunjukkan komitmen AS terhadap NATO dan kontribusinya terhadap pencegahan terpadu Eropa," kata Gedung Putih dalam pernyataan bersama dengan pemerintah Jerman.

Sementara, Duta Besar Rusia untuk Jerman memperingatkan akan memburuknya hubungan antara Moskwa dan Berlin jika pengerahan tetap dilakukan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved