Berita Viral

KISAH PILU Atlet Sumut Agnes Sirait Diduga Dipaksa Pakai Jilbab Sebelum Naik Ring di PON Aceh 2024

Atlet Muaythai asal Sumut Agnes Sirait kecewa dengan panitia PON Aceh 2024. Wanita asal Toba Sumut ini tak terima dipaksa mengenakan jilbab saat perta

HO
KISAH Atlet Sumut Agnes Sirait Diduga Dipaksa Pakai Jilbab Sebelum Naik Ring di PON Aceh 

TRIBUN-MEDAN.com - Atlet Muaythai asal Sumut Agnes Sirait kecewa dengan panitia PON Aceh 2024. Wanita asal Toba Sumut ini tak terima dipaksa mengenakan jilbab saat pertandingan. 

Dia heran panitia mendadak membuat peraturan bahwa Agnes harus mengenakan jilbab sebelum naik ke atas ring. 

Kondisi ini membuat Agnes mau tak mau mengenakan jilbab dan membuatnya kesulitan konsentrasi saat bertanding. 

Sebab selama ini, ia tak pernah latihan atau pun bertanding dengan jilbab. 

Peraturan yang dibuat panitia PON Aceh 2024 ini melanggar HAM. 

Mereka memaksa tradisi daerah tersebut, padahal tak ada dalam peraturan PON Aceh-Sumut 2024. 

Dalam curhatan di media sosial, Agnes disuruh harus mencari jilbab untuk dipakai sebelum naik ke atas ring.

Disebutkan bahwa sebelumnya, Agnes sudah mengetahui dan memahami berbagai peraturan yang harus ditaati di ajang Muaythai PON Aceh.

Baca juga: Tim Sepakbola Putri DKI Jakarta Melaju ke Final setelah Kalahkan Bangka Belitung dengan Skor 2-1

Baca juga: Resep Wedang Tahu yang Lumer di Mulut, Nikmat Disantap saat Cuaca Dingin

Agnes pun sudah fokus dan bersiap untuk melakukan pertandingan, namun tiba-tiba panitia menyuruhnya memakai jilbab, padahal peraturan ini tidak disebutkan sedari awal.

Sehingga, hal ini membuat Agnes yang tidak terbiasa memakai jilbab merasa tidak nyaman saat bertanding.

Ia merasa sesak, sangat tidak nyaman, dan berujung dengan buyarnya konsentrasi saat bertanding.

Tentunya, hal ini membuat Agnes dan Tim Muaythai Sumut sangat kecewa.

Mereka merasa dicurangi, terlebih lagi ketika melihat di lapangan bahwa wasit yang memimpin pertandingan adalah wanita tanpa jilbab.

Peraturan Muaythai

Jika melihat regulasi dari regulasi Muaythai Indonesia (IFMAYO), tertulis bahwa pada intinya, tidak ada kewajiban untuk memakai penutup kepala, dan hal ini mejadi plilihan bagi atlet yang bersangkutan, boleh berhijab atau tidak berhijab.

Sehingga, jika melihat dari peraturan, maka hal yang menimpa Agnes memang sangat berlawanan dengan regulasi IFMAYO, dan tidak seharusnya terjadi.

Perdebatan pun muncul imbas dari munculnya postingan akun X @SammiSoh yang menggunakan nama akun Pemerhati Hukum Emperan ini.

"Tadi pagi, Basket Putri Jatim vs Papua, 100 persen tanpa hijab, aman-aman saja. Saya kira ini bukan tentang penerapan syariat Islam Aceh, karena tidak ada perintah berjilbab bagi non muslim di Aceh. Barangkali ini aturan teknis penyelenggara saja dan itu ranahnya PB PON, bukan Aceh," tulis akun @FarhanAtjeh.  

"Lucunya panitia PON Aceh," tambah akun @Sialeksih.

"Malam td aku nnton pertandingan muaythai di Balai Meusraya aceh, Banyk gk pke jilbab kok dari kontingen luar, gkppa…dan gk d permasalahin," timpal @bujurjuakahhh.

Pemilik Katering di Banda Aceh Rugi Puluhan Juta Akibat Ulah Panitia PON Aceh

Pemilik katering di Banda Aceh mengalami kerugian sebab panitia PON Aceh batalkan pesanan sehari sebelum acara. 

Wanita ini curhat di media sosial mengalami kerugian puluhan juta. 

Melalui akun TikToknya @hanyakamu190, ibu ini menjelaskan bahwa panitia sudah memesan 3.000 kotak makanan untuk PON Aceh-Sumut.  

Namun tiba-tiba sehari jelang acara, panita membatalkan pesanan secara sepihak. 

Ia mengatakan panitia memesan 1.000 kotak nasi dan 2.000 kotak kue untuk dibagikan di hari yang sama.

Diketahui jika dalam penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut 2024 akan dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh sejak Senin (9/9/2024) lalu.

Tampak dalam sejumlah video yang ia unggah pada Minggu (8/9/2024) dengan keterangan bertuliskan:

"Korban acara PON phin2 nebi harapan aleuh nyan ka nepekewa dum na ruho go hana nepike #ponxxi2024sumutaceh #korbanPON sumut." tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Pemilik katering di Banda Aceh mengalami kerugian sebab panitia PON Aceh batalkan pesanan sehari sebelum acara. 
Pemilik katering di Banda Aceh mengalami kerugian sebab panitia PON Aceh batalkan pesanan sehari sebelum acara.  (HO)

Dalam video berdurasi 59 detik tersebut tampak seorang wanita tengah memvideokan ribuan kotak makanan yang telah siap untuk pesanan PON.

Namun diketahui jika pihak panitia PON membatalkannya h-1 hari secara sepihak.

Mirisnya, ibu tersebut mengungkap jika para pegawai yang ia pekerjakan  merupakan para janda yang juga turut mengalami kerugian.

Sementara itu, mereka banyak yang mencari nafkah dari pekerjaan tersebut.

"Hai, korban makanan sudah siap kotak-kotak untuk nasi kotak PON sebanyak 1000 dan kue 2000, barang-barang siap tiba tiba H-1 dibatalkan sepihak," katanya.

"Lihatlah, padahal modal sendiri, modal untuk buat nasi 1000 dan kue 2000, tahu-tahu dibatal tiba-tiba," imbuh si ibu.

"Yang kerja ini janda janda, begebuk bekerja," tuturnya.

Terlihat penjual nasi kotak tersebut merasa sangat kecewa karena pemesanan makanan tersebut dibatalkan sepihak dan secara mendadak H-1 acara.

Akibatnya pihak penjual nasi kotak mengalami kerugian karena sebelumnya sampai harus meminjam uang sebagai modal.

Dalam video lainnya, penjual nasi kotak ini bahkan sampai meminjam modal ke saudara-saudaranya untuk modal tersebut.

"Nih, orang nih udah pernah ikut rapat, lihatlah korban-korban nih, para oknum yang tidak bertanggung jawab."

"Kalau memang enggak mau kasih, tolong jangan kasih harapan, karena orang nih modalnya pun ngutang cari ke orang, ini jujur langsung dari korban."

"Kasihan banyak sekali korban, ada orang dalam, ada yang main-main ini, ini janda semua, kita kan berharap, masih banyak korban lain," kata si ibu dengan marah.

Unggahan tersebut tampak mendapat ribuan suka dari warganet serta mendapat ratusan komentar yang beragam.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved