VIDEO

Polda Sumut Selidiki Kematian Calon Pramugari Asal Kisaran, Makam Akan Dibongkar

Rencananya, pekan depan Polisi akan memanggil pelapor maupun pihak Sumatera Flight Education Center.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Satia

TRIBUN-MEDAN-com,MEDAN- Polda Sumut menyatakan telah menerima laporan pihak Ade Nurul Fadillah (19) siswi calon pramugari sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Letjen Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan.


Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, pihaknya akan segera menyelidiki kasus ini.


Rencananya, pekan depan Polisi akan memanggil pelapor maupun pihak Sumatera Flight Education Center.


"tentu Polisi selanjutnya adalah melakukan penyelidikan dan mengagendakan dalam Minggu ke depan ini untuk mengundang pihak terkait, di antara pelapor sendiri dan lembaga atau pihak kampus yang menjadi tempat yang bersangkutan melaksanakan pendidikan. Kita tunggu proses itu yang tentu akan disikapi oleh penyidik Ditreskrimum,"kata Kombes Hadi Wahyudi, Senin (28/10/2024).


Terkait permintaan ekshumasi atau bongkar kuburan untuk autopsi, Polda Sumut akan segera melakukannya.


Autopsi jenazah untuk mengetahui penyebab pasti kematian Ade Nurul Fadillah, yang diduga tewas tak wajar.


"Tentu untuk kepentingan penyelidikan atas permintaan keluarga korban apalagi seperti itu, kenapa tidak kita untuk melakukan ekshumasi sebagai pembuktian pembuktian dalam langkah penyelidikan. Jadi semua tentu akan berproses, kita tunggu proses yang nanti dijalankan oleh rekan rekan penyidik."


Sebelumnya, seorang wanita bernama Ade Nurul Fadilah (19), warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara diduga meninggal tak wajar.


Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya di asrama sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Letjen Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan.


Sebab, di tubuh korban diantaranya leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan.


Kuasa hukum korban, Thomy Faisal Sitorus Pane mengatakan, kejanggalan ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut pada 23 Oktober lalu setelah mendapat kuasa dari keluarga korban.


Thomy mengungkap, korban didaftarkan ke dalam kursus dunia penerbangan Sumatera Flight Education Center pada 29 Juli 2024.


Saat diantar kakaknya, kondisi Ade sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama.


Ternyata, lanjut Thomy, pada Selasa 1 Oktober lalu sekira pukul 23:00 WIB, pihak keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempat korban belajar, kalau Ade sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).


Namun, 15 menit kemudian, pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.


"Tanggal 1 Oktober, jam 23:00 WIB pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU. Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah,"kata Thomy Faisal Sitorus Pane, Jumat (25/10/2024).


Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah.


Disini pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.


Rupanya, dokter tersebut menyatakan kalau Ade sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya.


Hal inilah yang jadi tanda tanya pihak keluarga karena kematian korban singkat dan janggal.


"Sementara itu ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban."


Setibanya jenazah di rumah duka, pihak keluarga mau memandikan jenazah ternyata didapat sejumlah diduga lebam membiru di tubuh korban.


Lebam ini diduga akibat penganiayaan yang menyebabkan kematian.


"Lalu, yang lebih terlihat ketika dimandikan. Ketika dimandikan terlihat ada lubang mayat seperti bekas cekikan."


Thomy mengungkap pihak kursus dunia penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun.


Mereka cuma bilang Ade sakit, tanpa menjelaskan sakit apa.


Sedangkan keluarga, meyakini korban sehat jasmani.


Karena kejanggalan ini, keluarga membuat laporan Polisi supaya diselidiki.


Bahkan, keluarga meminta jenazah Ade yang sudah dimakamkan untuk diautopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian nya.


"Saya selaku kuasa hukum meminta diautopsi jenazah atau bongkar makam supaya bisa di otopsi dan mengetahui penyebab kematian korban. Saya juga sedang menunggu perkembangan dari Polda Sumut bagaimana nantinya."

 


(Cr25/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved