Berita Viral
UCAPAN Ayah Siswi SD yang Dibunuh di Banyuwangi, Sambil Terisak, 5 Hari Pelaku Belum Ditemukan
Kematian CNA membuat keluarga merasa terpukul. Mereka tak menyangka pelaku tega bertindak keji menyebabkan hilangnya nyawa korban.
TRIBUN-MEDAN.com - Inilah ucapan ayah siswi SD yang dibunuh di Banyuwangi.
Saambil terisak, ia ingin bertemu pembunuh anaknya.
5 hari usai putrinya ditemukan tewas, pelaku belum ditemukan.
Baca juga: Profil Iptu Hafiz Prasetia Akbar, Anak Mantan KSAU Kini Jadi Mantu Andika Perkasa
Ayah CNA (7), Doni Nurchusaeri punya permintaan khusus jika pelaku pembunuhan dan dugaan pemerkosaan anaknya ditemukan.
Raut wajah sedih tak bisa ditutupi oleh Doni usai anaknya yang masih kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) meninggal dunia karena dibunuh.
Putri kecilnya itu ditemukan tanpa nyawa oleh ibu kandung sendiri, dalam kondisi yang mengenaskan, pada Rabu, (13/11/2024) di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca juga: HASIL UEFA Nations League Tadi Malam - Prancis Bungkam Italia, Inggris Pesta Gol, Haaland Hattrick
CNA menjadi korban pembunuhan diduga disertai pemerkosaan.
Pasalnya, polisi menemukan tanda-tanda kekerasan seksual di tubuh gadis kecil itu.
Jasadnya ditemukan ibu kandung korban yang sedang hamil 8 bulan.
CNA ditemukan setelah keluarga mencari-mencari keberadaan sang anak karena tak kunjung pulang ke rumah sepulang sekolah.

Kematian CNA membuat keluarga merasa terpukul. Mereka tak menyangka pelaku tega bertindak keji menyebabkan hilangnya nyawa korban.
Rasa sedih yang mendalam membuat Doni ingin bertemu dengan pelaku apabila nantinya telah terungkap.
Permintaan itu disampaikannya di depan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi dan Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra di rumah duka.
Baca juga: DETIK-DETIK Timses Calon Bupati di Madura Tewas Dibacok, Disaksikan Warga, Cuma Gegara Beda Pendapat
“Apabila pelaku sudah ketemu, saya minta ketemu dengan pelaku. Saya ingin bertanya kenapa berbuat sadis seperti itu,” kata Doni sambil terisak, Sabtu (16/11/2024).
Doni juga meminta pihak kepolisian untuk menurunkan anjing pelacak untuk mendeteksi pelaku.
Sosok Pelaku
Kisah pilu siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Kalibarumanis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, berusia 7 tahun, ditemukan tewas pada pukul 10.30 WIB, Rabu (13/11/2024).
Korban ditemukan tertelentang di semak-semak ilalang.
Korban ditemukan dalam kondisi tak wajar bersimbah darah diduga korban pembunuhan.
Alat vital korban rusak dan kepalanya bocor.
DCN kemudian dibawa ke RSUD Genteng, dan dinyatakan meninggal dunia saat akan diselamatkan.
Tak hanya dianiaya, bocah kelas 1 MI itu juga diduga diperkosa pelaku.
Tubuh siswi MI ditemukan tergeletak di kebun oleh sang ibu bersama pihak sekolah yang mencari korban, karena belum sampai rumah setelah jam pulang sekolah.
Petugas kepolisian langsung menuju RSUD Genteng dan TKP.
Dari lokasi kejadian petugas menemukan sepeda dan sepatu milik korban.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega mengatakan, korban diduga diserang oleh seseorang.

"Sementara tadi kami lihat ada kancing yang bertebaran dan kondisi celana yang terlepas. Kemungkinan berarti ada dugaan itu dibuka paksa," kata Kompol Andrew Vega dikutip dari tvOneNews, Kamis (14/11/2024).
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
"(Pelaku) belum terdeteksi," kata Andrew.
Bibi korban, Intan Herawati mengatakan pada saat kejadian korban belum kunjung pulang dari sekolah.
Padahal biasanya korban pulang sekolah pukul 10.00 WIB.
Keluarga dibantu pihak sekolah kemudian mencari keberadaan DCN.
"Setelah mencari bersama-sama, kepala sekolah yang menemukan pertama di perkebunan," kata Intan Herawati.
Menurut Intan, perjalanan ke sekolah memang melewati perkebunan sepi dan panjang.
Korban sehari-harinya memang biasa membawa sepeda saat berangkat sekolah.
"Dia biasa membawa sepeda sendiri bersama kakaknya. Dia pulang jam 10, kakaknya pulang jam 11, jadi dia pulang duluan," jelasnya.
Intan juga mengatakan, DCN yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara itu saat kejadian sedang mengenakan perhiasan anting dan kalung.
"Kalung dan antingnya hilang," kata Intan lagi.
Menurut Intan, keponakannya itu sehari-hari hanya main bersama kakaknya di rumah.
"Kalau gak akrab dia gak mau disapa, kalau disapa dia langsung pulang, cerita ke mamanya," jelas Intan.
Ia juga mengatakan kalau keponakannya itu memang setiap hari pulang sendiri dari sekolah naik sepeda.
"Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 10 menit, cukup jauh, itu pun melewati perkebunan yang sepi. Kalau penerangan sih gak ada, kanan kiri perkebunan," tandasnya.
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.