Ajak Mahasiswa Bangun Usaha Kriken, Fifin Raup Omzet di Atas Rp 500 Juta

Peduli terhadap peluang kerja yang semakin menyempit, pemilik usaha Kriken, Fifin Suprianti (50) mengajak mahasiswa Kota Medan untuk bergabung

Tribun Medan/ Risya Fakhrana
Owner Kriken, Fifin Suprianti menempelkan stiker produk di rumah produksi Jl Perwira Utama No 50, Lalang, Medan Sunggal (21/82024) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Peduli terhadap peluang kerja yang semakin menyempit, pemilik usaha Kriken, Fifin Suprianti (50) mengajak mahasiswa Kota Medan untuk bergabung menjadi reseller dengan usaha yang dibangunnya.

Memulai usaha bernama Kriken sejak Desember 2019, Fifin berhasil meraup omzet di atas Rp 500 juta per tahun melalui rumah produksi yang terletak di Jalan Perwira Utama No 50, Lalang, Medan Sunggal, Sumatra Utara.

Pada awal berdirinya Kriken, Fifin melakukan riset serta memperkenalkan produknya dengan memberikan tester, serta menerima saran dari para pelanggan. Ia pun menggaet para mahasiswa Kota Medan untuk bergabung dengannya sebagai reseller.

“Saat awal mula Kriken berdiri, saya menggandeng mahasiswa menjadi reseller untuk membantu jual Kriken dengan sistem bagi hasil. Beberapa bulan berjalan, ternyata masuk Covid, jadi saya ajak mereka untuk sama-sama belajar jualan online. Di situlah kami menemukan formula berjualan online, apalagi melalui marketplace yang ternyata asik sekali. Alhamdulillah, Covid justru membawa berkah bagi Kriken,” ucap Fifin saat ditemui di kediamannya sekaligus rumah produksi Kriken.

Di masa Covid-19, Fifin mengaku orderan Kriken melalui media sosial justru terus bertambah hari demi hari. Ia pun sangat bersyukur usaha yang baru saja didirikannya ternyata digemari para customer.

“Pas Covid, omzetnya malah berlimpah. Jadi kami enggak pernah tuh mengalami omzet yang jatuh karena pandemi, justru meningkat pesanannya. Kriken ini bisa diterima di masa Covid lah, Mba,” sambungnya.

Beberapa varian Kriken sd
Beberapa varian Kriken

Diketahui, Kriken merupakan singkatan dari ‘keripik kentang’. Namun ternyata, Fifin mendapatkan fakta baru mengenai makna di balik nama Kriken.

“Awalnya saya membuat nama Kriken sebagai singkatan dari keripik kentang. Namun seiring waktu berjalan, barulah saya ketahui bahwa Kriken punya makna lain. Dalam bahasa karo, Kriken artinya ‘habiskan’,” ungkapnya. 

Makna habiskan dalam bahasa Karo, diharapkan Fifin menjadi doa tersendiri bagi Kriken agar selalu habis terjual.

“Setelah saya pikir, Kriken yang bermakna habiskan cocok sekali dengan usaha kami. Berharap apa yang kami produksi itu habis. Jadi kami juga selalu membawa bahasa kearifan lokal Sumatra Utara. Secara, kentang ini kan bahan bakunya diambil dari Tanah Karo, Berastagi. Ternyata berkorelasi sekali, tuhan baik sama saya,” ucapnya sambil tersenyum semringah.

Terdapat berbagai varian yang ditawarkan dengan harga terjangkau, yaitu mulai dari Rp 15.000.

“Untuk varian, kita ada yang original dengan kemasan ekonomis, ada juga yang balado dengan rasa manis-asin-pedas. Lalu ada Kriken teri, yaitu balado dicampur teri khas Kota Medan. Selain olahan kentang, kita ada cemilan pendukung yaitu keripik bawang, stik kentang keju dan sambal teri kacang. Harganya juga beragam, mulai dari Rp 15.000 sampai yang termahal hanya Rp 50.000,” jelas Fifin.

Karena kondisi yang sudah stabil, Fifin pun mengaku mulai menjajakan Kriken secara offline. Kriken sudah terdapat di beberapa toko oleh-oleh di hotel, jasa catering serta kerja sama dengan Business to Business (B2B) untuk memasarkan Kriken sebagai souvenir dan cinderamata.

Baca juga: Semerbak Bisnis Parfum Dylan Rich dan Le London, Diracik di Indonesia Demi Tekan Ongkos Produksi

Jadi Oleh-oleh Khas Medan


Seiring berkembangnya usaha yang dirintis, pemilik usaha Kriken, Fifin Suprianti berharap, Kriken dapat menjadi satu di antara oleh-oleh khas yang dicari ketika berkunjung ke Kota Medan.

“Kami bermimpi, Kriken akan jadi salah satu oleh-oleh khas Medan, jadi kalau orang ke Medan tuh carinya Kriken. Mudah-mudahan, produk kami ini kualitasnya bisa terjaga terus agar para konsumen bisa repeat order,” ucapnya.

Ibu dari dua orang anak ini mengaku, dinas Kota Medan maupun provinsi turut serta membantu usahanya untuk mengikuti berbagai event, bazar maupun pameran yang terdapat di Kota Medan.

“Dinas-dinas Kota Medan maupun provinsi selalu menginformasikan kepada kita kalau ada bazar, pameran atau business matching untuk ketemu calon-calon buyer, kami selalu diikutkan. Karena Alhamdulillah, banyak sekali yang minat untuk mengonsumsi keripik kentang. Saya melihat, Kriken ini salah satu produk yang laku dan selalu sold out. Itu kenapa, orang dinas atau pihak ketiga sering mengajak kami karena barangnya suka habis,” ucap Fifin.

Fifin pun mengaku, sudah mendaftarkan usahanya untuk membayar pajak.

“Di tahun 2023, kami sudah berkontribusi untuk membayar pajak. Yang mana, untuk UMKM yang sudah dikenakan pajak artinya beromzet di atas Rp 500 juta,” tuturnya.

Tak hanya melibatkan mahasiswa dalam usahanya, Fifin juga bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) untuk membuka pelatihan bagi para mahasiswa dalam menciptakan hingga memasarkan produk.

“Di tahun ini, kami mulai aktif mengajak anak muda atau masyarakat yang mau memulai usaha, yuk diskusi dengan saya, gratis. Jadi saat ini kami juga bekerja sama dengan UMSU untuk menciptakan wirausahawan muda. Di sini, mahasiswa belajar menciptakan produk, kita sama-sama berdiskusi untu menciptakan produk yang maunya mereka serta bagaimana melakukan pemasaran,” kata Fifin. (cr34)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved