News Video

Pelajar di Asahan Penuh Luka, Diduga Diculik dan Dianiaya Oleh Geng Motor Hingga Tak Sadarkan Diri

Petugas satreskrim polres Asahan tak beres menangani kasus penculikan dan penganiayaan yang dilakukan sekelompok pemuda yang diduga geng motor. 

Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Fariz

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Petugas satreskrim polres Asahan tak beres menangani kasus penculikan dan penganiayaan yang dilakukan sekelompok pemuda yang diduga geng motor. 

Pasalnya, pengakuan korban Muhammad Hilal Abrar, dirinya diculik dan disekap oleh beberapa orang untuk dianiaya di sebuah kamar kos hingga tak sadarkan diri.

Menurut penuturannya, kejadian tersebut bermula saat dirinya memperingati rekan wanitanya agar memberitahu kepada pacarnya untuk tidak ikut-ikut geng motor. 

Namun, pesan tersebut dianggap sebagai ancaman dan terduga pelaku mengajak rekan-rekannya untuk menjemput korban dan menyekapnya di sebuah kamar kos. 

"Awalnya, saya punya teman. Saya bilang, pacarmu itu jangan ikut-ikutan geng motor. Kalau yang di Sentang itu gapapalah, kalau yang lain jangan. Ga bagus itu. Tapi, karena dikiranya saya menjelek-jelekan, dia mengajak abang-abangannya untuk menganiaya saya," kata Hilal, Sabtu (19/10/2024). 

Hilal disekap didalam kamar kos, dan dianiaya oleh beberapa orang hingga tak sadarkan diri dan sempat mendapatkan perawatan. 

"Pulang sekolah, kemudian dia bawa abang-abangannya menjemput saya. Disana, dibawanya saya ke Kosan abang-abangannya. Disana saya dipukuli, saat dipukul, kena di perut jatuh kebawah, ga sadar lagi. Kalau yang mukul ga kenal, cuma tanda wajahnya, tapi yang kenal Fawas itu," katanya. 

Sementara, orang tua korban, Mahateir Agusta Kesuma mengaku khawatir dengan kondisi anaknya yang babak belur setelah dianiaya oleh geng motor yang diduga berpos di Kelurahan Sentang, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan

"Kejadian itu saya langsung membuat laporan ke polisi, saya sampai dirumah sakit itu melihat kalau kondisinya parah, wajahnya penuh dengan luka, kepalanya memar, tangan terkilir, dan muntah-muntah karena kepalanya dihantam," kata Mahateir, orang tua korban. 

Katanya, korban yang masih harus bersekolah menjadi sebuah kekhawatirannya di ganggu oleh pelaku dan diancam lebih dari yang sebelumnya dilakukan. 

"Kalau bisa, anak-anak ini dikumpulkan, bagaimana penyelesaian kami buka. Karena, kami juga sudah membuat laporan polisi. Kami mau anak kami ini, bukan hari ini aja, kedepannya ada rasa aman dia bersekolah dan terjamin," katanya. 

Katanya, tak ada tindakan yang dilakukan oleh tim satreskrim Polres Asahan dalam penanganan kami perkara ini. 

"Tidak ada, setelah visum itu kami pulang, karena setiap kami tanya, belum ada lagi perkembangan," pungkasnya. 

Sementara, AKBP Afdhal Junaidi, Kapolres Asahan belum menjawab dikonfirmasi tribun-medan.com melalui pesan singkat whatsapp. 

(cr2/www.tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved