Sumut Terkini
PILU Ibu Sri Ulina Ditunjang sampai Masuk Parit saat Insiden Prajurit TNI Armed Serang Warga Sipil
Detik-detik mencekam puluhan prajurit TNI dari Batalyon Armed 2/KS menyerang warga sipil, masih terpatri di benak Sri Ulina Perangin-angin.
Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis, ia melarikan diri ke rumah neneknya.
Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.
Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya. Kemudian Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.
Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah sambil menghajarnya.
Rofikar mengatakan dirinya dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul. Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya," ungkapnya.
"Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli," sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan. Di sini dia diperlakukan seperti penjahat. "Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol," katanya.
Baca juga: KENAPA Ratusan Prajurit TNI Armed Beringas dan Membabi Buta Serang Warga Desa Selamat Sibiru-biru?
Sabtu siang, sekira pukul 13:30 WIB, suasana kembali memanas ketika ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru beramai-ramai membawa mayat Raden Barus (60), korban tewas ke Batalyon Armed 2/105 KS.
Awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba usai diautopsi.
Setibanya mobil ambulan, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulan berisi mayat korban ke Batalyon Armed.
Mobil ambulan dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki, juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan. Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai. Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan
Batalyon Armed
TNI Serang Warga Sibiru-biru
korban penyerangan prajurit Armed
Sri Ulina Perangin-angin
Bakar Motor, 6 Anggota Geng Motor di Batubara Diamankan |
![]() |
---|
Program Sekolah Gratis untuk SMA Sederajat Baru Berjalan Tahun 2026, Diawali dari Kepulauan Nias |
![]() |
---|
Pengusaha Muda Ditemukan Terkubur di Ladang Kopi, Terakhir Terlihat Berboncengan dengan Seseorang |
![]() |
---|
RDP ke DPR RI Soal Dugaan Pungli Kejari Samosir ke Kades, Begini Rekomendasi DPR RI |
![]() |
---|
Pemkab Angkat Bicara Soal Isu Deli Serdang Belum Capai UHC di Sumut, Ini Fakta-Faktanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.