Unjuk Rasa Warga Gedangan

Pemkab Asahan Respons Unjuk Rasa Warga yang Blokir Jalan, Sudah Dianggarkan Rp 12 Miliar

Massa aksi tidak mempercayai ucapan Kabid Bina Marga tersebut. Bahkan, selama penyampaiannya, Haris disoraki dengan ucapan pembohong. 

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
Haris Muda Rambe, Kabid Bina Marga Kabupaten Asahan mendatangi masyarakat untuk memberikan keterangan bahwasanya jalan tersebut direncanakan akan dibangun pada Oktober 2024 mendatang. Ungkap Haris jalan tersebut akan dibangun sepanjang 2 KM dengan anggaran Rp 12 miliar. 

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan merespons aksi unjuk rasa masyarakat empat kecamatan di Jalan Besar Gedangan, Kecamatan Pulau Bandring, Kabupaten Asahan, Kamis (12/9/2024). 

Unjuk rasa yang dilatarbelakangi kekecewaan warga atas rusaknya jalan.

Menurut Kabid Bina Marga, Haris Muda Rambe mengatakan Pemerintah Kabupaten sudah mengangarkan dana untuk pembangunan Jalan Besar Gedangan. Jalan ini nantinya akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Jalan ini akan dibangun pada bulan Oktober 2024 mendatang. 

"Bulan Oktober akan dibangun, sudah masuk dalam PABPD dan dianggarkan untuk pembangunan jalan ini. Selain ini, Air Joman juga masuk dalam PABPD," kata Haris Muda Rambe. 

Haris mengatakan untuk Jalan Besar Gedangan akan dibangun sepanjang dua kilometer dengan anggaran Rp 12 miliar. 

"Itu sudah dianggarkan Rp 12 miliar, PABPD diajukan kemarin, dan informasinya, di bulan Oktober ini akan dibangun," katanya.

Ia berharap, masyarakat dapat bersabar menunggu pembangunan yang dipastikan akan terealisasi. 

Kendati begitu, massa aksi tidak mempercayai ucapan Kabid Bina Marga tersebut.

Bahkan, selama penyampaiannya, Haris disoraki dengan ucapan pembohong. 

Akses Jalan Menuju Tol Diblokade Masyarakat akibat Jalan Tak Kunjung Diperbaiki

Sebelumnya, akses jalan di Desa Gedangan diblokade masyarakat untuk menuntut Jalan Besar Gedangan, Kecamatan Pulau Bandring, Kabupaten Asahan segera diperbaiki, Kamis (12/9/2024). 

Parahnya, jalan yang diblokade masyarakat adalah salah satu akses jalan menuju ke pintu tol Kisaran dari arah Bandar Pasir Mandoge.

Selain itu, jalan ini juga merupakan jalan alternatif Asahan menuju Siantar dan Prapat. 

Salah seorang pengunjuk rasa, Gumbel, mengaku jalan ini tak kunjung diperbaiki dan diperparah selama pembangunan jalan tol Kisaran. 

"Ini jalan sebelumnya tidak begitu rusak, kemudian pembangunan jalan tol, mobil truk pembawa tanah timbun milik tol melintas," kata Gumbel. 

Katanya, jalan ini diaspal pada tahun 1991 namun, tetap dilakukan perawatan dengan ditambal sulam. 

"Zaman Bupati Asahan yang lama, Buya Taufan selalu menambal jalan ini. Tapi, sejak ada tol ini, truk-truk pengangkut tanah itu melintas, jalan kami semakin rusak," katanya. 

Ia mengaku, pemblokiran jalan ini merupakan aksi kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap tutup mata dengan masyarakat. 

"Jalan tol ini dibangun begitu mewah, hanya berjarak beberapa ratus meter dari sini, tapi jalan kami sangat hancur," katanya. 

Ia berharap kepada pemerintah agar jalan ini segera diperbaiki jalan ini agar tidak ada lagi korban. 

"Kami selalu diberi janji-janji, tapi nggak ada pembangunan. Tak sedikit sepeda motor jatuh, mobil patah as, truk sawit terguling. Kami berharap, jalan ini segera dibangun," pungkasnya. 


(cr2/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved