JEJAK Kesawan Kota Tua Medan, Periode Pembangunan dan Deretan Gedung yang Masih Digunakan
Jika Kota Jogja punya situs bersejarah Jalan Malioboro, Bandung punya Jalan Braga, Medan juga punya Jalan Kesawan.
TRIBUN-MEDAN.com - Jika Kota Jogja punya situs bersejarah Jalan Malioboro, Bandung punya Jalan Braga, Medan juga punya Jalan Kesawan.
Kesawan bukanlah situs baru bagi penduduk Kota Medan. Kesawan hadir sebagai tempat yang strategis untuk anak muda menghabiskan waktu bersama teman, pacar, maupun keluarga di malam hari.
Sementara bagi orang tua, tempat ini adalah tempat yang tak terlupakan yang menyimpan banyak kenangan.
Jalan Kesawan merupakan jalan tertua di Kota Medan, dan kini sudah berganti nama menjadi Jalan Ahmad Yani.
Meski begitu, tetap saja banyak warga Kota Medan menyebut kawasan ini sebagai Jalan Kesawan.
Memasuki kawasan Kesawan ini, kita seperti memasuki dunia lain yang ber-timeline di tahun 1950-an. Suasana itu tercipta karena bangunan-bangunan tua yang masih berdiri hingga sekarang.
Bangunan tua ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Medan di masa lampau hingga sekarang.
Baca juga: Ortu/Wali Murid SD Lentera Harapan Medan Protes Uang Sekolah Naik Drastis 40 Persen

Melihat latar belakang Kesawan, kita akan kembali pada tahun 1590 hingga 1837.
Pada tahun itu Kesawan masih berbentuk perkebunan sawah serta rumah dan kedai yang berderet. Ada juga Masjid Bengkok yang sekarang masih berdiri di kawasan pusat kota ini, tepatnya di Jalan Mesjid.
Pembangunan infrastruktur kawasan Kesawan dimulai pada rentang waktu 1838-1887.
Badan jalan mulai diperkeras dengan batu. Rumah-rumah dan kedai yang berdiri dibangun lebih baik dengan bahan papan.
Pembangunan kawasan Kesawan tak bisa dilepaskan dari peran Kolonial Belanda.
Belanda mulai membangun beberapa fasilitas umum di daerah Kesawan sekitar tahun 1880-an sampai 1900-an. Fasilitas yang dibangun antara lain, stasiun kereta api (Deli Spoorweg Matchapji) yang sekarang menjadi Stasiun Kereta Api Medan.
Kemudian hotel (Hotel De Boer) yang sekarang dapat kita jumpai di Jalan Balai Kota dengan nama Inna Dharma Deli Hotel.
Ada juga bank (The Javasche Bank) yang sekarang menjadi kantor Bank Indonesia, dan kantor pos (Post Kantoor) yang sekarang dikenal dengan Post Bloc Medan.
Fasilitas umum ini dibangun untuk menunjang kebutuhan perusahaan-perusahaan Belanda, termasuk perkebunan.
Pada awalnya Kesawan dihuni oleh orang-orang Melayu. Seiring pesatnya perdagangan pada masa itu, sejak tahun 1880 banyak pendatang dari Malaka dan daratan China yang tinggal di kawasan Kesawan.
Tak heran, kawasan Kesawan sering disebut sebagai pusat pemukiman komunitas China.

