Berita Viral

Kodam IX/Udayana Berikan Kesempatan Kedua kepada Joni untuk Tes TNI AD, Pernah Dipanggil ke Istana

Joni sempat terkenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI

Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Kodam IX/Udayana memberikan kesempatan kedua kepada Joni untuk tes TNI AD. Diketahui, Joni sempat terkenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu Joni masih duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri Silawan. (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.MEDAN.COM - Dukungan terus mengalir di media sosial untuk Yohanes Ande Kala atau Joni agar diterima jadi prajurit TNI. Kini, Kodam IX/Udayana memberikan kesempatan kedua kepada Joni.

Diketahui, Joni sempat terkenal sebagai bocah pemanjat tiang bendera pada saat upacara HUT ke-73 RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat itu Joni masih duduk di bangku kelas 1 SMP Negeri Silawan.

Setelah viral, Joni kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.

Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.

Presiden Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.

Gagal Tes Pertama Bintara TNI

Kini setelah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Atambua tahun 2024, Joni pun mengikuti tes masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD).

Namun, cita-citanya menjadi abdi negara itu langsung terkubur, lantaran tidak lolos tes.

"Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter," ungkap Joni dikutip dari Kompas.com (4/8/20224).

Joni mengaku sedih saat diumumkan dirinya gugur akibat tinggi badan yang belum memenuhi syarat dalam penerimaan Bintara TNI AD.

"Jujur saja, perasaan sangat sedih karena sudah dinyatakan tidak lulus terpilih. Saat saya sampaikan kepada keluarga terutama mama, mereka juga sangat sedih dan kecewa. Tapi mau bagaimana lagi," katanya lagi.

Meski begitu, Joni tak berkecil hati. Dia tetap akan lebih giat berolahraga supaya saat seleksi Penerimaan Bintara TNI AD tahun berikutnya bisa lulus.

Keinginannya pun sederhana, ingin membahagiakan ibunya dan keluarga, serta membanggakan ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Cita-cita saya hanya satu, ingin menjadi anggota TNI, sehingga saya akan mencoba lagi," kata Joni.

Joni mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024 melalui Korem 16104/Wirasakti Kupang.

Dukungan terus mengalir di media sosial untuk Yohanes Ande Kala atau Joni agar diterima jadi prajurit TNI. (Istimewa)
Dukungan terus mengalir di media sosial untuk Yohanes Ande Kala atau Joni agar diterima jadi prajurit TNI. (Istimewa) 

Diberikan kesempatan kedua 

Kini, kabar menggembirakan, Kodam IX/Udayana memberikan kesempatan kedua kepada Joni.

"Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung di Kota Kupang, wilayah Korem 161/WS," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024).

Kolonel Agung mengatakan proses seleksi dari Kodam IX/Udayana sudah dimulai hari ini (Selasa).

Pendaftaran anggota TNI mensyaratkan tinggi badan minimal 163 sentimeter (cm).

Namun daerah tertinggal seperti di NTT punya ketentuan khusus tinggi badan minimal 160 cm. "Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm. Namun ini masih tahap administrasi,"imbuh Agung.

Selain tinggi badan, ada serangkaian tes yang wajib dijalani semua calon tentara, termasuk Joni.

Tesnya meliputi kesehatan, postur, jasmani, akademik, dan psikotes.

Piagam Penghargaan dari Pemerintah, Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroiknya saat upacara peringatan HUT RI ke-73 juga akan dipertimbangkan.

Kemudian, hasil serangkaian tes akan dilaporkan ke Mabes TNI AD (Mabesad).

"Kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kami laporkan ke Mabesad," jelasnya kemudian.

Joni Telah Dipanggil Dandim

Terbaru, Joni mengaku telah dipanggil Komandan Kodim (Dandim) 1605/Belu Letkol Arh Suhardi.

Joni diminta untuk menghadap ke Makodim Belu, Selasa (6/8/2024) pagi.

Namun ia belum mengetahui topik yang dibahas. "Saya ditelepon tadi untuk menghadap Dandim Belu, tetapi saya belum tahu ketemu untuk apa," kata Joni, Selasa (6/8/2024).

Joni juga mengaku sudah dihubungi oleh Ajenrem Korem 161/Wira Sakti untuk segera berangkat kembali ke Kota Kupang untuk bertemu dengan Ajenrem.

Namun dia juga mengaku belum mengetahui lebih lanjut soal alasan pemanggilan dirinya ke Makorem 161/Wira Sakti Kupang.

"Mungkin setelah bertemu dengan Bapak Dandim baru saya bisa tahu alasan pemanggilan mereka,"ujar Joni.

Didukung netizen

Kegagalan Joni masuk TNI ini pun menjadi sorotan netizen di media sosial.

Mereka netizen berharap agar Joni diterima saja sebagai prajurit TNI. 

Hal itu karena aksi heroiknya telah menyelamatkan pengibaran merah putih.

"Manjat tiang itu aksi heroik. Mengibarkan merah putih. Diundang ke istana. Loloskan 100 persen!!"tulis Putra.

"Sudahlah pak, loloskan saja. walaupun dia bukan keluarga jenderal dan tidak punya koneksi, apa salahnya diberi dispensasi krn pengorbanannya. sama2 jalur khusus kan,"tulis Brajamusti.

"Usaha keras Joni menyelamatkan pengibaran bendera merah putih saat upacara akan membuahkan hasil terbaik untuk cita-citanya. Luluskan,"tulis Choirul Hariristanto.

"Semoga ada jalan terbaik utk Joni, bocah yg sudah nampak herioiknya untuk merah putih,"tulis Dedi Derajat.

Baca juga: DUKUNGAN untuk Joni Agar Diterima Jadi TNI, Akhirnya Kodam IX/Udayana Beri Kesempatan Testing Kedua

(*/Tribun-medan.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved