One Stop Shopping Rumah Uis, Berangkat dari Cinta dan Kepedulian pada Tenun Khas Karo

Rumah Uis yang dimiliki oleh Averiana Barus kini menjadi tempat belanja favorit warga Sumut yang senang mengoleksi barang-barang berbau etnik.

TRIBUN MEDAN/Joy Silvana Aritonang
Averiana Barus bersama koleksi Uis Karo di Rumah Uis Jl Jamin Ginting, No 252 Kota Medan (5/8/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Rumah Uis yang dimiliki oleh Averiana Barus kini menjadi tempat belanja favorit warga Sumut yang senang mengoleksi kain tenun, pakaian dan aksesoris berbau etnik Karo. Contohnya saja, Wali Kota Medan Bobby Nasution yang sudah beberapa kali berkunjung ke Rumah Uis berlokasi di Jalan Jamin no 252 Ginting, Kota  Medan, untuk berbelanja pakaian.

Kecintaan Averiana Barus kepada Budaya Karo, menjadi alasan wanita cantik tersebut mendirikan Rumah Uis, walaupun pada awalnya tidak semua orang suka atas hasil karyanya. 

“Di awal-awal waktu aku memodifikasi Uis ini, ya tidak semua orang suka. Karena perspektif orang memandang kain tradisional itu kan gak sama. Ada yang melihat sisi sakralitasnya, ada yang melihat sisi budayanya yang enggak boleh diapa-apain,” jelas Averiana Barus kepada reporter Tribun Medan beberapa waktu lalu.

Uis Gara atau Uis Karo bukanlah hal yang asing di masyarakat Karo. Uis merupakan kain atau  pakaian yang digunakan dalam acara adat ataupun kegiatan sehari-hari masyarakat Suku Karo.

Ave sapaan akrabnya, mengaku melihat dari sisi ekonomi Uis. Ia mengatakan banyak wacana-wacana yang bermunculan ketika ia mulai memodifikasi Uis, dari orang-orang yang menganggap kain tradisonal tersebut tak seharusnya dibuat seperti itu.  

Ave mengatakan bermula dari keprihatinan terhadap kepopuleran Uis Karo, di mana ketika ia melihat pameran-pameran kain tradisonal, Uis Karo tampak di belakang.

“Menurut saya di tahun 2014, dibanding kain-kain tenun yang lain, kain Karo itu masih belum punya panggung. Jadi tempatnya itu selalu di belakang, karena memang digunakan untuk acara adat saja,” kenang Ave. 

“Kain kami yang sebagus ini, sehalus ini kok gak ada panggungnya? Aku pikir pada waktu itu ya mungkin belum tren,” tambahnya.

Berawal dari membuat benda-benda sederhana seperti asesoris, tas, kemudian berkembang hingga baju yang ia buat di rumah orang tuanya.

Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Karo Meldus Dipopulerkan oleh Intan Br Ginting

Uniknya setiap karya yang diproduksi oleh Rumah Uis, memiliki hasil motif yang berbeda.

“Karena tenun Karo itu semuanya tenun manual atau tenun gedok, setiap karya penenun itu pasti berbeda. Jangankan penenun yang lain dengan yang lain, satu kain aja bisa berbeda,” ucap Ave.

Hal ini tentunya menguntungkan bagi para pelanggan yang tidak ingin memiliki motif pasaran. 

Di dalam ruko tingkat tiga tersebut, tampak seorang wanita muda  yang kebingungan ketika hendak memilih koleksi Uis yang dimiliki oleh Ave. Sesekali pelanggan tersebut menelepon rekannya untuk membantu menentukan pilihan. 

Adapun koleksi dari Rumah Uis dapat dibanderol mulai dari harga Rp 50.000 dan yang paling banyak diminati adalah Uis Nipes.

“Kalau yang paling banyak diminati itu, Uis Nipes. Karena keperluannya selain untuk fashion juga untuk adat. Jadi, persentase yang tertinggi itu ya di Uis Nipes,” ucap penyanyi Karo tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved