Deli Serdang Terkini

Kisah Putri, Selamat dari Longsor Sembahe karena Ada yang Ingin ke Toilet, Jalan Kaki 7 Jam di Hutan

10 orang meninggal dunia tertimpa longsor dan terbawa arus longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang sejak 26 November 2024.

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Momen korban longsor Sembahe-Tirtanadi keluar dari dalam mobil yang terbalik diabadikan Putri dan rombongan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Tragedi longsor dan banjir di tikungan maut Sembahe-Tirtanadi menyisakan kisah pilu para korban.

10 orang meninggal dunia tertimpa longsor dan terbawa arus longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang sejak 26 November 2024.

Salah satu korban selamatan adalah Putri, adik dari Felix. Dia menceritakan kepada keluarga detik-detik tragedi maut yang mencekam saat melintas di bawah reruntuhan longsor Sembahe-Tirtanadi.

Putri melihat langsung mobil tertimpa pohon besar, mobil yang terbalik akibat longsor hingga mobil penumpang yang terperosok ke dalam jurang.

Dia dan rombongan di dalam mobil menyaksikan batu-batu besar dan pohon besar jatuh dari atas tebing menimpa warga yang melintas.

Beruntung Putri dan rombongan selamat tapi mobil mereka rusak.

Takdir Tuhan menjadi penentu keselamatan Putri dan rombongan.

Rombongan Putri selamat karena ada penumpang yang mendadak kebelet membuang air kecil sekitar 10 menit sebelum reruntuhan longsor jatuh ke jalan.

"Awalnya kami rombongan mau pulang kampung ke Samosir. Tiba-tiba ada yang mau kencing kami berhenti. Bus rombongan yang di belakang kami maju, itu lah mereka yang kena timpa longsor tepat depan mata kami, mobil tertimpa longsor, kami sudah histeris. Kami sudah pasrah" katanya.

Di Depan mata saksi korban, penumpang yang terjepit di dalam bus terbalik keluar secara merangkak dari kaca jendela mobil. Ada juga yang menjerit meminta tolong. 

Saat itu hujan begitu deras, di gelap malam yang dingin, Putri dan rombongan tak punya pilihan untuk meneruskan perjalanan atau mundur. 

"Posisi adik kami sudah terjebak di tengah titik longsor, maju longsor, di belakang longsor. Jalan sudah lumpuh gak bisa kemana-mana. Merinding kali menceritakannya" kata Felix. 

Kata Felix, adik dan rombongan akan pulang kampung karena ada mobilisasi untuk memilih Pilkada di Samosir.

Adiknya dibiayai bus transportasi untuk pulang kampung pada 27 November 2024.

"Adik kami bilang gak tahu ceritanya bagaimana mereka sampai di Siantar pas pagi. Mereka jalan kaki selama 7 jam lewat hutan. Jangan tanya bagaimana mereka bisa tembus ke Siantar, aku juga heran, adikku juga gak tahu caranya bisa ke Siantar. Mereka jalan kaki lintasi hutan sama sopir, mau pulkam untuk milih Pilkada," ungkap Felix pada Tribun Medan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved