JEJAK Sintong Panjaitan Tumpas PKI, Rebut Kantor RRI, Temukan Lubang Buaya, Pembersihan di Jateng
Sejarah mencatat Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan terlibat langsung dalam operasi penumpasan G30S/PKI tahun 1965 silam.
Bahkan ada jenderal yang sempat ditawan pasukan kelompok PKI di Palembang, akhirnya selamat.
Pasukan itu langsung meninggalkan tawanannya setelah mendengar siaran RRI tersebut.
Setelah menguasai RRI, Kompi Tanjung ditugaskan merebut Bandara Halim Perdanakusuma yang saat itu dikuasai batalyon dari Jawa Timur yang mendukung PKI.
Bandara Halim Perdanakusuma akhirnya bisa dikuasai pasukan PRKAD.
Saat Bandara Halim Perdanakusuma dikuasai PRKAD, didapat informasi bahwa jasad jenderal yang diculik dikubur di sekitar Lubang Buaya, kawasan di sekitar Halim.
Karena Kompi pimpinan Sintong Panjaitan, yang sebelumnya akan diterjun ke Kuching, dianggap paling siap akhirnya mereka yang diberi tugas menemukan lokasi penguburan jasad para Pahlawan Revolusi.
Pasukan yang dipimpin Sintong akhirnya menemukan sumur tua yang sudah ditutupi tempat penguburan jasad Pahlawan Revolusi.
Saat pengangkatan jasad, Sintong akhirnya meminta bantuan tim TNI AL yang mempunyai peralatan lengkap.
Pembersihan di Jawa Tengah
Aksi Sintong Panjaitan dalam penumpasan PKI tidak berhenti di Lubang Buaya.
Pada 17 Oktober 1965, Kolonel Sarwo Edhi memimpin RPKAD ke Jawa Tengah untuk melakukan “pembersihan”.
Adapun Jawa Tengah ketika itu dianggap sebagai daerah darurat.
Selain dikenal sebagai basis massa PKI, ada pula pergerakan perwira dan prajurit TNI mendukung Dewan Revolusi Indonesia bentukan PKI.
Bahkan, beberapa perwira TNI yang loyal terhadap pemerintah ditangkap dan dibunuh oleh prajurit pendukung PKI.
Kolonel Suherman yang merupakan Asintel Kodam IV/Diponegoro, adalah perwira yang mendukung gerakan Dewan Revolusi bentukan PKI.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.