Sumut Terkini

KALA Anak-anak Pun Takut ke Sekolah, Trauma Berat Akibat Serangan Brutal Prajurit TNI Armed 2/KS

Kepala Dusun III, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, mengungkap, para pelajar ketakutan imbas kejadian serangan prajurit TNI ke warga sipil.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Komandan Batalyon Artileri Medan 2/105 KS, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya menyerang warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. 

Mobil ambulan dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki, juga menaiki sepeda motor dari belakang.

Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.

Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.

Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.

Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.

Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.

Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.

Setibanya di depan Armed situasi memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.

Salah satu warga, Herna, mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI. Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai menganiaya pria 60 tahun itu tanpa belas kasih.

Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk. "Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia dibunuh," kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).

Herna mengungkap, sejauh ini korban tewas satu orang. Ada belasan korban luka, tapi dikabarkan delapan orang yang luka parah. Dari jumlah itu, satu di antaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.

Terpisah, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha, saat ini kasus tersebut telah ditangani oleh Pomdam I Bukti Barisan. Pihaknya juga telah mengambil langkah-langkah, usai peristiwa penyerangan tersebut. 

"Dari pihak Kodam masih melaksanakan penyelidikan, jadi kita sudah ada langkah-langkah yang dilakukan oleh Kodam, dari pihak Pangdam sudah melaksanakan mediasi kepada pihak korban dan kepada masyarakat, di Armed 2/105," kata Dody, Minggu (10/11/2024).

Katanya, sampai saat ini ada 33 orang prajurit yang diduga terlibat dalam peristiwa penyerangan di pemukiman warga tersebut.

Dody menyampaikan, atas kejadian itu Pangdam I Bukit Barisan juga telah melaksanakan jam komandan di Batalyon Armed 2/105. Pihaknya juga bertanggungjawab atas korban masyarakat yang luka akibat diserang oleh para prajurit Armed 2/105 Kilap Sumagan.

"Delapan orang korban masyarakat yang luka-luka sudah dipindahkan dari rumah sakit Sembiring ke Rumah Sakit Putri Hijau, dan akan diberikan pengobatan secara terbaik, sehingga mereka sampai sembuh," ujarnya.

(Cr25/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved