Sumut Terkini

Sebagian Warga Desa Ketawaren Kembali ke Desa, Ini Penanganan Pemkab Karo Dalam Dampak Bencana

Namun, dari sebanyak 173 warga dari 70 kepala keluarga saat ini belum semuanya kembali ke desa.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
HO
Personel gabungan membantu proses kepulangan warga Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar, ke desanya setelah sebelumnya selama satu bulan tinggal di pengungsian akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor, Sabtu (16/11/2024) kemarin. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO- Setelah selama satu bulan tinggal di pengungsian, akhirnya warga Desa Ketawaren bisa kembali ke kampungnya.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Juspri Nadeak, pemulangan warga Desa Ketawaren dari pengungsian dilakukan pada Sabtu (16/11/2024) kemarin.

"Ya benar, setelah adanya rapat dan koordinasi dengan semua pihak tim gabungan Forkopimda Kabupaten Karo, kita kemarin memutuskan sudah bisa memulangkan warga Desa Ketawaren yang sebelumnya mengungsi karena bencana," ujar Juspri, Minggu (17/11/2024).

Namun, dari sebanyak 173 warga dari 70 kepala keluarga saat ini belum semuanya kembali ke desa.

Pasalnya, akibat bencana tersebut sebanyak 10 rumah warga Desa Ketawaren tercatat mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat.

Sehingga, dikatakannya warga yang rumahnya mengalami kerusakan masih belum bisa kembali ke desa sembari menunggu bantuan untuk perbaikan rumahnya.

Dijelaskan Juspri, dalam penanganan bencana ini salah satu hal yang dilakukan Forkopimda Karo ialah mencari solusi untuk perbaikan rumah warga yang rusak sehingga nantinya masyarakat sudah bisa kembali dengan nyaman.

"Sudah kita carikan kemarin agar rumah warga yang rusak bisa diperbaiki. Nah jadi saat ini, masih belum semuanya kembali ke desa," ucapnya.

Dalam penanganan bencana di Kecamatan Juhar, Juspri menjelaskan pihaknya juga telah berkolaborasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Karo untuk bisa mengajukan bantuan ke Kementerian Sosial.

Tak hanya itu, setelah melakukan rapat dengan masyarakat terkait apa saja yang diperlukan pihaknya juga sedang berusaha untuk mengajukan permohonan ke Kementerian Kehutanan agar masyarakat bisa menggunakan hutan untuk aktivitas bertani.

Pasalnya, seperti diketahui akibat banjir bandang dan tanah longsor di sana selain merusak rumah juga turut merusak lahan pertanian warga.

Sehingga, masyarakat di sana yang dominan memiliki aktivitas sebagai petani sudah kehilangan mata pencaharian akibat lahan pertaniannya rusak dihantam bencana.

Seperti diinformasikan sebelumnya, akibat cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Karo membuat titik mengalami bencana. Salah satu titik terparah, berada di Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar yang membuat 173 orang terpaksa harus diungsikan.

(mns/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved