PILU Nasib Bocah 11 Tahun, Dirudapaksa Bergilir, Lapor Polisi Malah Disuruh Urus KK, Bayar Rp 1 Juta

TRIBUN-MEDAN.com - Pilu nasib bocah 11 tahun ini, ia menjadi korban rudapaksa secara bergilir hingga dianiaya.

Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Korban berinisial C ini pun hanya bisa pasrah saat berjuang mencari keadilan atas peristiwa pilu yang menimpa dirinya.

C dan keluarga datang untuk melaporkan peristiwa rudapaksa yang dilakukan oleh dua pria.

Nahas, polisi justru tak langsung menindaklanjuti laporan korban.

Saat datang bersama sang ibu untuk melapor, C justru ditolak petugas kepolisian.

Mereka ditolak karena terkendala identitas hingga laporannya tak langsung dilayani dengan baik.

C merupakan anak yatim, sang ayah sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Beberapa bulan lalu, C ikut dengan ibunya yang bekerja sebagai penjaga kue di salah satu warung.

Tepatnya di depan kampus 2 Universitas Islami Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa.

AT, ibunda korban bercerita pengalaman pahitnya saat pertama kali mendatangi kantor polisi untuk mencari keadilan terhadap putri kecilnya, Minggu (15/9/2024).

Menurutnya, petugas polisi yang saat itu berjaga malah menolak laporannya lantaran tak ada kartu identitas.

Hingga akhirnya, ia bersama putrinya kembali pulang untuk terlebih dulu mengurus identitas.

Akan tetapi masalah administrasi kembali menimpa keluarga korban.

Saat mengurus identitas, C diharuskan membayar Rp1 juta untuk mengurus kartu keluarga (KK) di kantor Kelurahan Garassi, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.