Sayangnya di tahun 1889 sempat terjadi kebakaran besar di daerah Kesawan. Musibah itu meludeskan 67 rumah dan toko yang arsitekturnya masih berbahan kayu.
Setelah kebakaran hebat itu, kawasan Kesawan tidak ditinggalkan begitu saja. Dilakukan pembangunan secara cepat menggunakan bahan yang lebih baik lagi yaitu, batu bata. Mulai dari sini pembangunan di daerah Kesawan semakin pesat sampai sekrang.
Berikut periode pembangunan Kesawan :
Tahun 1913 sampai 1937, pembangunan di daerah Kesawan berkonsentrasi pada tempat tinggal, pusat pertokoan, pemerintahan, perdagangan dan hiburan.
Pada tahun 1938 sampai 1962, bangunan bangunan bergaya modern mulai dibangun.
Tahun 1963 sampai tahun 1995 pembangunan di daerah Kesawan berubah menjadi kawasan perkantoran, perdagangan, dan pusat hiburan.
Sejak 1996 sampai 2004, Kesawan sempat kehilangan marwahnya sebagai tempat bersejarah dikarenakan banyaknya ruko-ruko yang dibangun dan dijadikan sarang burung walet. Pada tahun 2003 juga dibangun Kesawan Square yang menjadi pusat kuliner Kota Medan.
Saat ini pemerintah berniat merevitalisasi kawasan Kesawan. Selain menjadi cagar budaya, kawasan Kesawan menjadi pusat tempat hiburan dan kuliner di Kota Medan.
Pada masa sekarang kita juga masih bisa menikmati bangunan bangunan tua khas arsitektur Belanda yang menarik. Tidak jarang banyak warga Kota Medan datang ke Kesawan untuk berfoto dengan latar bangunan-bangunan tua khas Belanda ini.
Beberapa bangunan tua yang masih bisa kita nikmati sampai sekarang adalah:
1. Masjid Gang Bengkok
Masjid ini didirikan pada tahun 1874 di atas tanah wakaf dari Hj Muhammad Ali atau sering dikenal dengan sebutan Datuk Kesawan. Masjid yang dibangun oleh saudagar asal Tiongkok, Tjong A Fie ini diberikan untuk Kesultanan Deli pada saat itu.

2. Bank Nederlandsche Handel Maatschappij
Gedung peninggalan Belanda yang bergerak di bidang perusahaan ekspor impor ini berdiri sejak 1888 sampai sekarang. Bangunan ini terletak di sebelah Gedung London Sumatra Indonesia atau biasa disebut Lonsum. Kini bangunan itu dipakai oleh Bank Mandiri.
3. Kamp Lembah
Didirikan pada tahun 1909. Sekarang lebih dikenal dengan Gedung Percetakan Sumatera Post, yang kini telah berubah menjadi tempat Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.
4. Kafe Klub Witte Societeit
Tempat ini dulunya sebagai tempat nongkrong para tuan-tuan perkebunan untuk membicarakan banyak hal, dan sekarang digunakan oleh Bank Central Asia (BCA).
5. Tjong A Fie Mansion
Mansion dari seorang saudagar sekaligus dermawan asal Tiongkok ini bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Sebab bangunan ini sekarang menjadi objek wisata dengan nama Museum Tjong A Fie Mansion.
6. London Sumatra Indonesia
Bangunan yang berdiri tahun 1909 ini menjadi kantor perusahaan perkebunan milik Harrison dan Crossfield, perusahaan perdagangan yang berpusat di London. Gedung Lonsum tercatat sebagai gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi lift. Kini gedung ini berpindah tangan ke perusahaan PT PP London Sumatra (Lonsum) yang merupakan perusahaan di bidang agrobisnis. (*/tribunmedan.com)
Ditulis oleh mahaiswa magang dari Fisip USU, Sion Philip Sagala
BREAKING NEWS❗ Polda Sumut Ungkap Pabrik Liquid Vape Bermuatan Narkoba, 2 Tersangka Diamankan |
![]() |
---|
Efek CFN, Geliat UMKM Tumbuh di Kawasan Kota Tua Kesawan, Benny Iskandar : Ada 160 |
![]() |
---|
Warga dan Pengusaha Antusias Sambut Dampak Positif CFN di Kawasan Kota Tua Kesawan |
![]() |
---|
Nikmati Medan Lebih Dekat di CFN, Kawasan Kota Tua Kesawan Dihidupkan jadi Pentas Rakyat |
![]() |
---|
Banyak Kabel Semrawut yang Mengenai Ruko di Kelurahan Kesawan, Warga : Apa Tunggu Ada Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.